fourty

5.4K 446 27
                                    

Aku up karena besok uas terakhir
Eh tapi masih ada 2 matkul lain lagi deh :')
Sistem uas nya lebih ke presentasi daripada typical uas with soal yang beranak-cucu.
Tapi seram juga karena dosen pengujinya :'D
Wml, wml. Haha.

Pemanasan dulu sebelum masuk ke konflik pt.2.
I promise ini ga bakalan belibet.
Semoga aja.

▪︎▪︎■■♧■■▪︎▪︎

Sekembalinya dari Jepang, Jaemin dan Jaehyun menjadi semakin lengket. Jaemin juga lebih sering menghabiskan waktunya di apartemen Jaehyun. Dan hal tersebut membuat sang mami sedikit terganggu. Ia masih tidak rela bila Jaemin akan diambil dari pengawasannya.

Kini Jaemin dan kedua orang tuanya sedang berkumpul di rumah mereka. Ia kembali hanya untuk mengambil kimchi dan lemon jar yang tempo hari ia minta untuk dibuatkan oleh bibi Nam. Tetapi sang mami menahannya di ruang keluarga.

Tuan Park bertanya kepada Jaemin, "Jadi, papi sudahi saja kerjasama dengan Jeno?"

Jaemin memutar matanya malas. "Terserah. Aku gak peduli. Itu bisnis papi, bukan punyaku." Ia melanjutkan kunyahannya pada tangerine.

"Kapan kalian akan menikah?" Nyonya Park menatap menelisik kepada anaknya. Ada sesuatu yang membuatnya khawatir kala melihat anaknya yang begitu tenang.

"Mami pernah dengar istilah cohabitation? Kami sedang mencoba melakukannya. Thats's why aku gak tidur di sini lagi."

FYI: istilah kohabitasi ini digunakan untuk merujuk kepada pasangan yang tinggal seatap, tapi mereka ga punya status resmi (menikah).  Alasannya bisa beragam sih. Kalo di US, yang kaya gini udah biasa bgt. Sedangkan di Indonesia mungkin ada tapi ya tahulah Indonesia kan negara yang terbilang sangat konservatif. Bukan maksud menjelekkan Indonesia ya... tapi kan emang bener gitu :( jangan salah paham :( Di Korea juga kohabitasi itu sepengetahuanku sih masih tabu. cmiiw

Nyonya Park memijat pelipisnya. Instingnya tidak pernah meleset bila menyangkut Jaemin. Masalah apa lagi yang akan ditimbulkan oleh anaknya itu? "Itu riskan."

"Bagaimana bisa? Kami tinggal bersama, dan bersikap seperti sepasang suami istri. Ini menyenangkan."

"Pintarlah sedikit, dasar bodoh!" Kesal nyonya Park. "Kalau ada masalah, kalian akan bertengkar. Kalau masalahnya terlalu besar, kemungkinan kalian berpisah akan lebih besar pula. Kalau kalian menikah, mau sebesar apapun masalahnya, dan separah apapun pertengkarannya, kalian masih memiliki ikatan. Jadi kalian gak bisa seenaknya memutuskan untuk berpisah. Ingat, Park Jaemin. Aku selalu memberitahumu kalau pernikahan itu cukup sekali seumur hidup. Maka dari itu, kalian harus benar-benar commit satu sama lain."

"That's why, mi. Kalau kami bertengkar hebat, kalau mau pisah ya sudah silahkan. Gak ada ikatan pernikahan yang menghalangi, maka gak ada perceraian." Ucap si manis dengan tanpa beban. "Anggap aja ini simulasi pernikahan."

"Sayang, menikah itu bukan main-main, oke? Tidak ada satu pasangan pun di dunia yang memiliki seratus persen kecocokan. Pasti ada saja hal-hal dari pasangannya yang tidak cocok dengan mereka, yang berbeda dengan mereka. Karena kita gak akan bisa menemukan orang yang sama persis dengan diri kita, dalam pernikahan, pasangan manapun harus saling bertoleransi, saling memahami, dan saling menerima kelebihan maupun kekurangan pasangannya. Kalau sudah seperti itu, papi jamin kehidupan pernikahannya akan bahagia. Karena pernikahan itu bukan untuk menemukan cerminan diri kita di diri orang lain, tetapi untuk mengisi kekosongan, untuk melengkapi apa yang kita tidak punya di diri kita."

Jaemin memanyunkan bibirnya. Papinya sangat jarang berucap panjang lebar seperti itu. Dan ia pun diam-diam mencoba untuk memahaminya.

"Kamu pernah lihat mami sama papi bertengkar, kan? Lalu, kenapa kami gak memutuskan untuk bercerai? Bukan karena gak bisa, sayang. Tapi kami tidak menginginkannya. Kenapa, karena ikatan yang kami miliki sudah kami bangun dari nol, dan hal itu sulit untuk dilakukan. Pertengkaran apapun di dalam rumah tangga, itu harus dibicarakan baik-baik, dan sebisa mungkin hindarilah perceraian. Saling memahami, saling mengalah, dan cobalah untuk menyadari dan mengakui kesalahan masing-masing. Ego harus diturunkan, Nana-ya."

annyeong || 2jae ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang