thirty four

4.2K 407 63
                                    

Jaemin benar-benar menghabiskan waktu luangnya bersama Choi Lia. Ia masih mendesak gadis itu untuk memilih satu nama saja di antara nama-nama yang disebutkan bunda Minah kemarin malam karena ternyata, mencaritahu kebenaran itu sangatlah sulit. Namun, Lia masih belum juga memberitahu Jaemin siapa calon istrinya Jeno.

Gadis itu benar-benar kesenangan melihat Jaemin stres.

Lia menghentikan mobilnya di depan Swan Holding. "Turun."

"Oh, ayolah! Kau pasti mau bertemu dengan Jaehyun!"

"Aku gak punya urusan dengan pria itu. Turun!"

Jaemin mengabaikan Lia. Ia membuka kunci ponselnya lalu menelepon Jaehyun. "Hyung, aku udah di bawah. Kenapa kau lama sekali?! Aku udah menunggumu hampir seharian penuh!"

Lia menatap Jaemin tidak percaya. Mereka bahkan belum ada satu menit berhenti di depan gedung perusahaan besar itu.

Jaehyun terkekeh di seberang sana. "Sebentar lagi aku datang. Mau makan di mana?"

"Aku ingin memakanmu." Lia memberikan Jaemin tatapan jijik. "Ada orang jomblo yang iri dengan perkataanku. Aku ingin memakan masakanmu. Bagaimana dengan dak-galbi?"

"Alright, kitten. Aku udah di luar. Kamu di mana?"

Jaemin menoleh ke luar jendela untuk mencari keberadaan Jaehyun. Tidak sulit untuk menemukannya. Dirinya yang seperti bintang sangat mencolok di antara karyawan-karyawan lainnya. Jaemin langsung keluar dari mobil tanpa menghiraukan Lia yang meneriaki namanya.

Gadis itu tidak langsung membawa mobilnya pergi menjauh. Ia tetap berada di sana untuk melihat lebih jauh lagi interaksi antara Jaemin dan Jaehyun yang menurutnya cukup manis.

Siapa yang bisa memprediksi bahwa dua anak adam itu akan saling jatuh hati? Bahkan hingga sekarang pun, Lia masih sangat heran. Apa sebenarnya yang dilihat Jaehyun dari Jaemin yang sangat nyentrik tersebut? Jeno saja sampai hati menyelingkuhi pemuda manis bermarga Park itu.

Jaemin berlari menuju Jaehyun. Senyuman di wajahnya mengembang lebar kala mata mereka saling bertabrakan.

"Aku sangat merindukanmu!" Ungkapan tiba-tiba itu membuat Jaehyun tercenung. Ia membalas pelukan si manis, dan mengecup pucuk kepalanya dengan sayang. "Mana evening kiss-ku?!"

Jaehyun terkekeh. Ia lalu menangkup kedua pipi Jaemin dan menciumnya dalam-dalam. Ia tidak peduli dengan karyawan Swan Holding yang berlalu lalang di luar perusahaan bila mereka melihat afeksi yang Jaehyun dan Jaemin berikan satu sama lain. Yang pasti, sore itu sudah jam pulang kerja, dan Jaehyun tentu bisa bebas melakukan apapun yang ia inginkan.

"Gimana dinner kemarin malam? Hm?" Masih dengan posisi yang sama, Jaehyun mengelus lembut surai Jaemin.

Jaemin mengerucut lucu. Ia menarik bajunya hingga bahu mulusnya terekspos. "Bajingan itu membuat leherku merah!" Ia lalu menunjuk bibirnya. "Dan dia mencium bibirku!"

"Aku bersumpah lubangku tidak disentuhnya!"

Helaan napas dapat terdengar. Jaehyun mengusak rambut si manis dan memeluknya dengan erat. "Selama kamu bisa menjaga diri dengan baik, aku baik-baik aja."

"Benar kau baik-baik aja? Kau terdengar menyedihkan."

Jaehyun menatap Jaemin intens. Ia mencium bibir ranum si manis dalam-dalam. "Bohong kalau kukatakan aku gak apa-apa. Tapi, aku ngerti kalau kamu masih ingin mengenyangkan egomu, kitten. Whatever really happen to you and your boyfriend, aku harap kamu bisa menyelesaikannya sesegera mungkin. You know, aku juga membutuhkan perhatianmu itu."

annyeong || 2jae ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang