twenty one

6.1K 496 22
                                    

Siapa yang ikut PO hot sauce?
w udah nyiapin some cash untuk cb para suami (re:EXO). Tapi karena dream keluar duluan, jadinya...

Si gubluq sok sok an mo beli album 😭😭
Padahal ga punya duit

--

Di suatu malam yang tenang, di salah satu ruang tidur dalam apartemen yang penuh dengan aroma keringat dan sisa-sisa pergumulan panas dua anak adam. . .

"Tolong cium aku."

Jaemin mendengus geli melihat Jaehyun yang memejamkan kedua matanya dengan bibir manyun. Ia menempelkan dua jemarinya di bibir Jaehyun. "Sudah."

"Jangan curang." Gumam Jaehyun masih dengan posisi yang sama.

Sudut-sudut bibir Jaemin berkedut lantaran ia menahan senyum yang hendak muncul. Ia menatap wajah Jaehyun dalam diam. Lagi dan lagi, ia dibuat dan diperlakukan seolah dirinya merupakan seorang putri yang sangat berharga. Entah bagaimana caranya, tetapi Jaehyun membuatnya merasa sangat spesial.

Setelah mengantar Jeno ke bandara, Jaemin segera memesan taksi untuk pergi ke apartemen Jaehyun. Ia menunggu Jaehyun cukup lama di sana, mengingat bahwa hari itu adalah hari kerja. Dan Jaehyun baru kembali ke apartemennya saat jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam, disambut dengan dengkuran halus si manis.

Jaemin merendahkan badannya. Kedua lengannya menyelinap ke belakang leher Jaehyun, lalu bibirnya mendarat di bibir si pria; mencumbunya dengan lembut, membuat dadanya sendiri bergemuruh pelan.

"Peluk aku."

Dengan senyuman yang merekah, Jaehyun memeluk tubuh si manis dan mendekapnya erat, menghirup aroma manis tubuhnya yang membuatnya mabuk kepayang.

"You good, kitten? Did I went too far?" Tanya Jaehyun sambil mengelus lembut surai kecokelatan Jaemin.

Ia merasa khawatir, takut bila ia melukai Jaemin karena ia melakukannya dengan sedikit lebih kasar dari biasanya. Ada sedikit masalah di kantor yang membuatnya merasa sedikit tertekan. Dan melampiaskannya ke Jaemin bukanlah niatannya.

Jaemin berdeham. "I'm good."

"I'm sorry. . ." Lirih Jaehyun sambil menciumi pucuk kepala Jaemin.

"Aku gak apa-apa, hyung. It was good." Jaemin tidak berbohong. Meskipun awalnya ia terkejut, namun ia tidak menolak dan tetap menikmatinya. Ia pun menyamankan posisi dirinya di atas tubuh Jaehyun. Kepalanya mengarah ke kiri, dan telinganya dapat mendengar dan merasakan detak jantung Jaehyun yang sedikit lebih cepat. "Aku lapar."

Suara gemuruh tawa Jaehyun berhasil menghadirkan rona merah muda di pipi Jaemin. Ia menyembunyikan wajahnya di leher Jaehyun, merasa malu karena selalu meminta makan setiap kali kegiatan panas mereka selesai.

"Aku gak punya banyak bahan makanan di dapur. Mau takeout?"

Jaemin menggeleng. "Aku kepingin ramen." Ia menangkap tatapan yang diberikan oleh Jaehyun, lalu memukul dada telanjangnya. "Mesum! Aku beneran ingin makan ramen!"

Jaehyun terbahak melihat wajah merah Jaemin. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh si manis. "Tunggu sebentar."

Jaemin mendeham saat Jaehyun mengecup pipinya sebelum ia beranjak dari ranjang menuju dapur.

--

Melihat Jaehyun yang sibuk melakukan ini-itu untuknya, karena permintaannya dan inisiatifnya sendiri, membuat Jaemin memikirkan kemungkinan masa depan yang akan ia miliki bersama pemuda Jung itu. Apa akan seperti ini seterusnya? Apa mereka akan berpisah? Atau, mungkinkah mereka akhirnya akan menikah?

annyeong || 2jae ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang