2 - Awal Permainan

1.4K 342 456
                                    

Klik!

Jepitan berwarna pink polos itu terpasang sempurna di poni kiri Nayla. Seperti biasa ia menggerai rambut indah sepunggungnya. Rambut hitam dengan warna cokelat kemerahan, bergelombang sempurna di bagian bawahnya.

Mobil sedan warna merah memasuki gerbang SMA Asteroad, salah satu SMA elit di Indonesia yang penuh dengan anak-anak orang kaya, termasuk Nayla sendiri yang terlahir sebagai anak dari pengelola butik ternama.

Namun, Nayla bukan orang sombong. Dia bahkan sering kali pulang menggunakan angkutan umum jika sopirnya belum menjemput Nayla.

Selain dipenuhi oleh siswa-siswi orang kaya yang suka sombong dengan barang-barangnya, SMA Asteroad juga banyak yang pemilih dalam memilih teman.

Mereka lebih suka berteman dalam suatu perkubuan bersama teman-teman yang selevel. Tapi, ada juga geng paling dikenal cukup kejam dan menakutkan bagi seluruh murid SMA Asteroad.

Namanya Geng Mutilasi. Terdengar kejam bukan? Padahal Mutilasi itu merupakan singkatan. Yaitu Mut adalah Imut, ti itu cantik, la yaitu langsing, dan si artinya sexy.

Beranggotakan Dila, Aurel, dan Franda. Mereka adalah sekumpulan perempuan yang suka membully teman-temannya. Akan tetapi, Dila yang paling kejam di antara mereka bertiga. Dila bisa berbuat apa pun di sekolahnya karena dirinya adalah anak dari pimpinan yayasan SMA Asteroad.

BRAK!

Nayla menutup pintu mobilnya dengan keras. Melangkahkan kaki dengan percaya diri, melewati siswa-siswi yang ada di dekatnya.

Dia berjalan melewati parkiran motor, telinganya mendengar suara mesin motor yang ia hafal suaranya. Nayla tersenyum riang, dia melihat Juna bersama motornya.

"Juna! Juna! Jun...."

Teriakan melengking itu membuat Juna yang baru saja datang seraya memarkirkan motor tersentak kaget.

Ia membuka helm, merapikan rambut hitam legam yang berantakan di kaca spion motornya dan mendapati cewek yang lagi-lagi mengusik hidupnya.

Nayla berjalan menghampirinya.

"Jun, lo baru dateng? Gue juga baru dateng. Emang, ya, jodoh tuh selalu bareng ke mana-mana."

Juna mendesah berat. Dia membuang muka, seperti malas bertatap muka dengan Nayla.

Juna menuruni motor dan menaruh helmnya di atas motor. Lalu dia membenarkan jaket kulit hitamnya. Juna berlalu dari hadapan Nayla, gadis itu langsung mengejar langkah cowok tersebut.

"Juna! Jangan diem kek, ih! Gue dari tadi ngomong sama lo."

"Juna... Jangan jutek-jutek," dengus Nayla. Gadis itu menghadang jalan Juna, membuat cowok itu berhenti dari langkahnya.

"Gue, kan, sekarang udah jadi pacar lo. Lo lupa, ya? Kita udah bikin kesepakatan loh kemarin," ujar Nayla di depan Juna yang malas bertatap muka dengan gadis itu.

Juna mengembuskan napas, dia malas berurusan dengan Nayla. Juna menggeser badannya ke samping, cowok itu meneruskan langkahnya kembali menuju gedung sekolah.

"JUNA! LO BENER-BENER!" Nayla kembali berjalan cepat, menyamakan langkahnya dan berjalan di samping Juna.

"Lo udah makan? Kalau belum, kita ke kantin,yuk!" ajaknya membuat Juna menoleh dengan pandangan risi.

"Bisa diem nggak?!" ketus Juna.
Nayla melotot mendengar Juna yang akhirnya dapat membuka suara.

"Akhirnya lo bisa ngomong juga. Sekarang kita ke kantin, yuk. Muka lo kayaknya lagi kelaperan. Ayo, sayangku."

ARTAJUNAY  (SDH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang