10 - Murahan

1K 203 397
                                    

[Coba sebutin siapa aja nama/username mana aja yang baca part ini?]

APA HATI KLEAN UDAH SIAP DIOBRAK-ABRIK SAMA JUNA? SIAP GEREGETAN NGGAKKK SAMA PASANGAN INI?

SIAP MENYUKAI SELURUH PART DENGAN KOMENTAR KLEAN? 🔥

****


“Kita nggak perlu lanjutin hubungan ini. Lo bisa balikan sama Dila. Tapi perasaan gue nggak akan pernah bisa hilang dari lo. Gue suka sama lo, Jun. Jadi pacar lo beberapa hari juga udah bikin gue seneng banget, kok. Mending kita putus aja kalau gi—”

“Nggak bisa!” potong Juna cepat.

“Kenapa? Lo nggak suka sama gue, kan? Buat apa kita pertahanin hubungan ini kalau yang berjuang cuma gue doang?” tanya Nayla melirih.

“Yang boleh mutusin hubungan ini cuma gue. Gue yang harus mutusin lo, bukan lo yang mutusin gue. Enak aja gue diputusin sama cewek kayak lo.”

“Nggak ada yang putus. Apa kata orang-orang kalau mereka tau kita tiba-tiba putus?! Lo, kan, yang ngumumin hubungan kita sampe satu sekolah tau. Daripada reputasi gue di sekolah hancur karena diputusin sama lo. Mending nggak usah putus sekalian.”

Nayla tersenyum miris. “Lo tenang aja. Biar nanti gue yang bilang kalau gue yang diputusin.”

“Gue bilang nggak bisa, ya nggak bisa, Nay,” kukuh Juna menegaskan bahwa ia tak ingin memutuskan hubungannya dengan Nayla.

“Jun...”

“Udah jangan dibahas lagi. Nanti malam mau jalan nggak?” sahut Juna setelah memasang helm di kepala Nayla.

“Ke mana?”

“Ke mana aja yang penting lo seneng dan nggak cemberut kayak gini lagi. Sumpek gue liat muka lo ditekuk kayak begitu,” cibir Juna, seraya menaiki motornya.

“Mau nggak?” ulang Juna sekali lagi, ketika melihat Nayla dari kaca spion sedang menaiki motornya.

“Iya mau.” Nayla menjawabnya dengan lemas.

“Yang semangat jawabnya.”

Nayla menghela napasnya. “Mau banget, Junaaaaaa!” Nayla membalasnya dengan semangat hingga membuat Juna tersenyum melega.

Beberapa detik kemudian motornya melaju beranjak meninggalkan sekolah.

***

Malam ini Juna mengajak Nayla ke sebuah taman yang indah. Terdapat air mancur juga di sana serta lampu-lampu taman yang menerangi langkah keduanya.

Sekalian mencari udara dingin dan mendinginkan pikiran Nayla yang ingin mengakhiri hubungan mereka.

Juna tampak berjalan santai di depan Nayla, hingga menyuruh gadis itu duduk di sebuah kursi panjang berwarna putih. Juna melihat aura gadis itu masih sama seperti tadi sore.

Nayla sama sekali tak bersuara nyaring di sampingnya, ia hanya diam seraya mengikuti langkah Juna di depannya.

Nayla tampak jenuh, sama sekali tidak menikmati jalan-jalan berdua bersama sang kekasih di malam seindah ini.

Juna jadi tidak bisa mengawali pembicaraan keduanya jika melihat gadis di sebelahnya diam membisu.

Juna menghela napas, dia mengalihkan pandangannya ke Nayla. Rahang wajahnya mengeras, melihat Nayla tidak bahagia. Dia tidak suka melihat wajah murung Nayla.

“Lo lagi mikirin apaan sih?!”

“Nggak suka gue ajak jalan?”

“Bukannya ini yang lo mau selama jadi pacar gue?”

ARTAJUNAY  (SDH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang