Hari Minggu ini Nayla ingin berkunjung ke rumah Juna. Dia berniat mengantarkan masakan Mamanya sekaligus makan siang berdua di rumah pacarnya.
Semalam Juna bercerita lewat telefon bahwa dirinya ingin sekali makan rendang. Maka dari itu Nayla menceritakan keinginan Juna kepada Kamila, Mamanya itu memasak khusus untuk Juna.
Nayla turun dari motor. Dia menggunakan ojek online untuk datang ke sana. Sesampainya di depan rumah, gadis itu memberikan helm tersebut kepada tukang ojek.
Nayla tak sabar membalikkan badan dan membuka gerbang rumah Juna untuk segera bergegas bertemu cowok itu di rumahnya.
Ini sudah yang kedua kalinya Nayla datang ke rumah Juna. Dia merapikan rambutnya yang tergerai, lalu tubuhnya berbalik untuk membuka gerbang. Mendorong gerbang utama rumah Juna, dan ternyata gerbang itu tidak dikunci.
Nayla masuk ke halaman rumah Juna, memandangi area sekeliling rumah Juna yang terlihat selalu sepi dari luar rumahnya. Rasanya terlarang sekali untuk siapa pun datang ke rumahnya. Rumah itu tampak sepi dari luar seperti tidak berpenghuni.
Nayla hendak melangkahkan kaki untuk membuka pintu utama. Namun, kedua langkahnya terhenti ketika mata Nayla menangkap sesuatu yang benar-benar sangat mengejutkan di sana. Nayla terkejut, sampai mau mati rasanya.
Juna terlihat bersama seseorang di tengah tangga. Mereka saling berhadapan membelakangi keberadaan Nayla.
Nayla pun membuka pintu tersebut pelan-pelan sehingga tak menimbulkan suara, melihat seseorang yang sedang berbicara dengan Juna.
“D-Dila...” parau Nayla ketika melihat Dila tersenyum sarkas melihat kedatangan Nayla yang tak diketahui oleh Juna tepat di belakangnya.
Kedua mata Nayla menatap Dila yang berhadapan dengan Juna. Dia menonton sendiri apa yang sedang Juna lakukan saat itu juga. Sampai saat itu Juna masih diam membisu.
Satu kejadian baru yang membuat Nayla terkejut setengah mati. Nayla nyaris memekik di sana. Dila memeluk Juna di depan Nayla. Lantas Nayla menangis deras di belakang punggung cowok tersebut.
Prangg!
Bingkisan yang dibawa Nayla terjatuh dari tangannya. Kedua manusia yang sedang berpelukan di depan Nayla tak kalah terkejut mendengar sesuatu berbunyi keras di belakang mereka.
Demi Tuhan jantung Juna berdebar keras sampai rasanya ingin melompat keluar dari tubuhnya saat mengetahui keberadaan Nayla dengan tangis pecahnya.
“NAYLA!”
Sontak, Juna refleks melepaskan pelukan Dila darinya. Dia benar-benar terkejut, lebih dari sekadar terkejut bukan main sampai ia tak tahu harus bagaimana.
“Nay.. Lo jangan salah paham..”
“Nay..”
Juna kalut, panik setengah mati. Cowok itu menghampiri Nayla, berusaha meraih kedua tangannya dan berniat untuk menjelaskan semua yang baru saja terjadi.
“Dia.. Gue..”
“Kita.. Sumpah, lo salah paham.”
Juna benar-benar tak tahu harus menjelaskan mulai dari mana. Sementara Dila hanya melipat kedua tangannya, mengalihkan pandangan dari sebuah drama percintaan di hadapannya.
“Gue.. Dila.. Kita nggak ada—”
Plaak!
Nayla refleks menampar cowok itu. Dia benar-benar refleks menampar wajah Juna. Cowok itu sudah terlalu menyakitinya. Nayla benar-benar lelah.
“Lo! Kalau lo belum bisa ngelupain masa lalu lo, jangan jadiin gue pelampiasan!” Nayla terisak hebat di sana sambil menunjuk-nunjuk Juna.
Rasanya sudah terlalu sakit untuk ditahan, dia harus mengeluarkan tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAJUNAY (SDH TERBIT)
Teen FictionArtajuna Pradipto, pentolan sekolah dengan sikapnya yang menyebalkan. Dia ditakuti semua orang karena sikap kerasnya dan sering semena-mena. Namun sebenarnya hidupnya penuh dengan luka. Termasuk tentang cinta. Dia sulit melupakan masa lalunya yait...