Haloooo~
Terima kasih ya sudah berkenan membaca sampe sini. Semoga aku dan kalian bisa bertahan menyelesaikan cerita ini sama-sama.
—Salam sayang, Lil 💖
***
Juna mengerutkan keningnya dalam. "Kenapa dia teriak?" tanya Juna bingung.
Lalu matanya mengedar ke bawah, celananya belum di reshlething. Pantas saja Nayla berteriak.
"Nggak usah pakek teriak-teriak, bisa nggak?! Berisik! Udah gue reshlethingin celana gue. Tenang aja gue nggak nafsu sama lo," cetus Juna, menghampiri Nayla yang masih kaget dengan apa yang ia lihat barusan.
Geng Mutilasi yang berada di depan mereka pun tak kalah kaget menemukan Juna menyusul Nayla yang baru saja keluar dari toilet siswa.
Pikiran mereka jadi ke mana-mana. Mereka memekik terkejut, Dila bahkan menutup mulut saking kagetnya. Sementara Aurel dan Franda melotot tak percaya melihat kejadian mengejutkan di hadapan mereka.
"Kalian habis ngapain?!" tanya Dila, menatap keduanya dengan pandangan tak baik.
Juna menggaruk kepalanya. "Ya... Kita habis pacaran. Biasalah kantin, kan, ramai, makanya kita pacaran di sini," enteng Juna, membuat Nayla membuka mulutnya tercengang.
"Iya kan, Baby?" Nayla tersentak kaget karena ucapan Juna. Nayla membalasnya dengan senyuman.
"Hah? Pacaran?" Dila terkejut.
Juna menatap lekat mata Nayla, tangannya terulur merengkuh tangannya.
Nayla bertambah kaget karena perlakuan Juna. Rasanya perasaan panik tadi seolah berganti hangat saat tangan dan tatapan mereka terjalin dengan sangat sempurna.
"Lo jangan macem-macem sama pacar gue. Berani lo sentuh Nayla, lo akan berhadapan sama gue!" ancam Juna, melindungi pacarnya.
Senyum Nayla mengembang sempurna, ia bahagia karena merasa dilindungi oleh pacarnya. "Tuh, dengerin pacar gue. Jangan macem-macem sama gue!" ulang Nayla.
"Gue mau nganter cewek gue dulu ke kelasnya." Dia membalikkan badan, merangkul pundak gadis itu dan meninggalkan Geng Mutilasi.
"Dia udah berurusan sama orang yang salah," geram Dila, dengan raut wajah emosi.
"Bukannya Juna suka sama lo, ya?" tanya Franda.
"Iya. Juna sama Farrel, kan, suka sama lo. Tapi lo lebih milih Farrel, masa iya Juna tiba-tiba move on? Cepet banget," ragu Aurel menambahkan.
"Gue juga nggak yakin. Lo berdua harus selidikin siapa cewek baru Juna." Dila memerintah kedua temannya untuk menyelidiki siapakah sosok pacar Juna saat ini.
***
Di pertengahan lorong, Juna malah melepas tangan Nayla dengan kasar.
"Kenapa dilepas? Gue, kan, belum sampai ke kelas," ucap Nayla lembut. "Dan soal yang tadi, makasih banyak, ya, udah ngelindungin gue dari Dila. Gue..."
Nayla tersenyum memandang Juna. Tapi pembicaraannya dipotong cepat oleh Juna.
"Cuihh!" Juna seolah meludah. "Gue nggak pernah berniat mau lindungin lo. Nggak usah kegeeran," kata Juna dengan nada kasar.
"Terus tadi kenapa cara bicara lo seakan-akan mau ngelindungin gue? Lo sampe megang tangan gue buat pergi."
Juna tersenyum smirk, lalu ia mendecih. "Lo jadi cewek jangan gampang baperan. Gue habis ini mau langsung cuci tangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAJUNAY (SDH TERBIT)
Teen FictionArtajuna Pradipto, pentolan sekolah dengan sikapnya yang menyebalkan. Dia ditakuti semua orang karena sikap kerasnya dan sering semena-mena. Namun sebenarnya hidupnya penuh dengan luka. Termasuk tentang cinta. Dia sulit melupakan masa lalunya yait...