9 - Kita Putus?

1K 219 395
                                    

[UNTUK BACA CERITA INI : FOLLOW dulu akun Wattpad lilyefrianaa dan Instagram aerieslil. Setelah itu, masukkan cerita ini ke library klean ya. Happy reading all 💜]

Are you ready dengan part kegalauan?🔥

SIAP MENGISI TIAP PART DENGAN KOMENTAR KLEAN?

***


Nayla menghampiri Juna dan berjalan menuju ke parkiran, melihat lahan parkir hampir kosong hanya tersisa beberapa motor milik anak-anak ekskul dan juga motor milik Juna.

Juna mengeluarkan kunci dari kantong celana abu-abunya. Dia mengeluarkan motornya dari area parkiran.

Sementara Nayla sedang menunggu di belakang motor tersebut seraya membawa helm milik Juna di tangannya.

"Farrel pulang duluan lagi. Gue punya cowok tapi kayak nggak punya, parah banget nggak sih?!"

Nayla mengalihkan perhatian begitu mendengar gerutuan seseorang. Dia melihat Dila berjalan ke arah mereka, melewati Nayla dan Juna bersama kedua teman se-Gengnya.

Nayla tersenyum konyol ketika otaknya mendapat sebuah ide yang mampu membuat Dila kepanasan di tempatnya.

Dia memutar bola matanya jengkel, lalu kakinya melangkah mendekat ke Juna.

"Enak banget, ya, punya pacar kayak Juna. Udah ganteng, baik banget, sayang sama pacarnya, pulang aja harus dianterin setiap hari. Juna, kan, nggak mau kalau pacarnya dibiarin pulang sendiri," seru Nayla memuja-muja pacarnya dengan suara mesra dan nyaring.

Nayla menyentuh bahu cowok itu, membuat Juna semakin tidak mengerti.

"Lo kenapa? Kemasukan makhluk apaan?" heran Juna, merasa geli.

"Apa pacarku sayangku cintaku? Mau jalan-jalan sore dulu? Nggak apa-apa, kok. Ayo aja, aku mau. Kita bisa berduaan di jalan. Terus bisa boncengan, peyuk-peyukkan, sayang-sayangan," pancing Nayla.

Nayla tampak memanas-manasi Dila di sana. Sementara Juna hanya diam, lalu ia melihat sorot mata Nayla mengarah ke belakangnya.

Juna menoleh ke belakang, melihat Geng Mutilasi.

Juna paham, Nayla sedang memanas-manasi Dila. Cowok itu melihat Dila memandang kemesraan keduanya dengan tatapan tak suka.

Juna bisa melihat ekspresi Dila yang ternganga, mata memelotot dan nyaris tak berkedip.

Juna tersenyum smirk, Nayla bisa membantunya untuk membuat Dila cemburu.

Juna kembali menatap ke depan, menatap Nayla dan segala suara-suara menunjukkan kemesraan hubungan keduanya.

"Sekarang kita, kan, pacaran. Mau peluk aku juga nggak apa-apa. Kita pulang, ya, sayang," balas Juna semakin membuat suasana di sekitar Dila menjadi tambah panas.

Ekspresi Nayla berubah bingung. Mereka seperti kompak bermesraan di depan Dila. Apakah semua kata-kata Juna itu memang diperbolehkan ia lakukan selama menjadi pacarnya?

"Pasangin helmnya, sayang," suruh Juna, mencondongkan badannya ke depan Nayla. Gadis di depan Juna tak mampu menahan ekspresi gugupnya.

ARTAJUNAY  (SDH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang