BRAKK!
“Dasar cupu!”
“Mana temen lo yang sok jagoan itu?!”
“Suruh dia menghadap ke kita!”
Semua yang berada di kantin sekolah menoleh ke arah sumber suara. Setelah suara gebrakan cukup keras itu mengejutkan semuanya yang ada di kantin.
Suara bentakan seseorang yang tak kalah keras membuat perhatian seisi kantin teralihkan.
Nayla yang sedang mencari temannya sambil berlari ke semua ruangan sekolah, akhirnya ia memberhentikan langkahnya ketika melihat sebuah keramaian di kantin sekolah.
Tadi Nayla mendapat pesan ancaman dari nomor tak dikenal. Isi pesannya adalah, Prilly akan menjadi korban selanjutnya dari Geng Mutilasi.
Dari situ, Nayla langsung panik dan sangat cemas setelah menerima pesan tersebut.
“Wih ada apaan tuh?” Ekal baru saja meletakkan minumannya ke meja. Dia bersama kedua temannya di sana. Mereka sama-sama menonton aksi Geng Mutilasi yang lagi-lagi mendapat target baru untuk dibully.
“Mana temen lo cupu?!”
“Dia nggak mau nolongin temen cupunya di sini? Kasihan, ya, lo.”
Dari tempat Juna dan kawan-kawan berkumpul di ujung meja kantin. Mereka dapat melihat ketiga gadis itu tengah memaki-maki seseorang yang hanya berdiri kaku di tempatnya.
“Eh, tapi itu bukannya temen Nayla, ya?” tebak Markus. Cowok berkulit putih itu berdiri untuk melihat lebih jelas apa yang sedang terjadi di sana.
Suara Markus membuat Ekal yang tadinya merasa bodoh amat sembari melahap ketoprak di atas meja, langsung tercekat.
Benar, itu Prilly. Geng Mutilasi tengah mencegat Prilly yang baru saja ingin membeli makan siang. Mereka sangat menyebalkan.
Ekal bisa melihat Dila mendorong-dorong kepala Prilly lumayan keras. Ekal menggertakkan gigi, kedua tangannya terkepal.
Ekal mulai kesal. Ia sangat marah melihat teman Prilly mendapat perlakuan tak pantas dari para gadis-gadis menyebalkan itu.
Tubuh Ekal sudah berdiri, hendak melangkah untuk keluar dari bangku kantin.
“Jangan.”
Juna dan Markus kompak menahan kepergiannya. Membuat langkah Ekal terhenti seketika.
“Apa-apaan lo berdua?!” toleh Ekal dengan tatapan dingin. "Gue tau Dila mantan kesayangan lo, tapi dia ngeganggu kesayangan gue."
Juna dan Markus terkaget-kaget mendengar pengakuan Ekal. "Lo suka sama Prilly?" ujar Markus.
"Iya, gue demen sama Prilly. Makanya gue harus selamatin dia."
"Nggak perlu." Juna menggerakan kepala ke arah pintu kantin, membawa pandangannya Ekal dan Markus kompak menyisir pandangannya ke sana, melihat seseorang berjalan memasuki kantin layaknya pusat utama semua orang.
“Gue di sini.” Nayla melangkah mendekati Geng Mutilasi.
Perhatian semua orang teralihkan, mereka semua menatap kagum kehadiran Nayla yang sungguh berani.
“Lepasin Prilly!” seru Nayla, menatap nyalang ke Dila.
Juna terkejut, dia sangat terkejut ketika melihat Nayla yang terlihat sangat berani menghadapi Dila dan teman se-Gengnya.
“Hapus video waktu itu, baru habis itu si cupu bisa kita lepasin!” Aurel bersuara di tengah keheningan area kantin. Semua murid, semua orang di sana hanya diam tak melakukan apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAJUNAY (SDH TERBIT)
Novela JuvenilArtajuna Pradipto, pentolan sekolah dengan sikapnya yang menyebalkan. Dia ditakuti semua orang karena sikap kerasnya dan sering semena-mena. Namun sebenarnya hidupnya penuh dengan luka. Termasuk tentang cinta. Dia sulit melupakan masa lalunya yait...