Bel istirahat berbunyi. Murid-murid keluar dari kelasnya masing-masing sedangkan Nayla baru saja selesai mengerjakan hukuman dari Bu Tina. Baru kali ini ia mendapat hukuman dari guru selama hampir tiga tahun bersekolah di sini.
Dia dihukum karena alasan sepele.
Nayla menyuarakan teriakannya seraya mengumumkan hubungannya dengan Juna sambil berdiri di atas kursi kantin. Akhirnya ia ketahuan oleh Bu Tina selaku guru BK yang setiap harinya selalu berhadapan dengan siswa-siswi nakal.Namun, karena Nayla dipandang baik dan termasuk murid yang pintar di kelasnya, hukuman Nayla hanya menyapu kantin sampai bel istirahat pertama berbunyi.
Dia kelelahan dihukum oleh Bu Tina. Rencananya Nayla akan menemui Prilly, teman sebangku Nayla di kelasnya.
Lantas saat dia berjalan menuju kelasnya, pandangannya tertuju pada sebuah suara-suara gadis di halaman belakang sekolah.
Karena Nayla penasaran dengan suara-suara itu, gadis itu berjalan mendekati sumber suara. Nayla menangkap basah Geng Mutilasi berulah lagi.
Nayla bersembunyi di balik tembok, melihat aksi tercela Dila dan kawan-kawan. Nayla menatap sebal sekaligus kasihan saat melihat Erlin menjadi korban selanjutnya dari Dila.
Nayla menggeleng-geleng kepala, sudah tidak tahan melihat para korban yang pernah ditindas oleh gadis tersebut.
Dila mengambil ponsel Erlin, sedangkan Erlin tak bisa berbuat apa-apa selain memohon sambil menangis.
Nayla melihat tangan Erlin ditahan oleh Aurel dan juga Franda. Nayla membenci aksi tersebut. Nayla tak mungkin diam saja ketika melihat teman sekelasnya diperlakukan seburuk itu.
Nayla memang tidak bisa menyelamatkan Erlin dari tempat kejadian, tapi Nayla bisa merekam tindakan pembullyan tersebut di dalam ponselnya.
Nayla merekamnya secara diam-diam agar nanti ia bisa memberikan rekaman tersebut kepada guru yang bersangkutan.
"Lo berani banget foto-fotoin Farrel?!"
"Farrel itu cowok gue!"
"Lo kira lo cantik?! Sadar diri, muka lo buruk rupa!" bentak Dila tajam.
"Dil.. Tolong.. Balikin.. Gue janji nggak akan lakuin itu lagi," rintih Erlin, sembari memohon-mohon dengan tangan tak bisa bergerak.
Dila membentak Erlin sambil mempermainkan ponsel gadis malang itu.
Nayla akhirnya menangkap pokok permasalahannya, Erlin memotret Farrel dan Dila mengetahuinya. Diketahui bahwa Farrel merupakan kekasih dari Dila.
"Astaga, Erlin, lo tenang aja karena gue udah ngerekam semua tindakan mereka di hp gue. Setelah ini lo bakal aman," ucap Nayla khawatir. Dia masih merekam segala perbuatan Dila dan kawan-kawanya di ponsel miliknya.
"Heh, lo! Lo ngerekam kita?!"
Apesnya, Nayla ketahuan. Gadis itu langsung menuruni tangannya, dia tidak berani merekam lagi."Maksud lo apa ngerekam begini? Lo mau cari masalah sama kita?!" Dila bersuara keras, melangkahkan kakinya ke arah Nayla berdiri.
Diikuti oleh Aurel dan Franda di belakangnya, sedangkan Erlin berhasil pergi sambil membawa ponselnya yang terjatuh dari tangan Dila, dia berhasil lari dari tangkapan Geng Mutilasi.
Nayla terlihat kaget, dia menatap sekeliling, berharap mendapatkan pertolongan.
"Gue cuma lagi foto-foto, kok. Nggak ada yang ngerekam kalian," bohong Nayla, menyembunyikan ponselnya di belakang.
"Masa? Terus lo pikir kita bakal percaya?" Aurel melipat tangannya. "Tangan lo nyembunyiin sesuatu kayaknya." Aurel melirik tangan Nayla yang terlihat menyembunyikan sesuatu dari mereka.
Nayla tidak bisa berkutik.
"GUE LIAT SENDIRI TADI LO NGEREKAM KITA PAKEK HAPE LO! SINIIN HP LO!" paksa Dila mengeraskan suaranya.
Nayla menundukan kepalanya, tak berani menatap Geng Mutilasi apalagi Dila yang sekarang berhadapan dekat dengannya.
"Siniin hape lo!" Terjadilah perebutan ponsel Nayla dengan cara memaksa.
Nayla terdiam agak lama. Dia tetap tidak ingin memberikan ponselnya. Dia sudah mempunyai bukti pembulyyan yang Dila lakukan, tak boleh sampai terhapus dari galerinya.
Karena ia diserang oleh ketiganya, Nayla pun tak mampu melawan sendirian.
Dia akhirnya menghela napas pelan-pelan agar bisa bersikap tenang, meskipun mereka bertiga masih merebut paksa ponselnya dari genggaman Nayla.
"HP LO..." Belum sempat Dila menyelesaikan ucapannya, Nayla menjambak rambut Dila ke dalam lilitan kelima jemari kanannya.
Dia mengalihkan fokus Aurel dan Franda untuk memperhatikan Dila yang dijambak oleh tangannya.
"Kabur!" Tanpa pikir panjang, Nayla langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Geng Mutilasi.
"Anjing! Berani-beraninya dia ngejambak gue. Kejar!" Dila memerintah teman-temannya untuk mengejar Nayla sampai mereka mendapatkannya.
***
Juna baru saja keluar dari bilik toilet siswa paling ujung. Dia buang air kecil, sekaligus mencuci wajahnya dan membasahi rambutnya di toilet.
Ia lalu keluar lantas menemukan Nayla yang sedang mengatur napasnya.
Pandangannya jatuh pada satu titik. Nayla terlihat kelelahan dengan napas terengah-engah.
Entah mengapa Juna mulai sedikit menyadari dan membenarkan ucapan Markus, Nayla memang cantik, namun entah kenapa Juna tidak tertarik sama sekali dengan gadis cantik itu.
"Jun.. Juna..," panggil Nayla dengan napas lelah.
Juna tak menggubris panggilannya, cowok itu malah berbalik dan ingin menjauhinya. Menganggap panggilan Nayla hanya angin lalu saja.
"Woy! Jangan kabur lo!"
Juna mendengar suara yang semakin mendekat. Pria itu hampir mengedarkan pandangannya ke arah sumber suara dari sebelah kiri. Akan tetapi, tiba-tiba Nayla menarik tangan Juna yang ingin beranjak pergi.
Srett!!
Gadis itu membawa Juna masuk ke dalam toilet siswa. Bersembuyi di balik pintu, menyudutkan Juna di tembok, ia menutup mulut Juna dengan tangannya.
Nayla mengamankan diri bersama Juna dari pandangan Geng Mutilasi. Dia mengintip ke luar, menunggu Dila untuk segera pergi. Juna terdiam menatap Nayla dengan jarak sedekat ini.
Mulutnya dibungkam oleh tangan gadis tersebut. Juna dibuat tak berkutik saat Nayla berhasil menarik tangannya masuk ke dalam toilet kembali.
Nayla memang benar-benar cantik. Berkulit putih bersih, mata indah bersinar, rambut kecokelatan panjang, dan terlihat lucu. Kenapa Juna baru menyadarinya?
Dengan cepat Juna menggelengkan kepalanya, mengusir segala pujian tentang Nayla.
Cowok itu melepas tangan Nayla dari mulutnya. Sempat membuat Nayla tersentak dan membulatkan kedua matanya.
"Lo.." Juna menunjuk tajam, menatap marah ke Nayla.
"AAAAAaaaa...., " teriak Nayla tiba-tiba. Dia malah keluar dengan sendirinya dari toilet.
..
1 KATA BUAT PART INI!!!
KIRA-KIRA NAYLA SELAMAT GA YA DARI GENG MUTILASI?
ATAU JUNA BAKAL NYELAMATIN DIA?
NEXT GA NIH?
PENASARAN TIDAKKKK
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAJUNAY (SDH TERBIT)
Teen FictionArtajuna Pradipto, pentolan sekolah dengan sikapnya yang menyebalkan. Dia ditakuti semua orang karena sikap kerasnya dan sering semena-mena. Namun sebenarnya hidupnya penuh dengan luka. Termasuk tentang cinta. Dia sulit melupakan masa lalunya yait...