Haii.. Apa kabar?
Dah lama ga update
Siap memberi komentar pada setiap paragraf?🔥
---
Malam ini di kamar Nayla, gadis itu sedang menyelesaikan PR sekolahnya yang sempat tertunda karena sibuk mengerjakan tugas sekolah milik Juna.
Cowok itu masih saja memberi tugas sekolahnya untuk diselesaikan oleh Nayla.
Ingin rasanya Nayla mengeluh dan menolaknya, namun nasi sudah menjadi bubur, Nayla tak bisa menolak karena ini semua sudah menjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak tanpa ada paksaan.
Nayla duduk di depan meja belajar. Sudah tiga jam berlalu, tangannya digunakan untuk menulis jawaban setelah ia memutar otaknya.
Ditemani suara musik dari sepasang earphone yang menyumbat telinga, tersambung ke Ipod berwarna hijau tosca.
Ting!
Ting!
Ting!
Ponsel Nayla berbunyi beberapa kali, menandakan ada sebuah pesan chat yang masuk.
Gadis berkuncir satu itu beristirahat sebentar. Dia meletakkan bolpoinnya, lalu tangannya bergerak mengambil ponselnya. Kemudian dia membaca isi pesan chat yang baru saja masuk.
Artajuna Pradipto :
Gue ada tugas lagi buat lo. Temuin gue di taman bermain dekat persimpangan kompleks perumahan lo.Artajuna Pradipto :
Tadi gue mau ke rumah lo nganterin buku gue. Tapi motor gue harus ke bengkel. Inget, taman bermain!Artajuna Pradipto :
Gue tunggu sampe 2 menit. Cepet!Setelah membaca pesan chat tersebut. Nayla menghela napas yang terasa berat sekali. Dia menepuk keningnya, seraya mengeluh. "Juna emang psikopat! Dia nggak bisa ngebiarin gue istirahat sedikittttt aja."
Nayla pun melepas kedua earphonenya dari telinga. Kemudian ia mengangkat tubuhnya dari kursi belajar. Lalu ia keluar dari pintu kamar, dia beranjak dari rumahnya menuju taman bermain.
Dia berlari keluar rumah tanpa peduli suara gemuruh dari langit menyambar sekitarnya. Suara deras hujan mulai berjatuhan menyirami pijakannya menuju suatu tempat.
Akhirnya hujan itu turun begitu deras sampai membuat Nayla basah kuyup.
Nayla sempat berhenti sebentar. Melihat jam di layar ponselnya dengan pandangan memburam. Dia mengusap layar ponselnya yang juga ikut kebasahan.
Tinggal 25 detik lagi, ia hampir sampai ke tempat tersebut. Nayla segera berlari tanpa peduli ia sudah benar-benar basah kuyup saat ini.
Jduuk!
"Akhh.." Belum juga sampai di taman bermain. Nayla terjatuh ke aspal.
Dia meringis kesakitan melihat lututnya terluka karena terkena aspal jalan. Celana panjangnya sobek di bagian lutut.
Dia menahan perih karena tetesan air hujan itu mengenai lututnya yang terluka.
"Gue harus bangun. Juna udah nungguin gue," ringis Nayla berusaha untuk bangun. Namun, ia tak dapat terbangun karena lemahnya otot kaki Nayla. Gadis itu menunduk sambil menangis di tempatnya.
Nayla pun tak bisa berbuat apa-apa ketika keadaan benar-benar tak memungkinkan dirinya melanjutkan perjalanan sambil berlari menemui Juna.
Hujan deras itu semakin mengguyur tubuh lemahnya, bajunya sudah basah kuyup seluruhnya. Dia sudah pasrah jika Juna akan mengamuk karena dirinya terlambat menemui cowok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAJUNAY (SDH TERBIT)
Teen FictionArtajuna Pradipto, pentolan sekolah dengan sikapnya yang menyebalkan. Dia ditakuti semua orang karena sikap kerasnya dan sering semena-mena. Namun sebenarnya hidupnya penuh dengan luka. Termasuk tentang cinta. Dia sulit melupakan masa lalunya yait...