11 - Kecolongan

932 170 187
                                    

Haayyy.. Apa kabar??

SIAP MENGISI TIAP PART DENGAN KOMENTAR KLEAN?🔥

****

"Woy, Juna kampret! Ada berita panas!" Ekal berlari menuju ke meja kantin yang di sana terdapat Juna serta Markus.

Mereka berdua sedang menikmati makan siang, sementara Ekal tadi menyalurkan kesenangannya di permainan bola basket bersama teman-teman basketnya.

"Berita panas apaan? Jangan-jangan lo ngoleksi video haram lagi, ya?" tebak Markus asal.

"Berita ini jauh lebih haram! Panas banget gile!" sahut Ekal setelah menyeruput minuman Juna di sana.

"Tinggal ngomong gampang! Nggak usah cari kesempatan nyolong minuman orang!" seru Juna pada Ekal.

"Minuman lo dicolong nggak ada apa-apanya. Ini cewek lo mau dicolong sama si Farrel!" kata Ekal seraya mengatur napasnya. Membuat Juna menautkan kedua alisnya tajam.

"Eh, lo jangan asal ngomong. Nanti yang ada ribut lagi," sungut Markus.

"Gue nggak pernah bohong soal cewek. Ini seriusan, tadi gue denger dari tim basket gue katanya Farrel lagi ngincer Nayla."

Tak berapa lama setelah mencerna laporan yang baru saja Ekal ajukan kepadanya. Juna mengangkat tubuh dari kursi yang didudukinya.

Dari raut wajah tampannya, dapat dilihat ada guratan emosi dan napas yang memburu. Cowok itu terlihat sangat marah.

Ia meraih kalungnya yang ada di atas meja, Juna memang memakai kalung. Sebuah kalung dengan tali berwarna hitam dan besi berukuran sedang sebagai hiasannya.

Kemudian ia berlari keluar dari kantin. Tanpa mengatakan apa pun, cowok itu meninggalkan kedua temannya.

"Lo, sih!" tuduh Markus, memukul lengan Ekal. "Dia pasti mau ribut lagi itu. Udah, kita susul aja cepetan," sahut Markus.

“Bentar dulu, dari pagi gue belum ngemut permen milkita. Gue beli dulu ke warung Bu Dede. Baru kita liat si Juna.” Laki berpipi agak chubby itu ingin melangkah ke arah kanan, mengarah ke salah satu kios langganan untuk membeli permen susu kesukaannya.

Markus mendecak. “Anying, kelamaan! Buru!” Markus dengan kebiasaannya yang selalu menarik kerah baju Ekal pun kembali menarik baju tanpa lengan di sebelah kanannya, mencegah temannya yang ingin pergi ke kios tersebut.

“Ketek gue sakit, goblokkkk!!!” erang Ekal ketika Markus menarik jersey-nya sekaligus menyeretnya dengan tergesa-gesa.

Mereka akhirnya pergi Juna yang sudah berapi-api.

***

"Naylaaaa!!" Prilly menghampiri Nayla.

"Hah, apa?" balas Nayla lemas.

Sejak perkataan yang Juna ucapkan kepadanya di rooftop sekolah, gadis itu duduk di bangkunya dengan tubuh yang lemah.

Perkataan Juna tadi langsung menyayat hati. Seolah-olah Juna sudah menginjak-injak harga dirinya.

"Pacar lo!"

"Juna, Nay."

"Juna...."

Nayla menghela napas. Lalu ia mengangkat kepalanya dari atas meja. Gadis itu menoleh pada Prilly yang sedang berdiri di dekat mejanya. "Kenapa sama Juna?"

ARTAJUNAY  (SDH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang