Part 10

165 13 14
                                    

GADIS ber-sweater putih dipadu celana joger hitam dengan slingbag hitam di bahunya itu sedang duduk di kursi taman sendirian.

Pandangannya menyusuri seisi taman yang mulai sepi. Tangannya dengan lincah mengetik sebuah pesan di ponselnya.

Aleena
Lo di mana? Gue udah di sini.

Matanya beralih ke langit yang mulai berwarna orange di atas sana setelah melihat tanda centang dua abu-abu di pesannya. Tiga menit kemudian, suara notifikasi terdengar. Aleena pun kembali membuka laman chatnya yang menampilkan balasan dari secret admirer-nya.

Secret Admirer
Wait

Aleena mengernyit saat membaca satu kata itu. Hingga, tiga orang anak kecil datang dan memberikan balon berwarna-warni kepadanya. Dia sendiri jadi gelagapan menerimanya.

"Maaf, Dek. Ini dari siapa ya?" tanya Aleena kepada mereka semua.

Salah seorang di antara mereka menjawab. "Dari Kakak Ganteng. Katanya ini buat Kakak Cantik satu-satunya."

Setelah itu, mereka bertiga pergi meninggalkan Aleena yang termangu di tempatnya. Dia memandang bingung ketiga balon di tangannya. Matanya menyipit saat mendapati ada sesuatu di dalam balon itu.

Aleena mengambil jarum yang kebetulan ada di slingbag-nya. Jarum tersebut dia tusukkan ke balon di depannya dan ternyata terdapat secarik kertas di dalamnya. Sebelum memutuskan membuka kertas tersebut, dia kembali menusukkan jarum di tangannya ke balon-balon yang lain. Sekarang, genap ada tiga kertas di tangannya.

Kertas Pertama
Lo mau tau siapa gue kan?
Gue ada di sekitar lo.

Kulitnya meremang, dengan mata waspada dia melihat ke sekitar. Tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan pedagang kaki lima, bahkan anak-anak yang tadi menghampirinya sudah tidak ada, entah hilang ke mana. Di mana dia sebenarnya?

Dengan kaku, pandangannya kembali ke kertas kedua dan dia mulai membukanya.

Kertas Kedua
Jangan takut. Gue enggak ada niat jahat sama lo.

Entah kenapa, rasa takutnya sedikit memudar. Dengan lincah, tangannya membuka kertas terakhir.

Kertas Ketiga
Gue sekolah di sekolahan yang sama kayak lo.

Lehernya menegang seketika. Siapa sebenarnya orang ini? Banyak petunjuk, tapi dia masih merasa buntu. Dia butuh petunjuk lebih.

Dengan segera, Aleena menyimpan ketiga kertas tersebut ke dalam slingbag-nya. Dia pun bergegas pulang dengan perasaan sesal karena menolak saat Tere menawarkan untuk menemaninya.

"Tere!" teriak Aleena setelah begitu saja masuk ke rumah sahabatnya yang memang jarang dikunci ini.

Tere yang sedang makan kripik kentang sembari menonton televisi menoleh santai ke arahnya. "Naon?"

Aleena mendengus, dia mendudukkan dirinya di sebelah Tere dan mengambil alih kripik di tangan sahabatnya itu. "Baca."

"Apanya?" tanya Tere bingung karena Aleena justru menyerahkan slingbag padanya.

"Buka tas gue dan baca tiga kertas di dalamnya, dodol."

Bibirnya mengerucut, dengan perasaan kesal, Tere pun membuka tas sahabatnya ini. Udah tiba-tiba kripiknya dirampas, terus dijulidin tanpa alasan pula. Dasar, Aleena!

My Secret Admirer [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang