Part 15

131 13 11
                                    

GENAP satu bulan, hubungan Aleena dan Revan kian dekat. Selama itu pula, Alex entah hilang ke mana. Tapi hari ini, tiba-tiba lelaki itu menampakkan diri saat dia dan Tere baru saja menginjakkan kaki di GOR sekolahnya.

"Eh h-hai Kak Alex," ujar Aleena membalas sapaan Alex tadi.

Lelaki itu tersenyum sebelum berlalu dan masuk ke arena latihan.

"Ya udah, Al. Lo duduk di tempat biasa aja ya. Gue mau ganti baju dulu."

Aleena mengacungkan jempolnya sebelum berjalan berlawanan arah dengan Tere untuk sampai di tribun penonton.

Hari ini, dia belum melihat cowok tengil yang selalu mengintilinya itu. Entah di mana keberadaannya saat ini.

Aleena memilih membuka ponselnya karena acara latihan karate di depannya pun belum dimulai. Tak susah mencari nama kontak Revan, karena namanya sudah ada di kolom teratas. Jarinya dengan lincah mengetikkan pesan kepada pria itu tanpa rasa sungkan.

Van, lo di mana? Gue lagi di GOR.

Sedetik kemudian, balasan pun diterima Aleena.

Revan
Cie kangen ya?

Aleena tersenyum.

Iya

Tapi dia menghapus ketikan itu. Gengsi bos!

Aleena
Pertanyaan itu pasangannya sama jawaban, bukan pertanyaan juga, Revan.

Revan
Gue tahu, dan pasangan lo ya pastinya gue.

Aleena menggigit bagian dalam pipinya hanya untuk menahan pekikan bahagia. Astaga, Revan sekarang jago gombal juga.

Sedangkan di sana, Revan sendiri tengah menahan senyum sembari membayangkan wajah meronanya Aleena. Pasti gadisnya itu sedang salah tingkah sekarang terlihat dari centang dua biru di pesan yang terakhir dikirimnya.

Jujur, dia sebenarnya ingin sekali menghampiri Aleena saat ini. Tapi, sialannya dia harus latihan pementasan untuk acara perpisahan kakak kelas yang tinggal dua minggu lagi! Hah, sangat menyebalkan.

Aleena menoleh saat suara peluit terdengar. Ternyata, latihannya sudah mulai dimulai.

"Ayo, Tere!" teriak Aleena turut menyemangati Tere yang memang mendapat urutan pertama untuk adu tanding.

Setelahnya, hanya sorak sorai penonton yang terdengar. Tidak hanya Aleena, tetapi cukup banyak juga penonton lainnya yang didominasi oleh adik kelas. Karena memang para kakak kelasnya sudah dinyatakan lulus dan bebas mau berangkat atau tidak. Hanya saja ... perayaan kelulusan resminya akan diadakan dua minggu mendatang.

"Yey! Akhirnya lo menang!"

"Kapan gue nggak menang sih?" ujar Tere jumawa akan kemampuannya.

Kekehan keluar dari bibir Aleena. "Iyain deh, biar seneng."

"Dasar!"

Aleena membiarkan Tere meneguk minumannya hingga tandas. Jika selalu ditanya kenapa tidak membawa botol sendiri, Tere selalu berdalih jika hal itu tampak seperti kelakuan anak mami. Sedang dirinya, bahkan dibuang oleh mama kandungnya sendiri. Aleena tak bisa membantah apa-apa. Jadilah, dia selalu membawa dua botol saat ke sekolah. Memang merepotkan sahabat satu-satunya ini!

"Na, gue boleh ngomong sesuatu?" tanya Alex yang tiba-tiba datang.

Aleena mengernyit sedangkan Tere tampak tak acuh.

My Secret Admirer [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang