Wanita itu menghentakkan kepalanya berulang kali ke atas meja hingga berbunyi kencang sekali, beberapa tamu lain lari berhamburan keluar dan beberapa pelayan hanya bisa berteriak mengitari wanita itu,tidak tau apa yang harus dilakukan.
Fabian bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan aku untuk menunggu diluar, belum sampai aku membuka pintu wanita itu bangkit dan berlari kearahku
"Kowe ra iso mlayu!" wanita itu mencengkram lenganku dengan kuat, rasanya sakit dan mengerikan melihat wanita itu menyeringai... matanya terbelalak dan bergerak cepat ke kanan dan ke kiri. aku berusaha melepaskan cengkraman wanita itu dan teriak sekencang-kencangnya.
"pegang wanita itu!" teriak Fabian kearah pelayan, lalu Fabian mengambil gelas berisikan gelang pemberian Ibu Seno dan menyiramkannya keatas rambut wanita itu.
lalu wanita itu tertawa dan membalikan kepalanya kearah Fabian
"HAHAHAHA Sampeyan pikir sing paling kuat, belum ketemu rojo rojo ne"
lalu wanita itu jatuh pingsan tergeletak dilantai, bersamaan denganku yang shock tidak bisa bertumpu pada kaki sendiri.
"kamu gak papa Nik?" Fabian memegangi bahuku
kini yang dapat kulihat hanya wajah Fabian yang memudar menjadi gelap gulita
**************************************************************************
begitu membuka mata, yang pertama aku lihat adalah lukisan seorang wanita yang yang membawa bakul berisikan buah buahan ditengah keramaian pasar, menggunakan selembar kain selendang yang tak cukup untuk menutup seluruh tubuhnya.
aku terdiam, berusaha mengingat kembali kejadian hari ini...
aku ingat pergi ke taman hiburan dengan Seno, aku ingat bertemu wanita misterius, aku ingat berjalan jauh mencari taksi dan...
FABIAN!!!
aku terduduk diatas kasur, lalu Fabian yang ternyata sedari tadi ada di sofa samping tempat tidur ikut bangkit berdiri
"kenapa Nik??" tanya Fabian panik.
ah... aku kira dia menghilang...
"kita dimana?"
"di hotel tempat aku stay Nik, minum dulu ya" jawab Fabian sembari menawarkan segelas air.
aku menghabiskan segelas air tersebut dalam hitungan tiga detik. haus rupanya.
setelah mengembalikan seluruh energiku yang hilang setelah pingsan aku memulai kembali percakapanku dengan Fabian.
"jadi? bisa jelasin lebih lanjut?"
Fabian duduk mendekat kearahku.
"mimpiku gak pernah salah Nik, aku juga gak tau sejak kapan dan kenapa aku bisa punya kekuatan seperti ini tapi yang jelas seingatku almarhumah ibuku pernah bilang bahwa keluarga kami adalah keluarga keturunan kerajaan jaman dulu... tapi betul atau enggak nya yaaa ga ada yang tau"
aku masih terdiam menunggu penjelasan lain.
"di mimpi itu aku melihat kamu sedang di intai oleh mahluk yang sangat besar, biasa kami menyebutnya genderuwo.. tapi ada yang aneh dengan genderuwo ini, dia seperti punya kekuatan yang aku juga belum pernah lihat sebelumnya... di mimpiku itu aku dengar dia bilang kalau aku tidak boleh mendekatimu lagi, kalau kamu sudah ditakdirkan untuk menjadi istrinya"
"aku mimpi hal yang sama Bi..."
Fabian terdiam
"di mimpi itu aku ingat sekali bahwa mahkuk itu berusaha membawaku dan aku berlari menjauh tapi... tapi aku tertahan oleh orang orang yang ada dipasar itu"
"aku datang untuk membantumu pulang... iya kan?" tanya Fabian, aku mengangguk.
"mimpi kita terhubung."
aku masih terdiam, berusaha mencerna apa yang terjadi.
"aku gak tau nik apa yang terjadi, tapi yang jelas aku tau kalau ini pertanda bahaya"
"astaga Seno!" tiba tiba aku teringat dengan Seno yang aku tinggalkan tanpa pesan dihotel, aku buru buru membuka handphoneku mengecek apabila ada pesan darinya.
tidak ada pesan apapun, apakah dia marah aku meninggalkanya dihotel? apa yang terjadi dengan dia dan wanita itu...
"Fabian, sepertinya aku harus kembali ke hotel... aku belum memberi tahu Seno kalau aku ketempatmu.. kamu sampai kapan disini?"
"aku harus kembali besok pagi Nik, karna aku masih ada kelas susulan dikampus"
"oh...aku fikir kita bisa menyelesaikan semua misteri ini sekarang"
"aku rasa aku belum cukup kuat Nik, inget pesan wanita yang kesurupan tadi? aku rasa kita berhadapan dengan sesuatu yang memang berkekuatan besar"
"oh begitu.. lalu bagaimana dengan gelangnya Bi? apakah masih di isi dengan penunggu tadi? jadi aku gabisa pakai gelang itu lagi?"
Fabian menaikan kedua bahunya "ntah lah Nik, tapi aku tidak merasakan hal negatif lagi sih, untuk jaga jaga simpan saja didalam tasmu ya tapi jangan dipakai dulu... mungkin ada baiknya kamu membicarakan ini dengan Seno, bisa kamu suruh dia menjemputmu kesini? atau aku akan mengantarmu pulang?"
"Seno, aku sekarang berada di hotel askara denpasar bersama temanku... bisa jemput aku kesini? atau kamu masih bersama wanita tadi?"
Aku menunggu jawaban Seno gusar, tidak berhenti menghentakan kakiku.
"tenang Nik, ada aku disini... aku akan bantu kamu bicara dengan Seno, kalau boleh?"
aku mengangguk setuju
"tetap disana, aku datang sebentar lagi"
jawab Seno.
*******************************************************
Hai temen temen pembaca setiaku kesayangan :")
akhir akhir ini aku melihat banyak pembaca dibawah umur ( hayoooo ngaku )
karna saat ini Sekar couple sudah memasuki fase yang lebih jauh, menurut kalian gimana kalau
aku delete explicit konten ku di bab " inikah rasanya bercinta " dan fokus ke kategori horror romance??
atau kalian emang dateng kesini karna 18+ nyaaaaa ( hayo ngaku dan kasih poling hahahaaha )
anw aku masih konsider soal ini sih hehe, sampai ketemu di bab berikutnya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
bercinta kepada malam
RomanceKarnika baru saja tiba di jakarta berniat untuk melanjutkan pendidikan nya, namun dia tidak mengira bahwa ada sosok lain yang mengagguminya sejak lama, memaksanya masuk ke kehidupan yang lain, kehidupan yang dirasa lebih mudah untuk dijalani.