Adzan maghrib berkumandang, aku teringat akan ibadah yang sudah lama aku tinggalkan
"Seno, aku ibadah dulu ya.." aku bangkit dari kasur dan mengeluarkan alat solatku yang kusimpan didalam lemari
"kalau gitu, aku balik ya.. salam sama Asih" Seno ikut bangkit dari tempat tidur dan mengenakan jam nya yang sedari tadi ia letakkan dimeja.
"loh kok balik? gamau ketemu sama Asih?" Aku memasang wajah protes, Seno tersenyum lalu membelai rambutku
"nanti ya, kan kamu juga mau ibadah dulu... aku ada urusan" Seno mengambil kunci mobil dan bergegas membuka pintu, aku meletakan kembali mukena kedalam lemari berniat untuk mengantarnya hingga depan garasi
"gausah anterin, aku bisa sendiri sayang... take your time, sampai ketemu besok. jangan lupa makan dan hubungi aku kalau sampai pingsan!" Seno terlihat menahan geli lalu menutup pintu sebelum aku bisa protes.
********************************************************
"jadi tadi kamu pingsan di fakultas hukum? eh terus si fabian ini gimana? cakep ndak? hehe"
Setelah menceritakan apa yang aku alami siang ini, satu satunya yang dipikirkan Asih cuma cowok -_-
"kamu nih ya bisa bisanya orang lagi susah malah mikirin lanang... ta' tempeleng kowe!" kali ini Asih bener bener aku tempeleng karna gemas, tadi dia hanya terkekeh.
"lagian ada ada aja, makanya solat... pacaran mulu sama pacar khayalan sih" Asih terus nyerocos sambil memakan keripik apel yang dia beli dikampus.
"eeeeh sembarangan! Andi sama Seno beda jauh tau! apaan tuh si Andi, menang putih doang tp otaknya wes entek! Seno mah ... huuu udah cakep, manis, tinggi badan nya keker wuih bulu dadanya siiiih" Aku memukul mukul punggung Asih gemas
"banyak bulunya genderuwo kali? hahahaha lagian mosok udah pacaran ndak ada foto bareng"
"iya juga ya, aku gapernah minta foto... lupa terus"
"penasaran aku, seganteng apa sih si Seno ini?"
************************************************************************
Pagi ini aku menghabiskan waktu berkeliling FIB untuk mencari Pak Hardi, lalu disanalah dia di ujung kantin sedang membeli soto ayam. setelah menjelaskan kejadian kemarin Pak Hardi setuju untuk memberikan keringanan waktu dengan tambahan 1 minggu jika aku menambahkan 1 bab studi kasus mengenai histori maja pahit.
yang aku bisa lakukan hanya mengangguk lemas.
Aku bergegas menuju fakultas hukum untuk mengambil tugas yang kutinggalkan di tempat foto copy, karena masih banyak yang ingin aku tanyakan fabian jadi kita janjian untuk ketemu disana.
Fabian mengenakan kemeja flanel berwarna hijau dan biru tua, di balut dengan cardigan abu dan celana chino warna cream. rambutnya yang ikal terlihat berantakan namun karena potongan rambutnya yang rapih dia jadi terlihat lucu. dia melambaikan tangan dan memiringkan kepalanya dari depan kantin lalu berjalan kearah pintu masuk fakultas tempat aku berdiri.
"Nika!" Sapanya sambil berlari kecil.
"gausah lari-lari, kalem..." aku mengayunkan tanganku kearahnya dan kami bersalaman.
"gimana kabarmu hari ini Nik? masih pusing?" Fabian menawarkan membawakan tasku
aku menggeleng " Baik, rasanya jauh lebih enteng hehehe"
"masih diikutin tuh, tapi anaknya lari pas liat aku" kata Fabian sambil tertawa menengok kearah belakang
"hah? seriusan??" aku cepat cepat menengok kearah belakang.
"serius hahaha, lucu juga liatnya badan nya cuma segini nih" Fabian mengimbang imbang dengan tangannya menunjukan bahwa anak kecil tak kasat mata itu tinggi nya hanya sedengkul kakinya yang jenjang.
"tadi pas aku lari kearah kamu, dia kayak kaget gitu terus lari dan tiba tiba ilang" lanjut fabian, kami berjalan terus menaiki tangga menuju tempat foto copy.
"tapi aku kok udah gak ngerasa berat lagi?" tanyaku pelan sambil mengawasi kanan dan kiri
"kayaknya nggak jahat ya, setelah dia tau kalau kamu ngerasa berat dia ngikutin kamu sambil lari-lari"
"tau dari?"
"hmm... bisa dibilang aku punya mata batin yang terbuka lebar? jadi singkat nya, aku juga bisa ngajak mereka ngobrol dalam hati gitu haha freak ya?"
"nggak, nggak freak sama sekali... kalo gak ada kamu, aku bisa ke tukang pijit seminggu sekali karna pegel"
setelah aku mengambil tugas dari tukang foto copy, fabian mengajakku duduk di bangku kantin dan memesankan kami dua gelas es kopi susu.
"jadi, anak kecil itu dateng dari mana dan kenapa ngikutin aku? terus sekarang masih ada dideket kita?"
"ada dibelakang kamu tuh, sambil duduk juga..." Fabian menyeruput es kopi susu nya lalu mengangguk-angguk. lalu melanjutkan
"dia bilang, dia ngejagain kamu dari ibu-ibu yang ada dikamar mandi. tapi cuma itu, dia gamau kasih tau asal dia dari mana"
***********************************************************
Disclaimer :
terima kasih temen-temen yang masih setia nungguin author update ya!
jujur akhir akhir ini kerjaan semakin menumpuk membuat Seno dan juga Fabian harus menunggu untuk tampil dihidup nya Nika dan dibayangannya Author :" hhuhuhu
niatnya sih mau update setiap hari tapi apa daya, sekarang bahkan author udah gada waktu buat nonton K-drama (sad) T_T
tapi diusahakan untuk secepat mungkin luangin waktu untuk update
PS: Fabian orang nya juga ganteng dan baik loh jadi pilih mana ya? Seno apa Fabian?
KAMU SEDANG MEMBACA
bercinta kepada malam
RomansaKarnika baru saja tiba di jakarta berniat untuk melanjutkan pendidikan nya, namun dia tidak mengira bahwa ada sosok lain yang mengagguminya sejak lama, memaksanya masuk ke kehidupan yang lain, kehidupan yang dirasa lebih mudah untuk dijalani.