kembali

2.2K 209 29
                                    


Bapak memelukku erat sekali ketika aku bersiap untuk masuk kedalam mobil, matanya nanar membendung airmata yang hampir saja terjun dari balik bulu matanya yang tak seberapa lentik.

Ibu memeluk Fabian berkali-kali mengucapkan terima kasih karena telah membantuku selama ini, tanganku bergetar menahan isak yang sudah pasti tak akan berhenti jika kubiarkan lepas begitu saja...

pikiranku kacau sekali, tidak pernah jatuh cinta tapi sekalinya jatuh seperti terjun dari luar angkasa tingginya, lupa pakai parasut pula.

menjadi anak satu-satunya berat, sempat terpikir sudah saja aku ikut ke alam baka tapi pusing juga nanti orang tuaku siapa yang jaga?

hahaha... lucu.

jadi setelah semua adegan traumatis ini akhirnya aku tetap harus kembali ke Jakarta.

Asih pernah bercerita, hatinya hancur berantakan karna perselingkuhan yang dilakukan mantannya ketika masih dibangku SMA... aku menyaksikan dia tidak mau makan, tidak mau main, tidak mau belajar, pagi hingga pagi lagi matanya sembab kayak zombie.

lah apa kabar aku ya? ini mah udah bukan kayak zombie lagi, tapi kayak cewek ular yang suka sama Seno itu tuh... eh tapi dia kan cantik ya? 

membayangkan wanita itu aku bergidik ngeri.

Bapak melepaskan pelukannya sembari mengelus lembut rambutku, berkali-kali melantunkan doa dalam bahasa jawa lalu Ibu menyambut dengan pelukan perpisahan.

"kami pergi berangkat ya Bu" bisik Fabian, aku hanya bisa terdiam tak sanggup berbicara...

tersenyum dan melambaikan tangan seraya mobil berjalan pelan.

Jakarta... aku kembali pulang.

perjalanan yang kami tempuh dengan mobil sekitar 7 jam, tapi aku memilih lebih banyak diam begitu juga dengan Fabian, dia tau banyak hal yang sedang aku fikirkan tapi begitu juga dengan dirinya... aku tau fikirannya pun kacau balau karna sudah ku tarik masuk dalam permasalahanku ini

bodoh sekali

fikirku yang mengetahui selama ini bahwa dia juga menaruh hati padaku, tapi bagaimana caranya aku bisa mencintai orang lain aku saja tidak mencintai diriku sendiri.

sepanjang jalan aku memperhatikan sawah-sawah yang berbaris rapi menghiasi jalan tol dan juga gunung-gunung yang menjulang tinggi memberikan kesejukan dalam pandanganku.

tak elak aku juga merindukan bangunan-bangunan tinggi jakarta.

"Asih tau kita balik?" tanya Fabian memecahkan lamunanku

aku mengangguk tersenyum, lalu menyalakan bluetooth mobil.

"mau denger lagu apa?" tanya Fabian lagi, aku tau dia hanya basa-basi... bingung mau bicara apa setelah pembicaraan yang akward kemarin

"hmm yang bisa dinyanyiin bareng-bareng dong?" kataku berusaha tertawa

"sheila on7?" tanya fabian lagi, aku mengangguk.

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala

kami bernyanyi sepanjang perjalanan.

*********************************************************************************

Sesampainya di Kosan, aku melihat Asih berdiri menunggu menggunakan daster kesayangannya.

dia berlari menghampiri mobil yang di parkir di sebrang jalan, memelukku erat sekali

"bocah gendeng kangen aku" teriaknya sembari tersenyum.

"capek lho aku nih..." jawabku sembari terkekeh

"jadi kapan kamu ke kampus?"

"besok aku jemput kalian kita ke kampus bareng, karna aku juga perlu beresin beberapa hal di gedung rektorat" sambung Fabian sembari membawakan barang-barangku menuju kamar

sesampainya dikamar, aku mendapati kardus yang diberikan ibuku isinya bukan berupa kerupuk ataupun makanan khas semarang melainkan beberapa bunga dan bulatan-bulatan kecil seperti kelereng yang diberikan notes diatasnya bahwa ini adalah pemberian dari Ki Ageng, batu-batu kecil itu berwarna putih seperti mutiara tetapi batunya jauh lebih besar.

lagi-lagi jimat...

fikirku yang kini sudah jauh terbiasa dengan hal-hal mistis.

tak lama aku mendapati Fabian menggumam, lalu menunduk dan meletakan daun pisang berisi bunga tujuh rupa didepan kamar

"ngapain kamu?"

"nih, ngasih makan adekmu" sahut Fabian dengan wajah datar

"hah?"

"ini ada yang kangen, anak buah nya si gen" Fabian berhenti sejenak "Seno"

aku terdiam

"mau liat gak?" tanya nya.

aku terdiam, sejujurnya aku juga ingin melihat anak itu... anak yang selalu menjagaku dari gangguan mahluk halus, tidak termasuk Seno pastinya... 

lalu mengangguk

Fabian berdiri mendekat lalu meletakan tangannya kearah keningku, ia memejamkan matanya.

"merem" perintahnya 

lalu ketika aku membuka mataku... 

JENG-JENGGGG!!!!

aku melihat anak kecil yang wajahnya dipenuhi dengan bulu, matanya bulat hitam pekat namun ada pantulan cahaya berwarna merah gelap.. anak itu bertelanjang dada namun mengenakan celana kain sedengkul berwarna putih.

aku mendapati diriku tertegun karena aku tidak menyangka bahwa anak kecil itu tidak se-seram yang aku bayangkan, bahkan dia terlihat seperti malu-malu dan menutupi setengah wajahnya dari balik meja belajarku seakan-akan takut ketahuan

lalu aku tersenyum

"coba ajak ngobrol" kata Fabian

aku memberanikan diri melambaikan tanganku kearah mahluk kecil itu

lalu anak kecil itu pergi menembus pintu kamar dan menghilang.


***********************************************************************

waah terus terang akhir-akhir ini aku lagi keranjingan tiktok guys hhahahahaa

kalau ada yang mutualan sama aku DM ya! bisa kepo-kepo juga dengan kerecehanku lol

boleh follow di @sanjibengek (muahahahahaha)

see you in other place!!!

bercinta kepada malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang