lembut

2.8K 229 52
                                    

"mau makan apa?" tanya Fabian setelah melihatku melongo kearah pintu saat melihat anak kecil itu berlari seperti angin.

aku masih terdiam

"udah, baik kok walaupun dia antek antek nya si Seno..."

aku melirik kearahnya dengan tatapan jutek

"udah buru aku mau pesen nih, panggil Asih gih berduaan mulu sama cowoknya dikamar ntar hamil tuh lama -lama" sahut Fabian lagi sembari membuka aplikasi ojek online.

aku bangkit berdiri untuk menemui Asih, penasaran juga apakah anak itu masih diluar kamarku

kecewa karna aku mendapati lorong depan kamar kosong, berharap aku bisa menanyakan Seno padanya.

perasaan lega menyelimutiku saat tau Seno masih memerintahkan anak itu untuk menjagaku, tersenyum aku pergi mengetuk kamar Asih

"hhh..." terdengar suara pelan dari dalam kamar lalu disauti dengan suara tawa Andi

hadeuh lagi ngapain ya ni anak kira-kira?

segan untuk menganggu aku kembali ke kamar

"lah? mana Asih sama Andi?" tanya Fabian melongok kearah pintu

"pacaran, wes gausah diganggu" sahutku menghempaskan tubuh kekasur tepat disebelah Fabian duduk, gestur tubuhnya terlihat menegang dan dia segera memperbaiki posisi duduknya.

"yawes kita makan berdua aja ya, kamu mau makan apa?" tanya Fabian menyerahkan hp nya agar aku bisa memilih makanan.

lama tak terdengar apapun karena kami sama-sama diam, Fabian bangkit dari tempat tidur dan menyalakan laptopku, sembari aku memilih makanan dia terlihat sedang memilah lagu dalam aplikasi spotify

terdengar alunan suara merdu lagu 168 dari Monita Tahalea.

"mau makan iga bakar? enak kayaknya deh" kataku sembari menyenandungkan lagu yang diputar

Fabian mengangguk.

Cinta bukan tentang menanti dan menunggu
Tetapi memang telah waktunya 'tuk bertemu
Walau tak selalu berakhir bersama
Mungkin nanti
Sampai nanti
Bertemu kembali

setelah aku menyelesaikan pesananku, aku melirik kearah fabian yang kini memutar badannya mengarah kepadaku, dia menyenderkan pinggulnya di atas meja dan menyilangkan kedua tangannya.

menarik nafas lalu berdiam menatap mataku.

aku yang masih tidak mengerti apa yang dia lakukan hanya menaikan alis mataku, mengisyaratkan padanya untuk mengatakan apa yang sedang ia fikirkan.

lalu ia maju melangkah dan...

melumat bibirku lembut.

tangan kanannya membelai lembut pipiku dan tangan kirinya memeluk pinggangku yang masih terduduk kaku.

aku tau ini salah, ingin rasanya aku menghindar.. 

aku tau Fabian menyukaiku tapi...

aku tidak bisa menolak ciuman ini, ntah apa yang aku fikirkan tapi saat ini aku merasa sentuhan Fabian membuatku merasa senang.

aku membalas ciumannya.

hingga Fabian mencoba membuatku merebahkan tubuhku dikasur, saat itu juga aku merasakan perasaan bersalah yang amat besar kepada Seno.

Saat itu juga fikiranku seakan memutar kembali segala kenanganku bersama Seno.

wajahnya, bibirnya, hangat peluknya...

tatapan wajah Seno yang begitu menyeramkan dilorong kampus.

"Nik?" tiba-tiba suara Asih dari luar pintu memanggil, Fabian mendesah pelan dan melepaskan tubuhnya dariku sembari tersenyum tipis.

aku yang masih kikuk buru-buru melompat dari atas kasur dan membukakan pintu untuk Asih

"kenapa kamu manggil aku?" tanya Asih

"hah?ndak aku ndak manggil kok" 

apa tadi aku panggil ya? perasaan nggak

"heleh jangan bohong kamu orang Andi aja denger banget dari tadi kamu manggilin aku... kenapa? mau pesen makan tah?" jawab Asih sembari melongok kedalam kamar ke arah Fabian

"sudah makan belum kamu Bi?" teriak Asih sembari masuk kedalam kamar.

aku, seketika merasa badanku kaku seluruhnya.

pasti Seno...

dan ketika aku menatap wajah Fabian, wajahnya terlihat kesal... saat mata kami bertemu ia membuang mukanya kearah Asih.

malam itu Fabian pamit pulang.

*************************************************************************************

percintaan itu sulit sekali dimengerti, apakah bisa aku mencintai dua orang sekaligus?

apakah aku memang menyukai Fabian atau ini semua terjadi karena aku merasa kesepian??

Seno pasti sedih kalau dia tau aku mulai menyukai Fabian...

dia pasti marah...

pikiran-pikiran ini membuatku untuk sekian kalinya, terjaga semalaman.

sial, aku harus ke kampus besok pagi!

***************************************************************************************

Senang rasanya kembali ke kampus, aku melihat banyak wajah baru dari angkatan yang baru masuk kuliah, mengingatkanku ketika pertama kali datang ke jakarta.

aku bergegas ke ruang dosen untuk mengkonsultasikan semua mata kuliahku yang tertinggal

lalu aku bertemu dengan teman-teman sekelasku yang sudah lama tidak aku jumpai, ternyata selama ini mereka mengira aku cuti kuliah karena mudik dan magang di jawa.

aku hanya tertawa menanggapi terkaan mereka semua, belum saja mereka tau kalau aku baru saja diculik sama raja dedemit di Bali, dan bagaimana jika mereka tau kalau raja demit itu mengikutiku hingga kesini? hahaha lucu sekali pasti mereka lari terpontang-panting.

lalu ketika aku pergi kearah kantin untuk makan siang, aku melihat dia disana...

duduk di meja tempat kita pertama kali saling menyapa.

bercinta kepada malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang