Pertengahan November, 2021.
"Done!" ucap salah seorang gadis setelah menekan tombol enter di laptopnya. Wajahnya berseri-seri, bersemangat, menatap satu-persatu di antara empat gadis lain yang duduk di sekelilingnya. "Salinannya juga udah aku kirim ke grup chat. Kalau ada yang mau ditambah atau revisi lagi, bilang aja."
Sementara April sibuk kembali dengan laptopnya-mengerjakan tugas lain-teman-teman sekelompoknya saling berterimakasih lantas meninggalkannya sendirian. Gadis itu sengaja memilih tempat yang paling sudut, tidak terlalu berisik, dan lumayan jauh dari pandangan orang-orang. Tetapi seperti biasa, ia masih tetap bisa menatap air mancur di dekat taman walau tidak terlalu dekat.
Jam makan siang hampir berlalu, langit bertahan mendung dan gerimis. Seharian ini sepertinya ia akan memilih bertahan di kafetaria saja, mengerjakan tugas-tugas lainnya yang mungkin menyusul tak lama lagi. Sekalian juga menunggu Fira yang masih punya beberapa kelas, entah juga kalau sampai sore. Lagi pula, gerimis yang seolah berkepanjangan ini juga membuatnya tak ingin lama-lama tanpa bernaung di sebuah tempat.
Ah, soal fotonya yang dicoret-coret itu. Dua hari setelah kejadian di papan mading, laci mejanya hampir dipenuhi fotonya yang dicorat-coret sana-sini. Hari ini juga sama, tetapi ia memilih mengabaikan alih-alih mencari tahu siapa pelakunya. April sebenarnya malas mempermasalahkan. Biar saja. Nanti orang itu juga lelah sendiri. Kerjaan April juga bukan hanya mengurusi soal foto-foto itu saja.
April juga lelah terus-terusan berprasangka buruk pada orang-orang. Apalagi Fira. Sahabatnya itu sendiri malah berniat ingin mencari tahu sampai ke akarnya. Padahal April juga sudah bilang tidak perlu. Tidak penting.
"Sendirian, April? Aku boleh duduk di sini?"
Suara dari papan ketik berhenti, kepalanya mendongak. Gurat di sekitar dahi April muncul bersamaan dengan senyum yang muncul dari bibir lelaki itu. Ia masih bertahan berdiri di depan bangku kosong tepat di seberang April. Gadis itu mengangguk sekali, lalu kembali fokus pada layar laptop dan sebuah buku referensi yang terbuka di atas meja.
"Fira mana?" Randi terdengar penasaran. Kemudian, lelaki yang mengenakan hoodie sama warna dengan langit hari ini itu memperdengarkan denting yang biasanya berbunyi ketika membuka laptop.
April bergumam panjang. Kalau untuk nyari Fira, kenapa juga yang ditemui malah aku? Matanya mengintip sebentar dari balik laptop yang terbuka. "Masih ada kelas."
Randi tertawa, terlalu renyah. Kedua matanya bahkan sampai tenggelam bersama kerutan dalam di sekitaran dahi dan pinggir matanya. Sedangkan April kembali berhenti menekan tombol-tombol keyboard dengan mata agak menyipit. Kapan April membuat lelucon?
"Kamu jangan jadi kayak hari ini, lah!" kelakarnya setelah habis tertawa.
Kedua alis April berkerut, makin dalam. "Hah?" Beberapa mahasiswa yang kebetulan di sana mungkin akan menganggap Randi agak tidak waras. Alasan tertawanya benar-benar tak jelas.
"Dingin." Randi menjela sebentar. "Mendung. Asal jangan gerimis juga."
April menaikkan sebelah alisnya. Apa ini? Terkadang ia juga bingung sendiri mengapa tiba-tiba dihantam rasa suka pada lelaki yang masih bertahan memasang senyum cerah di depannya ini. Hanya sebatas sebait puisi, mata yang berbinar dan menggelap ketika terlalu mengudarakan tiap bait Neruda, serta sepasang mata itu yang menatapnya dalam meski sesaat saja.
Alasan yang cukup arbitrer untuk menyukai seseorang dalam sepersekian menit. Sama seperti ucapan lelaki itu baru saja.
"Mending kamu bikin atau bacain Fira puisi lagi."
April lelah ambil pusing. Ia tak mau menyalahkan orang lain lagi. Gadis itu memang menyukai Randi, kesal juga karena seolah dijadikan alat untuk mendekati sahabatnya. Tetapi kembali lagi, Randi tidak tahu apa pun, jadi dia tidak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Hours [ completed ]
RomanceZhafira Freya pikir hubungannya yang berjalan terlalu mulus dengan Arya Alvaro adalah sebuah kabar baik. Nyatanya, hubungan jarak jauh adalah jatuh yang paling cocok untuk mereka. Tanpa panggilan masuk, tanpa panggilan keluar, atau pun pesan yang se...