Jeongyeon pov
Suasana hening dalam keadaan berduka. Semua orang berkumpul mengelilingi makam sahabat terbaikku, Kim Dahyun.
Disisi kanan makam, seorang wanita dengan dress hitam panjang mematung memandangi makam dahyun. Dia sesekali mengusap kepala putra kecilnya yang berada di pangkuannya.
Matanya terus menatap potret yang terpajang didekat batu nisan. Gambar dari sosok yang sukses mengoyak hatinya.
Kim dahyun, ia mati meninggalkan wanita yang aku cintai dengan sejuta sakit yang mampu membunuhnya.
"Mina..."
Kim Mina, wanita yang berhasil mengisi relung hatiku sampai saat ini. Tidak ada seorang wanita pun yang dapat menggantikannya dalam hatiku.
Awalnya aku tidak pernah percaya dengan cinta pandangan pertama tapi semua hal itu berubah saat aku bertemu dengan mina. Ya, aku jatuh cinta padanya disaat pertama kali aku melihatnya. Mina bukan hanya cinta pandangan pertamaku tapi juga cinta pertamaku.
Aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang semua ini. Hal itu selalu kusimpan rapat-rapat didalam hatiku. Hanya jihyo dan nayeon yang tahu tentang rahasiaku.
"Mina, sayang" nyonya myoui mengusap punggung mina.
"Ayo kita pulang" sambungnya.
Mina mengangguk dan mengusap batu nisan dahyun sebelum pergi bersama ibunya.
Momo, kakaknya mina lalu membantu menggendong ryujin yang tertidur dipelukan mina.
.
.
.
.
.
Aku langsung mandi setelah pulang dari pemakaman. Dan sekarang tubuhku terasa sangat lelah. Ku baring kan tubuhku ditempat tidur dengan perlahan. Hanya beberapa detik setelah menutup mata aku sampai dialam mimpiku."Dahyun..."
Aku melihat dahyun berdiri didepan pintu rumahku. Dia memakai setelan jas bewarna hitam dan koper besar ditangan kanannya.
"Waktu keberangkatanku sudah datang, hyung. Aku akan pergi sekarang" dahyun tersenyum kepadaku.
"Tolong jaga keluargaku selama aku pergi. Aku mempercayakan isteri dan anakku kepadamu, hyung. Kumohon tolong jaga mereka berdua untukku".
"Iya, aku akan menjaganya untukmu, hyun" jawabku.
"Terima kasih, hyung".
Dahyun lalu pergi melambaikan tangan padaku dengan wajah yang penuh senyum bahagia.
"Tunggu...dahyun-ah...." aku berusaha menghentikannya.
Aku terus berlari mengejar dahyun tapi....
Beep beep beep
Aku terbangun dari tidurku, keringat mengalir deras disekujur tubuhku. Aku segera meminum air yang berada diatas meja dekat kasurku.
"Mimpi itu terasa nyata" gumamku.
"Tolong jaga keluargaku selama aku pergi. Aku mempercayakan isteri dan anakku kepadamu, hyung. Kumohon tolong jaga mereka berdua untukku".
Kata-kata dahyun terdengar lagi ditelingaku. Tangan ku mulai dingin dan berkeringat kembali. Aku menunduk dan menutup telingaku.
"Kenapa kau melakukan ini kepadaku" gumamku dengan air mata mengalir deras dipipiku.
Tiga hari kemudian aku mendapatkan telpon dari ibu mina. Dia memintaku untuk datang ke rumah mereka karena ryujin putra dahyun dan mina menanyakanku.
Ryujin sangat dekat denganku. Dahyun sering membawa ryujin bersamanya disaat kami berkumpul. Dahyun juga sering menitipkan ryujin kepadaku disaat dahyun dan mina sibuk berkerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt (Completed)
Fanfiction"Kau menikahinya hanya untuk ryujin?" "Benar, itu semua hanya demi putraku, ryujin"