Sana sedang dalam perjalanan kembali ke rumahnya dari perjalanan libur panjangnya di pulau jeju. Dia lalu melewati perusahaan Yoo Corp dan tiba-tiba dia teringat tentang jeongyeon. Dia langsung meminta supirnya untuk berhenti dan parkir dikantor jeongyeon.
Tzuyu yang sedang bersamanya pun menjadi heran dan juga bingung karena permintaan bosnya yang tiba-tiba itu.
"Apa yang kita lakukan disini?" tanya tzuyu.
"Emmm...aku ingin bertemu jeongyeon, ada urusan yang belum sempat kami selesaikan saat kami di jeju" jelas sana keluar dari mobilnya.
Tzuyu hanya menghela napas berat dan memutuskan membuka laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain.
Dia sangat yakin kalau sana tidak akan kembali dalam waktu dekat. Dia pasti akan menghabiskan waktu berjam-jam didalam sana.
Sana tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai didepan ruangan jeongyeon. Resepsionis sudah cukup mengenalnya karena dia adalah salah satu rekan bisnis dari perusahaan Yoo.
Dia lalu mengetuk pintu sebelum membuka pintu ruangan jeongyeon. Sana berdiri disisi pintu sambil tersenyum kearah jeongyeon dan juga jihyo
"S-sana..." gagap jeongyeon.
"Annyeong..." sapa sana.
"S-sana...masuklah! Maaf kantorku agak berantakan saat ini, aku belum ada waktu untuk merapikannya"
Jeongyeon berdiri dan menghampiri sana untuk menyambutnya dengan pelukan. Sana tersenyum sambil membalas pelukan jeongyeon.
Jihyo yang melihat itu, memutuskan untuk keluar untuk memberikan waktu untuk sana dan jeongyeon. Dia tau kalau sana dan jeongyeon membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi diantara mereka berdua.
Jeongyeon mengantar sana untuk duduk di sofa. Dia lalu berjalan menuju konter barista kecil yang sengaja dibangun didalam ruang kantornya sehingga dia bisa membuat kopi kapan pun dia mulai merasa stres saat melakukan pekerjaannya.
"Mau minum kopi?" tanya jeongyeon.
"Tentu" jawab sana sambil tersenyum dan mengagumi profil samping jeongyeon yang sedang membuat kopi.
Jeongyeon berjalan ke sofa lagi dan meletakan kopi diatas meja.
Mereka pun terus mengobrol sampai melupakan waktu yang terus berjalan menuju makan siang. Mereka tertawa dan sesekali sana memukul kecil bahu jeongyeon saat melihat tingkah konyol jeongyeon yang sudah sangat di rindukannya itu.
Tapi jeongyeon terdiam selama beberapa menit saat pikiran tentang malam di jeju memenuhi otaknya.
Dia ingin bertanya pada sana, tapi dia tidak tahu bagaimana cara memulainya. Dia takut sana merasa tidak nyaman karena dia berpikir kalau sana juga sama mabuknya dengannya saat itu.
Sana yang melihat perubahan ekpresi jeongyeon pun menjadi heran. Dengan perlahan dia memegang tangan jeongyeon dan menggenggamnya dengan lembut.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya nya sambil mengusap punggung tangan jeongyeon dengan jarinya.
Jeongyeon mengangguk dan menghembuskan napas panjang sebelum bertanya pada sana.
"Sana...hmm...ada yang ingin ku tanyakan padamu...maaf kalau pertanyaanku ini membuatmu tidak nyaman atau tersinggung..." ucap jeongyeon menatap mata sana.
Sana tesenyum saat mendengar kata-kata itu keluar dari mulut jeongyeon.
Itu salah satu hal yang membuatnya jatuh cinta pada jeongyeon. Sikap yang ramah dan juga sopan santunnya yang membuat hati sana menjadi luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt (Completed)
Fanfiction"Kau menikahinya hanya untuk ryujin?" "Benar, itu semua hanya demi putraku, ryujin"