Jeongyeon melihat mina dengan susah payah berjalan mendekat ke arahnya yang sedang duduk disofa ruang tamu.
Ini sudah minggu ke 42 dan belum ada tanda-tanda kalau mina akan melahirkan. Sudah tiga hari ini mina mengalami masalah pada pernapasannya.
Dokter mina yang tak lain adalah sepupu jeongyeon mengatakan kalau itu normal, bahwa beberapa kehamilan berlangsung lebih lama dari waktu yang sudah diprediksi.
Sudah satu minggu ini, jeongyeon tinggal di rumah mertuanya bersama mina dan juga ryujin. Karena jeongyeon takut jika terjadi apa-apa pada mina disaat dia sedang pergi bekerja.
Jeongyeon sekarang sedang duduk di ruang tamu bersama mina. Mina meringkuk lebih dekat untuk memeluk jeongyeon dan membenamkan wajahnya didada suaminya itu. Mina selalu melakukan hal itu ketika dia merasa tidak enak badan dan sakit pada perutnya.
"Apa kau lelah..?" tanya Jeongyeon yang mendapat anggukan dari mina.
Jeongyeon membelai rambut mina dan membiarkan mina tidur dipelukan nya. Jeongyeon sangat berharap kalau putrinya cepat keluar. Dia sungguh merasa tidak tega melihat isterinya kesakitan seperti itu.
"Jeong..."
Jeongyeon kaget saat mina tiba-tiba terbangun dari tidur nya dan memanggilnya.
"Iya sayang..."
Jeongyeon panik saat mina memulai merintih kesakitan sambil memegang perutnya.
"Eomma...mina eomma..."
Jeongyeon langsung mengangkat tubuh mina dan membawanya kedalam mobil.
"Ada apa nak?" tanya nyonya myoui yang baru saja keluar dari dapur.
"Eomma kita harus kerumah sakit..."
Nyonya myoui mengangguk dan segera pergi ke kemar mina untuk mengambil barang-barang keperluan melahirkan mina yang sudah disiapkan jeongyeon.
"Jeong..." mina mengeratkan pegangan tangannya pada leher jeongyeon.
"Iya tahan ya sayang...kita akan pergi ke rumah sakit..." ucap jeongyeon saat mereka masuk ke dalam mobil.
Nyonya myoui langsung ikut masuk sambil membawa tas milik mina. Dia langsung menelpon momo dan menyuruh nya untuk menyusul mereka ke rumah sakit. Tanpa berlama-lama supir keluarga myoui pun langsung menancap gas mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.
Jeongyeon mengusap-usap punggung mina yang berada di pelukannya sambil terus mencium kepalanya.
Mina yang tadinya tenang mulai berteriak saat merasakan sakit di perutnya.
"Tahan ya sayang..."jeongyeon terlihat tenang namun didalam hatinya ia sudah sangat cemas dan khawatir melihat isterinya itu.
"Aku sudah tidak tahan lagi, jeong! Huh huh ini sangat sakit huh huh..." teriak mina sambil memukul tubuh jeongyeon.
Jeongyeon mencoba menenangkan mina namun bukannya tenang mina malah semakin berteriak sambil menarik kemeja dan memukul-mukul dada jeongyeon.
Mina merasa kalau kehamilan kali ini sangat berbeda dengan waktu dia mengandung ryujin. Dia merasakan kalau perutnya tidak sesakit ini saat dia akan melahirkan ryujin.
"Aghhhh..." teriak jeongyeon saat mina tiba-tiba menjambak rambutnya dan juga menggigit bahunya.
"Pak choi, tolong cepatlah..." ucap nyonya myoui pada supirnya ketika mendengar teriakan menantunya.
Jeongyeon hanya pasrah sambil menahan sakit di kepala dan juga bahunya yang terus digigit dan dipukuli mina.
Setelah perjalanan yang melelahkan akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Mina pun langsung dibawa ke ruang persalinan dan jeongyeon pun ikut menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt (Completed)
Fanfiction"Kau menikahinya hanya untuk ryujin?" "Benar, itu semua hanya demi putraku, ryujin"