Jeongyeon pov
Aku dan mina sudah menikah selama satu bulan sekarang. Sikap mina kepadaku masih tetap sama, masih dingin seperti biasanya. Hanya saja sekarang tidak separah awal aku menikahinya.
Aku sekarang tinggal dirumah mina dan dahyun. Mina bilang dia tidak mau pindah dari rumah itu, karena terlalu banyak kenangan antara dia, dahyun dan ryujin. Dan aku menghargai keputusan nya itu.
Kegiatanku pun sekarang sudah berubah. Aku mengubah jadwal kerjaku, yang dulu pulang jam 8 atau 9 malam, sekarang aku harus pulang jam 7 malam untuk dinner bersama keluarga kecilku. Setelah makan aku akan bermain dengan ryujin dan setelah itu aku tidur dikamarku. Ya aku tidur...sendirian.
Mina bilang padaku kalau dia masih butuh waktu untuk menyesuaikan dirinya. Jadi mina memilih untuk tidur dikamar ryujin yang berada disebelah kamarku. Dan aku samasekali tidak pernah mempermasalahkan itu.
Aku dan mina bahkan belum melakukan malam pertama kami. Aku juga tidak mau memaksa mina melakukan itu karena aku tau kalau hatinya masih milik dahyun. Dan Aku juga tidak ingin mina melakukannya karena terpaksa atau hal lainnya.
Aku juga hanya ingin melakukan yang pertama kalinya dengan orang yang aku cintai. Karena itu aku masih menjaga diriku sampai saat ini. Aku bahkan belum pernah menyentuh wanita mana pun seumur hidupku. Karena aku sejak awal memang sudah bertekad untuk melakukan sex hanya dengan isteriku.
.
.
.
.
.Author pov
Jeongyeon membuka matanya saat matahari menyinari wajahnya. Dia mengambil hp nya yang berada diatas meja.
"Oh god....kenapa aku bisa ketiduran seperti ini!" jeongyeon segera beranjak dari kasur saat melihat jam sudah menunjukan jam 10 pagi hari.
Sepertinya dia benar-benar lelah tadi malam, sampai-sampai dia tidak mendengar alarm yang sudah diaturnya sebelum dia tidur.
Dengan tergesa-gesa jeongyeon mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandinya.
Hari ini adalah hari libur jeongyeon dari kantornya. Dia mengambil cuti sehari hanya untuk menghabiskan waktu bersama putranya, ryujin.
Tapi dia merasa bingung karena hari ini tidak seperti hari biasanya. Biasanya ryujin akan masuk kekamar jeongyeon dan mengganggu jeongyeon agar segera bangun dan bermain bersama sebelum jeongyeon pergi kekantor.
Tapi kenapa hari ini ryujin tidak mengganggunya?
Jeongyeon berjalan keluar dengan senyum lebar diwajahnya. Dia ingin mengajak ryujin jalan-jalan dan bermain seharian.
"Ryujin-ah...."panggil jeongyeon saat menuruni tangga rumahnya.
"Ryujin...." jeongyeon terus memanggil putranya itu saat berada diruang tamu rumah mina.
Tapi tidak ada tanda-tanda orang berada dirumahnya. Jeongyeon kemudian berlari kelantai atas untuk pergi kekamar putra nya itu. Dia berpikir kalau ryujin masih tertidur dikamarnya.
"Ryujin-ah..." panggil jeongyeon saat membuka pintu kamar.
Tapi sayangnya ryujin juga tidak ada disana. Dia kembali berlari kebawah untuk melihat ruangan tempat bermain ryujin dan....kosong.
"Ryujin-ah...." jeongyeon berlari memeriksa setiap ruangan dirumah mina.
Tapi keadaan masih sama, dia tidak menemukan putranya itu.
"Apa mina membawanya? Tapi tadi malam aku sudah bilang pada mina kalau aku akan membawa ryujin jalan-jalan" pikir jeongyeon.
Jeongyeon memang sudah bicara pada mina tadi malam. Dia mengatakan kalau dia mengambil cuti dikantornya dan dia ingin menghabiskan waktu bersama mina dan ryujin. Tapi mina bilang kalau dia tidak bisa karena dia akan pergi bersama kakaknya momo. Mina tidak mengatakan kalau dia akan membawa ryujin bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt (Completed)
Fanfic"Kau menikahinya hanya untuk ryujin?" "Benar, itu semua hanya demi putraku, ryujin"