Chapter 16

1.7K 170 66
                                    

Matahari mulai terbenam saat langit berubah menjadi warna oranye yang Indah. Jeongyeon masih terduduk lemah di ruang tamunya. Pikirannya masih terganggu dengan wanita yang sangat dihindarinya saat ini.

Peristiwa tadi pagi membuatnya merasa tidak enak karena dia masih memiliki perasaan untuk orang itu tetapi dia masih takut bahwa orang itu akan menghancurkan hatinya lagi.

Otaknya benar-benar tidak berfungsi, dia tidak bisa memikirkan apapun.

"Aaaaaaaaaaaaa" jeongyeon berteriak keras saat dia menarik rambutnya dan membenturkan kepalanya ke meja yang ada didepannya.

Jihyo yang baru saja datang dari seoul pun segera berlari keruang tamu dengan panik saat mendengar teriakan jengyeon.

Dia baru saja sampai tadi siang dijeju saat tuan yoo menyuruhnya membawa jengyeon untuk kembali ke seoul.

"Jeong? Ada apa? Apakah kamu baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?" dia memborbardir jeongyeon dengan pertanyaan sambil berjalan menuju jeongyeon yang sedang menyandarkan kepalanya diatas meja.

Jihyo menarik tubuh jeongyeon untuk bersandar ke sofa untuk memeriksanya.

"Oh tidak...kau terlihat berantakan...kita harus kerumah sakit" ucap jihyo dengan  panik saat melihat dahi jeongyeon memerah.

Jihyo mengerutkan keningnya saat melihat tatapan tak bernyawa jeongyeon.

"Mengapa dia harus datang kesini ketika aku ingin kembali memulai kehidupanku? Mengapa ji... Mengapa? Aku tidak mengerti, kenapa nasibku seperti ini? Ughhhh...aku tidak bisa melakukan semua ini....otak ku tidak berfungsi..."jeongyeon mengerang saat dia menggosok dahinya karena mengalami sakit kepala.

"Apa kau ingin kembali ke seoul?" Jihyo yang prihatin langsung memberikan jeongyeon segelas air.

"Aku tidak tahu..." jeongyeon menghela napas berat dan meminum air yang diberikan jihyo padanya.

Jeongyeon menutup matanya sambil terus mengingat kata-kata mina tadi pagi.

Flashback

"Jeong..."

Sebuah suara yang sangat lembut yang jeongyeon kenal masuk ke telinganya. Mata jeongyeon terbelalak saat dia mengarahkan pandangannya kearah orang yang berdiri dibelakangnya.

"M-mina..."

Jeongyeon tergagap karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, mengapa mina ada disini? Apakah dia sedang bermimpi? Atau apa? Dia hanya berdiri membeku, tidak tahu harus berbuat apa.

"Jeong, aku...."

Jeongyeon langsung mengangkat tangannya saat melihat mina mendekat kearahnya.

"Jangan mendekat!!!" ucapnya dengan dingin.

Mina terdiam saat mendengar nada dingin itu keluar dari mulut jeongyeon.

"Dengan segala hormat, aku minta kau keluar dari rumahku...sekarang" ucap jeongyeon sambil menunjuk pintu keluar.

Mina menggelengkan kepalanya saat jeongyeon mengusirnya. Dia bertekad untuk tidak akan pergi sebelum dia menyelesaikan urusannya dengan jeongyeon

"Tidak...aku tidak mau..." ucap mina dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jeong, kumohon dengarkan aku dulu...aku..."

"Tidak ada yang perlu kau jelaskan, mina. Semuanya sudah berakhir!!! Kau yang menginginkan semua ini terjadi. Jadi menjauhlah dariku...jangan pernah lagi menampakan wajahmu itu didepanku!!!"sanggah jeongyeon dengan nada yang keras.

Its Hurt (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang