Mina diam terpaku di dalam kamarnya, ia tatap ryujin dan yuna yang sudah terlelap diatas kasurnya.
Mina bersyukur yuna tidak terlalu rewel saat ditinggal jeongyeon pergi bekerja selama seminggu ke jeju. Tapi hal itu sangat berbeda dengan ryujin yang malah selalu merengek dan menangis ingin bertemu papanya.
"Kamu beruntung memiliki seseorang yang menyayangimu dan mengakuimu sebagai anak kandungnya sendiri, ryujin..." ucapnya sambil mengecup pipi putranya itu.
Mina kembali duduk disisi ranjang sambil menunggu seseorang yang sangat dirindukannya. Seseorang yang sangat ia cintai dan ia tunggu-tunggu selama satu minggu ini.
Dia merasa lega karena hari ini jeongyeon akan pulang setelah menyelesaikan semua pekerjaannya di jeju.
"Kenapa dia lama sekali?" gumamnya sambil terus memeriksa hp nya.
Lima menit kemudian suara mobil terdengar memasuki garasi rumahnya. Jantungnya semakin berdebar dan dia langsung beranjak dari kasurnya untuk menyambut kepulangan suaminya itu.
Mina cepat membuka pintu kamar dan berlari menuruni tangga rumahnya. Jantungnya semakin meronta begitu melihat sosok yang ia rindukan berdiri tak jauh darinya.
Tanpa berkata apapun, dia langsung mendekat dan memeluk jeongyeon dengan erat. Hangat dan nyaman itu lah yang dirasakan mina saat ini.
Mina tiba-tiba menangis terisak-isak yang membuat jeongyeon menjadi kebingungan.
"Sayang, ada apa? Kenapa menangis?" tanya jeongyeon khawatir dengan isterinya itu.
Jeongyeon mencoba melepaskan pelukan mina untuk melihat wajahnya tapi mina malah mempererat pelukannya pada jeongyeon.
"Jangan tinggalkan kami lagi...aku takut...aku sangat takut kehilanganmu hiks hiks..." ucap mina dengan tersedu-sedu.
Jeongyeon terkekeh pelan, dia tidak menyangka mina akan setakut itu jika dia pergi meninggalkannya.
"Aku tidak akan kemana-mana..aku disini sekarang, bersamamu dan juga anak-anak..." ucap jeongyeon melepas pelukan mina lalu mengusap air mata yang membasahi pipi isterinya itu.
"Aku mencintaimu dan jangan tinggalkan aku lagi..." ucap mina kembali memeluk jeongyeon.
Jeongyeon tersenyum dan membalas pelukan mina.
"Terima kasih sudah berusaha mencintaiku dan hidup bersamaku" bisik jeongyeon ditelinga mina.
"Bodoh!" ucap mina memukul pelan tubuh jeongyeon.
Jeongyeon hanya tertawa melihat tingkah isterinya itu.
"Dimana ryujin dan yuna? Apa mereka sudah tidur?" tanya jeongyeon yang mendapat anggukan dari mina.
"Iya, mereka sudah tidur dikamar kita...ryujin tidak mau tidur di kamarnya karena dia sangat merindukanmu..." ucap mina melepas pelukannya.
"Ahhh aku juga sangat merindukan anak-anak ku..." ucap jeongyeon menggandeng tangan mina dan membawanya pergi ke kamar mereka.
Mina tiba-tiba menjadi cemberut, dia dengan kesal melepaskan tangan jeongyeon dari tangannya.
"Wae?" bingung jeongyeon.
"Aku membencimu..!!!" bentaknya dan masuk ke kamarnya meninggalkan jeongyeon yang masih kebingungan di depan kamarnya.
Jeongyeon lalu menggeleng-gelengkan kepalanya saat menyadari sesuatu. Dia sungguh merasa lucu dengan sikap mina yang berubah menjadi kekanak-kanakan seperti itu.
"Sayang..." panggilnya saat melihat mina sedang memindahkan yuna didalam box bayinya.
Jeongyeon meletakan tasnya lalu mendekati mina dan memeluknya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt (Completed)
Fanfiction"Kau menikahinya hanya untuk ryujin?" "Benar, itu semua hanya demi putraku, ryujin"