Chapter 23

1.9K 163 51
                                    

Pagi ini jeongyeon kembali terbangun dengan sendirinya, tidak dengan alarm hpnya atau pun suara muntah sang isteri dari dalam kamar mandi.

Beberapa minggu ini, jeongyeon terus bangun lebih dulu di pagi hari. Ia tidak mau sang isteri mual atau muntah kembali tanpa sepengetahuan nya.

Sikap jeongyeon pun sudah kembali seperti dulu lagi. Dia tidak pernah mengacuhkan mina atau menyakiti hati mina lagi. Dia sadar harus mulai memaafkan mina dan memulai hubungan nya kembali.

Jeongyeon saat ini sedang menemani mina dikamarnya, sejak dari tadi ia terus tersenyum bahagia karena sebentar lagi dia akan punya anak.

Jeongyeon juga sudah menghubungi kedua orang tuanya yang berada di suwon untuk memberi kabar bahagia itu. Mereka juga sangat senang karena mina hamil sama halnya dengan kedua orang tua mina yang sudah tidak sabar untuk menggendong cucu mereka.

Sudah beberapa minggu ini, sikap mina pada jeongyeon berubah drastis. Dia sangat overprotektif dan juga sangat cemburuan pada jeongyeon.

Dia juga akan mudah menangis jika jeongyeon sibuk dengan pekerjaan kantornya dan telat pulang kerumah.

"Ya tuhan, aku tidak percaya jika sebentar lagi aku akan mempunyai anak..." ucap jeongyeon yang berhasil mengganggu tidur nyenyak isterinya.

Mina menggeliat pelan, kemudian membuka matanya perlahan untuk melihat sang suami yang sedang berbaring disampingnya.

"Maaf...aku akan keluar...tidurlah lagi..." ucap jeongyeon yang merasa bersalah karena sudah mengganggu tidur isterinya.

"Jangan pergi...temani aku disini..." manja mina.

"T-tapi..."

"Jeong..."potong mina dengan nada suara yang ditinggikan.

Jeongyeon tidak ada pilihan lagi selain menuruti kehendak mina. Dengan perlahan dia kembali berbaring di samping mina.

Mina lalu memeluk jeongyeon dan membenamkan wajahnya didada jeongyeon. Jeongyeon yang masih belum terbiasa pun berusaha untuk tetap tenang.

Walaupun hubungan mereka sudah mulai membaik, tapi jeongyeon masih ada rasa takut dan canggung untuk bermesraan dengan sang isteri. Dia masih berhati-hati dalam bersikap karena dia takut jika mina masih merasa tidak nyaman pada dirinya.

"Kenapa kau masih saja takut denganku hmm?" ucap mina yang mendengar kerasnya detak jantung jeongyeon.

"Ah...t-tidak..." gagap jeongyeon.

"Kan...kau masih saja gugup setiap kali aku memelukmu..." ucap mina sambil menghirup wangi tubuh jeongyeon.

Entah kenapa sejak beberapa minggu ini dia selalu suka mengendus dan mencium bau tubuh suaminya itu. Bau tubuh jeongyeon membuat mina menjadi candu dan ketagihan untuk menghirupnya.

"Aku ini istrimu jeong, jadi jangan takut atau pun canggung lagi padaku. Aku ini milikmu dan kau juga milikku...apa kau mengerti hmm?" ucap mina sambil mendongakan wajahnya untuk melihat wajah jeongyeon.

Jeongyeon tersenyum dan menganggukan kepalanya tanda setuju dengan perkataan mina.

Mina semakin mengeratkan pelukannya dan kembali menghirup aroma tubuh jeongyeon.

Mina tau kalau jeongyeon berusaha menahan dirinya saat ini. Dia bisa merasakan kalau tubuh sang suami menjadi tegang dan jantungnya yang berdetak semakin cepat.

Tapi dia tidak peduli sama sekali, dia merasa nyaman dipelukan jeongyeon dan dia ingin menikmati momen kemesraan nya saat ini.

Jeongyeon mencoba melepaskan pelukan mina dari tubuhnya. Dia merasa tidak kuat jika terus mendapat sengatan dari sentuhan sang isteri. Dia takut tergoda dan lepas kendali saat ini, dia harus segera ke kantor dan membangun kan ryujin yang masih tertidur di kamarnya.

Its Hurt (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang