Chapter 28

1.9K 159 27
                                    

Mina tak kuasa menahan tangisnya setelah mendengar cerita dari jeongyeon. Sebutir demi sebutir air mata pun jatuh di pipi mulus mina, ia tak kuasa membayangkan bagaimana sakit nya hati jeongyeon saat itu.

"M-maafkan aku hiks hiks...maafkan aku hiks hiks..."ucap mina dengan isak tangisnya.

Mina menatap jeongyeon begitu dalam menunjukkan rasa penyesalan pada sang suami.

Tak jauh berbeda dengan mina, jeongyeon juga menatap mina dengan pancaran cinta dan kasih sayang yang tidak pernah berkurang sedikit pun padanya.

"Bodoh hiks hiks...kau sangat bodoh hiks hiks..."

Mina tetap setia menatap jeongyeon dengan linangan air matanya sambil sesekali memukul pelan dada suaminya.

"M-mianhe jeong hiks hiks...mianhe hiks hiks..." ucap mina yang masih terus menangisi kebodohannya.

Mina yang tak kuasa menahan penyesalan nya pun langsung memeluk erat tubuh jeongyeon dengan isak tangis yang terdengar sangat menyakitkan ditelinga jeongyeon.

"Ssstttt...its okey, mina...its okey..."ucap jeongyeon mengusap rambut mina.

Mina masih terus saja terisak dan menyebutkan kata maaf pada jeongyeon. Jeongyeon yang mendengarnya sungguh tak tega karena tangisan mina membuat mina terlihat begitu rapuh.

"Mianhae hiks hiks...mianhae karena sudah menyakiti hatimu selama ini...mianhe hiks hiks..."ucap mina disela-sela tangisannya sambil mengusap dada jeongyeon yang terluka karena dirinya.

Jeongyeon pun semakin mengeratkan pelukannya sampai mina sedikit demi sedikit mulai mengurangi tangisannya.

Jeongyeon menyadari kalau mina mulai sedikit tenang, dia lalu menyentuh dagu mina untuk menatap isterinya itu.

Pandangan mereka pun langsung bertemu dan membuat hati jeongyeon begitu sakit saat melihat tatapan mina yang terlihat penuh penyesalan.

"Saranghae..."ucap jeongyeon yang membuat mina kembali menangis tersedu-sedu.

"Hiks hiks b-bodoh hiks hiks...n-ado hiks hiks s-saranghae hiks hiks..."

Mina kembali memeluk jeongyeon seperti tidak ingin melepaskan nya.

Jeongyeon pun ikut membalas pelukan mina sambil terus mengelus rambut mina. Dia berharap hal itu bisa membuat isterinya menjadi tenang.

Mina mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat wajah jeongyeon.

"Sayang, ku mohon m-maaf kan aku...a-aku sangat menyesal karena selalu menyakiti h-hatimu. M-maafkan aku k-karena tidak menyadari kalau kau lah orang yang selama ini mengirimiku m-mainan i-itu...k-kumohon m-ma...."ucapan mina terhenti ketika jeongyeon dengan tiba-tiba menarik wajahnya.

Jeongyeon pun langsung mencium bibir mina untuk menghentikan isterinya melanjutkan kata-katanya.

Sungguh kata-kata mina membuat jeongyeon semakin tidak tega pada isterinya itu.

Jeongyeon terus memperdalam ciumannya dibibir mina dan mina pun tidak lupa untuk membalas ciuman jeongyeon sambil menutup matanya. Suara decakan saliva pun memenuhi kamar  pasangan suami isteri itu. Desahan tertahan mina membuat jeongyeon menjadi semakin gila.

Mereka mulai melepaskan ciuman itu setelah merasa kehabisan pasokan udara. Dengan masih napas memburu jeongyeon mulai menatap mata mina, tatapan yang membuatnya selalu jatuh hati pada isterinya itu. Dia pun menangkup pipi lembut mina dan menatapnya dengan dalam.

"Jangan memohon lagi padaku, tak seharusnya kau memohon begitu. Kau tidak salah, mina...itu sama sekali bukan salahmu...aku...aku lah yang bodoh...aku begitu pengecut untuk mengakui perasaanku padamu...aku terlalu lamban dalam bertindak...tapi...tapi aku tidak pernah menyesali semua itu mina,  karena aku tau, kalau kau bahagia hidup bersama dahyun...melihatmu tersenyum, tertawa dan bahagia dengan orang yang kau cintai...itu sudah cukup bagiku, mina, sangat cukup..."ucap jeongyeon tersenyum tulus pada mina.

Its Hurt (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang