Jeongyeon dan ryujin terlihat memakai baju yang sama. Baju itu sengaja dipesan jeongyeon beberapa bulan yang lalu disebuah situs online. Mereka sekarang nampak seperti ayah dan anak yang sangat lucu.
Jeongyeon sangat bahagia melihat putranya tertawa dan sangat bersemangat untuk pergi kerumah neneknya.
"Waaahhh...putraku sangat tampan" ucap jeongyeon mencium pipi ryujin dengan gemas.
Ryujin tertawa terbahak-bahak karena sensasi geli yang ditimbulkan oleh kumis tipis jeongyeon yang menyentuh pipinya.
"Hahahaha...hentikan papa...i-ini geli" ucap ryujin dengan tawanya.
Jeongyeon tersenyum dan menggendong putranya itu untuk pergi ke mobilnya.
Jeongyeon lalu mulai memanaskan mobilnya sambil menunggu mina yang masih siap-siap dikamar ryujin.
Beberapa lama kemudian, mina keluar dari rumah. Mina juga tidak lupa mengunci rumahnya sebelum dia masuk kedalam mobil.
"Apa ryujin sudah siap?" jeongyeon melirik ryujin yang duduk dipangkuan mina.
"Siapp....lets goooooo" teriak ryujin sambil melompat-lompat dipangkuan mina.
Jeongyeon tersenyum lebar melihat putranya yang sangat antusias pergi kerumah neneknya itu.
Tapi senyum lebar jeongyeon berubah menjadi senyum lemah saat mendengar perkataan ryujin.
"Aku ingin duduk dengan appa"rengek ryujin dengan tiba-tiba.
Yaa...ryujin mengingat appanya, dahyun selalu membiarkan ryujin duduk dipangkuannya saat dia mengemudi.
"Ryujin-ah...papamu sedang mengemudi, nanti dia tidak fokus kalau ryujin duduk dipangkuan papa" jelas mina.
"Andweee...aku ingin duduk dengan appa" rengeknya lagi.
"Tapi...."
"Its okey mina..."ucap jeongyeon saat mina ingin melarang ryujin.
Jeongyeon lalu mengangkat tubuh ryujin dan meletakannya di pangkuannya.
"Lets gooooo...."sorak jeongyeon dengan riang.
Dia tahu tidak ada gunanya sakit hati, ryujin masih kecil dan jeongyeon sangat mengerti dengan itu.
Mina yang gagal membujuk ryujin duduk dipangkuan jeongyeon hanya menghela nafasnya.
"Yeaaayyyyy" ryujin ikut menggerakkan setir yang dikemudikan jeongyeon.
20 menit kemudian, suara ryujin tidak terdengar lagi. Ryujin pun hanya duduk dengan tenang dipangkuan jeongyeon. Dia menyandarkan kepalanya ditubuh jeongyeon dan dengan perlahan matanya pun mulai tertutup.
Jeongyeon yang tau ryujin tertidur pun ingin segera memindahkan putranya itu kepangkuan mina. Dia ingin memanggil mina tapi terhenti saat melihat mina ikut tertidur sama seperti putranya.
Helaan napas berat pun keluar dari mulut jeongyeon. Dia akhirnya terpaksa mengemudi dengan satu tangan.
Tangan yang satunya dia letakan ditubuh ryujin untuk menjaga agar tubuh ryujin tidak jatuh dari pangkuannya.
30 menit kemudian...
Jeongyeon memarkirkan mobilnya dihalaman rumah ibunya. Hampir satu jam dia mengemudi dengan sebelah tangan dan tenaganya mulai terkuras karena harus menahan tubuh ryujin yang ada di pangkuannya.
"Mina...kita sudah sampai" ucap jeongyeon.
Mina masih diam samasekali tidak terganggu dengan suara jeongyeon. Jeongyeon pun mengangkat tangannya untuk menyentuh lengan mina. Dengan perlahan dan hati-hati, jeongyeon mengusap lengan mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Hurt (Completed)
Fanfiction"Kau menikahinya hanya untuk ryujin?" "Benar, itu semua hanya demi putraku, ryujin"