16 - Senan bukan Dika

4.8K 919 301
                                    

Di sisi lain Dika sedang memainkan ponselnya, jari jemarinya menari indah di atas layar ponsel, menekan satu persatu huruf yang ada di keyboard. Sebuah pesan dari Aldo dan teman-temannya telah menyiratkan banyak makna.

Aldo
A1 pak malik, ruang musik, Bat!

Dika
Keep!

Papa
GOJA 1 arrived

Dika
Okay

Setelah mendapat kabar dari Aldo jika Pak Malik ada di dalam ruang musik dan ayahnya beserta antek-anteknya yang sudah tiba di sekolah, Dika segera menepuk pundak Reza yang juga tengah membaca pesan di grup GOJA.

"Ayo!" seru Dika.

Reza mengangguk setuju dan berjalan cepat mengikuti Dika di belakang untuk menuju ke toilet dan mengubah penampilan mereka. Tapi sebelum itu mereka menyempatkan untuk mengambil topi hitam dan HT yang ada di loker.

"Anjir si culun ngapain sih buru-buru amat? Mau mangkal, ya? Hahaha." hina beberapa siswi, lebih tepatnya adik kelasnya.

Mereka tak memperdulikan hal tersebut, di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan Dion dan juga Amar yang sedikit tergesa-gesa untuk menghampiri Dika di kelas.

"Semua udah siap?" tanya Dion.

"Udah." jawab Dika mantap.

Semua mempercepat langkah menuju toilet untuk mengubah penampilan mereka. Mereka melepas seragam atas, menyisakan kaos hitam polos yang membalut tubuh atletis mereka.

Tubuh atletis yang selama ini Dika sembunyikan di balik seragam oversize-nya, kini terpampang nyata dengan begitu indah di balik kaos hitam.

Tersisa celana abu-abu yang mereka pakai, meskipun mereka akan mengusut kasus dan membersihkan nama baik sekolah. Namun mereka tak ingin memakai seragam yang terdapat atribut sekolah.

"Ganteng banget gue." Dion memuji dirinya sendiri di hadapan cermin.

"Gue juga ganteng. Gak culun lagi." ujar Reza menggusar rambutnya ke belakang dan memakai topi.

Mereka melirik Dika yang kini tengah berdiri mengacak-acak rambutnya. Amar dan Dion menganga melihat pesona Dika kali ini. Harus mereka akui jika pesona Dika sangatlah kuat.

"Ganteng banget anak Om Aje." puji Amar.

Dika tersenyum dan menepuk bahu Amar. "Makasih. Lo juga."

"Tapi masih ganteng gue sih." timpal Dion dengan wajah songongnya.

Reza menonyor kepala Dion dengan enteng. "Taik!"

"Heh! Mulut!" tegur Dion.

"Aje is talking..." Rajendra memberi kode pada seluruh anggota GOJA melalui HT.

"SN is talking, iya, Pa?"

"We're ready."

"Okay. SN is talking, Aldo!"

"Aldo is talking, B1."

"Okay. All team, tiger, X5, do!"

Dika mengangguk mengerti, semua melangkah keluar dari toilet. "Pul, kabarin Rissa. Gue cari Nanda dulu."

"Oke. Gue liat Nanda di taman belakang tadi lagi ngomong sama pohon." balas Dion berlari menyusuri lorong untuk mencari Rissa.

Langkah panjang Dika di lorong saat mencari keberadaan Nanda membuat gempar seluruh adik kelas yang sedang berada di luar kelas saat itu.

SENANDIKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang