Halo semua, maaf ya beberapa hari lalu gak update karena ada urusan mendesak.
Makasih banyak yang udah setia nungguin Senandika, oke deh. Happy reading❤️
Jangan lupa follow, vote, dan ramein komentar 🥰
******
Tok tok tok!
"Mama..."
"Mama Fila.."
Fira mengerjapkan mata saat sayup-sayup ia mendengar ketukan pintu dan juga suara Mei. Perlahan ia membuka kelopak mata lalu tersenyum lebar melihat Senan masih memejamkan mata dengan begitu damai.
Fira menyingkirkan lengan Senan yang melingkar di pinggangnya lalu bangkit ke arah pintu untuk menemui Mei.
Cklek!
Senyum manis merekah sempurna di wajah Fira, gadis cilik kesayangannya kini sudah berpenampilan rapi dan wangi. Melihat kehadiran sang mama, Mei langsung merentangkan tangan ingin digendong.
Fira sedikit membungkuk lantas menggendong Mei. "Udah mandi, sayang? Siapa yang mandiin hm?"
"Nena Davina, Mama." jawab Mei.
Mei mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar ayahnya, kini pandangannya tertuju pada Senan yang masih terlelap.
"Mama, kenapa tadi malem Mei gak boleh tidul baleng sama Mama Papa?" tanya Mei polos.
Fira tersenyum tak menjawab, dikecupnya pipi Mei sembari melangkah masuk ke dalam kamar. Seketika itu juga Mei terkekeh melihat ayahnya masih asik berkelana di dalam mimpi.
"Mama," Mei berbisik pada Fira.
"Kenapa, sayang?"
"Mei mau jailin Papa boleh?"
Fira mengangguk memberi izin, lantas menurunkan Mei. Dengan semangat Mei berusaha naik ke atas ranjang dan merangkak mendekati Senan.
Mei duduk di samping Senan, dengan jahil Mei menoel hidung ayahnya beberapa kali. "Papa bangun..."
"Papa..."
"Papa, banjil."
Senan menggeleng, menepis lembut tangan kecil Mei, dan masih memejamkan mata. Sepertinya Senan masih mengantuk dan membutuhkan tidur lebih.
Tapi Mei terus menjahili ayahnya, gadis cilik itu tak kehabisan akal dan terus berusaha membangunkan ayahnya.
Mei terkekeh kecil melihat Senan akhirnya mulai menggeliat kecil dan sedikit terganggu oleh perbuatannya.
"Papa, ayo bangun. Di bawah banyak temennya Tante Lissa sama Om Ipul. Papa ayo bangun!"
Kesal karena Senan tak kunjung bangun juga, Mei menjepit hidung Senan dengan kedua jarinya agar Senan tidak bisa bernafas.
"Papa bangun, kebakalan.."
"Nggh... Lepas, sayang."
Berhasil!
Usaha Mei untuk membangunkan Senan kini berhasil. Ia tersenyum sumringah lantas merangkak naik ke atas perut ayahnya.
"Papa..."
"Hmm?" respon Senan masih dalam tahap mengumpulkan nyawa.
"Ada banjil."
"Dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA ✓
Storie d'amore[Sequel Of Rajendra] [COMPLETED] Senandika, putra dari ketua tertinggi organisasi mata-mata yang paling ditakuti oleh banyak pelaku kejahatan, kini harus berurusan dengan seorang wanita misterius bernama Fira. Tampangnya yang polos dan lugu membuat...