35 - Reza, Rissa, dan pertentangan Senan

3.7K 738 286
                                    

Beberapa mobil mulai masuk ke dalam garasi rumah Senan secara bergantian. Mobil-mobil itu merupakan mobil yang membawa anggota GOJA 2 yang baru saja kembali dari misi mereka di Desa Rengginas.

Di teras rumah sendiri berdiri Mei dengan dress bunga-bunga berwarna soft pink dan tengah di gandeng oleh seorang pelayan.

Gadis cilik itu sangat antusias menanti kepulangan sang ayah, sesekali Mei bertanya kepada pelayan kapan Senan akan keluar dari dalam mobil? Pelayan hanya tersenyum dan menjelaskan jika Senan akan segera pulang.

Tin tin!

Sebuah mobil BMW berwarna hitam masuk ke pekarangan car port depan rumah karena garasi mobil sudah penuh.

"Itu Papa Senan, sayang," ucap pelayan pada Mei.

Sosok yang dinanti-nanti oleh Mei akhirnya keluar dari dalam mobil bersamaan dengan keluarnya sosok Reza dan Dion.

"Papa...."

"Hole papa pulang!"

Mei bersorak ria lalu berlari menghampiri Senan yang refleks langsung berjongkok dan merentangkan tangan kepada Mei.

Grep!

Senan langsung menangkap tubuh putrinya dan langsung mengecup pipi chubby Mei berkali-kali.

"Papa....."

"Papa... Mei kangen..." Mei berucap.

"Mei kangen, setiap pagi Mei duduk di telas situ baleng om satpam nungguin papa pulang, tapi papa gak pulang-pulang..."

Senan terkekeh mendengar hal tersebut. "Kan papa kerja, sayang."

"Tapi keljanya jangan lama-lama, Papa, Mei kan jadi kangen."

"Hahaha, iya, sayang, iya. Maafin papa ya?" Senan hanya bisa mengiyakan ucapan Mei agar peri kecilnya itu tidak mengoceh lagi.

"Papa,"

"Hmm?"

"Om Eja sama Om Ipul mana, Papa?" tanya Mei.

"Itu mereka." Senan menunjuk ke arah Reza dan Dion yang berdiri di dekat pelayan.

"Om, Mei kangen..."

Seketika itu juga Mei berteriak mengatakan jika ia merindukan kedua pamannya, lalu dengan cepat Mei memberontak ingin turun dari gendongan Senan.

Senan tertawa dan membiarkan Mei berlari menghampiri kedua pamannya.

"Om Ipul, Om Eja... Halo.."

Reza langsung berlutut menyamakan tingginya dengan Mei, lalu memeluknya. "Mei sayang, Om kangen."

"Sama, Om. Mei juga kangen."

Mei melepas pelukannya dari Reza lalu beralih ke Dion.

"Om Ipul, Mei kangen. Om Ipul disana gak nakal kan?"

"Hahaha, enggak dong. Om Reza yang nakal, sayang," jawab Dion.

"Om..." Mei memandang Reza dan Dion bergantian.

"Kenapa, sayang?"

"Mei punya kucing. Opa yang beliin, om mau liat gak?"

Mei bercerita dengan penuh antusias dan binar-binar bahagia.

"Serius? Kucingnya ada berapa, Mei?" tanya Reza.

"Satu, Om. Walna putih."

"Namanya siapa?"

"Namanya Sapi."

"Hah?"

Dion melongo dan langsung tertawa. "Hah? Kok Sapi? Siapa yang kasih nama, sayang?"

SENANDIKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang