Malam ini Senan, Dion, Reza, Amar, dan Aldo sedang berada di salah satu club malam untuk menghadiri pesta ulang tahun salah satu sahabat mereka yang bernama Edo.
Edo bukanlah anggota GOJA, tapi dia juga turut berperan besar dalam semua keberhasilan GOJA terutama dalam membantu GOJA dalam pendistribusian berbagai macam senjata api.
Hari ini adalah hari ulang tahun Edo yang ke 25, jadi untuk merayakan usianya yang sudah dewasa, ia memilih untuk menyewa salah satu club malam untuk merayakan hari kelahirannya.
"Nan, besok Mei berenang bareng gue sama Reza ya?" Dion sedikit berteriak.
Senan yang duduk di depan Dion pun mengangguk. "Iya."
Posisi mereka kini duduk melingkar menyesuaikan dengan bentuk sofa yang ada. Di sisi kiri Dion ada Reza yang sibuk tertawa karena humor receh Amar.
"Berisik aje lo!" protes Dion menonyor kepala Reza.
"Ck! Berisik!" Reza tak peduli.
Dentuman musik dari DJ dan kelap-kelip lampu cukup membuat ulang tahun Edo terasa meriah.
"Anjir! Cewek seksi, Pul!" Aldo berseru menujuk ke arah tengah dance floor.
Sontak semua pria menoleh mengikuti arahan Aldo. Benar saja, di tengah-tengah dance floor sana terdapat 3 wanita dengan pakaian super terbuka tengah meliuk-liukkan tubuhnya pada sebuah tiang besi.
"Itu mereka ngapain, Pul?" Reza bertanya.
Dion menatap Reza dengan tatapn kesal. "Heh! Lo udah 20 tahun masa kaya gitu aja gak tau!"
"Kan gue emang gak tau makanya gue nanya. Mereka lagi ngapain emang?" tanya Reza lagi.
"Lagi nyetrika!" sungut Dion.
"Hahaha."
"Itu namanya pole dance, Za." Aldo memberitahu.
Reza melongo dan manggut-manggut saja, karena ia baru mengetahui nama tarian yang menurutnya sangat aneh tersebut.
"Wuhu!" seru Dion bertepuk tangan saat pole dancer meliuk-liukkan tubuh mereka di tiang besi dengan begitu lincah.
"Inget Rissa, inget!" Amar menegur.
"Kan mumpung gak ada. Jadi gue mau cuci mata." jawab Dion tanpa dosa.
"Hahaha." Reza tertawa.
Tak lama kemudian 5 wanita cantik dengan dress ketat berwarna merah cabai berdatangan mendekat ke arah table tim GOJA sembari membawa beberapa botol alkohol.
"Pasti Senan lagi yang diincer.."
"Nah kan!" Dion menimpuk bahu Amar cukup kencang.
"Ya gak usah pake kekerasan juga!" protes Amar.
Seorang wanita berambut pirang duduk di samping Senan, ia menuangkan segelas alkohol lalu memberikan gelas itu kepadanya.
"Minum dulu, ganteng."
"Makasih." Senan menerima gelas itu dan menenggak alkohol yang ada.
Teman-teman Senan saling melempar pandang satu sama lain. Reza lah yang sangat mengkhawatirkan kondisi Senan, karena Reza adalah sepupu Senan.
"Nan, jangan banyak-banyak."
Senan mengangguk tapi terus menenggak segelas alkohol tanpa merespon ucapan Reza. Reza bergidik ngeri, ia menatap Aldo yang juga sudah meneguk beberapa gelas alkohol.
"Pul, lo gak usah ikut-ikutan deh." ujar Reza menahan tangan Dion.
"Kenapa aelah?!"
"Lo kalo mabuk nyusahin soalnya, semua orang lo panggil. Terakhir kali lo mabuk lo manggilin Pak Jokowi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA ✓
Storie d'amore[Sequel Of Rajendra] [COMPLETED] Senandika, putra dari ketua tertinggi organisasi mata-mata yang paling ditakuti oleh banyak pelaku kejahatan, kini harus berurusan dengan seorang wanita misterius bernama Fira. Tampangnya yang polos dan lugu membuat...