Malam ini Mei memilih untuk tidur di kamar Davina, Davina tersenyum manis dan mengusap kening Mei dengan penuh kasih sayang.
Davina bangkit dari posisinya menuju balkon. Dari tempat ia berdiri kini, ia bisa mendapati Rajendra tengah duduk seorang diri termenung di tepi kolam renang sembari mencelupkan kakinya ke dalam air.
"Maaf, Je..." batin Davina.
Davina menghela nafas berat lantas menatap nanar langit malam, malam ini tampak hampa dan bintang-bintang enggan muncul menghiasi langit.
Hingga tak terasa bulir air mata tiba-tiba luruh membasahi pipi Davina.
"Aku kangen, Je..."
"Tapi aku gak bisa berbuat apa-apa."
Davina menggigit bibir bawahnya menahan semua pedih dan beban yang ia tanggung seorang diri selama ini.
"Maafin aku, Je, maaf..."
Dan kini ingatan Davina membawanya ke semua kejadian 20 tahun lalu dimana awal mula benih-benih masalah antara dirinya dan Rajendra tercipta.
*Flashback On*
20 tahun yang lalu, di Russia.
"Jangan hamil lagi. Jangan hamil lagi selain hamil anak gue."
"Ya? Pastiin lo hamil anak gue. Bukan anak Rajendra." pinta Kevin tanpa berpikir panjang.
Davina menggeleng dan menolak permintaan bodoh Kevin. "Gue gak bisa, gue istri Aje. Gue berhak nentuin gue mau hamil lagi atau enggak."
"Emang dua anak gak cukup?" selidik Kevin sembari meremas telapak tangannya sendiri.
Kevin akui jika dirinya sedari tadi kesulitan menahan seluruh emosinya, bahkan ia harus menahan hasrat seksualnya demi kenyamanan Davina disini.
"Mana ada kata cukup buat Rajendra, Vin." tukas Davina.
"Apapun alasannya lo gak boleh hamil lagi, Dav. Atau gue bunuh anak lo!" ancam Kevin, rahang atas dan bawah Kevin mulai saling bergemertak.
Wajah Kevin kini berubah menjadi merah.
"Lo emosi, Vin?" interogasi Davina dengan santai.
"Lo mau bunuh gue?" tanya Davina.
"Iya." jawab Kevin menyeringai dengan semangat.
Bruk!
Kevin mendorong tubuh Davina untuk berbaring di sofa. Dengan mudah Kevin mengunci tubuh kecil Davina dengan kedua tangan dan kakinya.
"Sebelum gue bunuh lo, biarin gue cicipi tubuh lo terlebih dahulu. Dan puasin lo di ranjang." bisik Kevin tepat di daun telinga Davina.
"Hhhh cuma orang bodoh yang mau bunuh gue!" seru Davina meremehkan Kevin.
"Sama kaya lo! Bodoh! Goblok!" teriak Davina menghina Kevin.
Kevin mengangkat sudut bibirnya dan bangkit dari posisinya tadi, pria itu membiarkan Davina bangun dan kembali ke posisi duduknya.
"Lo mau minum vodka?" tanya Kevin menawarkan segelas vodka kepada Davina.
Davina menggeleng cepat. "Lo aja."
"Lo mau apa? Jus? Biar gue buatin." tawar Kevin.
Davina mengangguk, toh ia juga merasa haus. Tapi ia tak boleh meminum vodka karena ia harus menyusui kedua anaknya.
"Lo mau jus apa?" tanya Kevin bangkit dari duduknya dan melangkah menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA ✓
Romance[Sequel Of Rajendra] [COMPLETED] Senandika, putra dari ketua tertinggi organisasi mata-mata yang paling ditakuti oleh banyak pelaku kejahatan, kini harus berurusan dengan seorang wanita misterius bernama Fira. Tampangnya yang polos dan lugu membuat...