23 - GOJA, SFC, Fira!

4.1K 833 251
                                    

Halo bertemu lagi kita, kalian gimana kabarnya? Semoga kalian sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan ya🙏

Oh iya, btw happy 100K reads semuanya. Makasih banyak udah mau baca Senandika🎉

Jangan lupa vote & follow aku ya biar aku makin semangat update hehe makasih 🥰

Happy reading

******

Semua orang di dalam ruang rapat dibuat kaget saat melihat Senan masuk sambil membawa tubuh kecil Fira di pundak layaknya sebuah karung beras.

Senan menurunkan tubuh Fira, sontak Fira memundurkan langkahnya dan bersembunyi di balik tubuh Senan karena ia malu sekaligus takut ditatap oleh seluruh anggota GOJA yang ada di ruangan ini.

Terlebih lagi Reza, pria itu tampak tak suka dengan kehadiran Fira dan juga keterlibatan Fira pada kasus ini. Bukan apa-apa, firasat Reza mengatakan hal yang tidak baik tentang Fira.

Amar yang duduk di samping Reza pun menyadari hal itu, sorot mata Reza teduh tapi mematikan dan penuh intimidasi. Amar melirik telapak tangan Reza yang menggenggam erat sebuah pulpen.

Pletak!

Amar yakin jika pulpen itu kini telah patah menjadi dua di genggaman Reza. "Kenapa, Za?"

Reza menggeleng tanpa menatap Amar. "Baru kali ini Senan mau dibodohin."

Amar menepuk bahu Reza dan mencoba menenangkan sahabatnya. "Tenangin diri lo. Lo boleh curiga tapi gak boleh gegabah. Sekali lo gegabah semua bakal berantakan."

"Tapi perempuan itu manipulatif dan lebih licik daripada laki-laki, Mar. Saat mereka gak lagi pake hati buat ambil keputusan, mereka bakal pake otak dan akal mereka yang bisa merubah dunia. Ngerti gak?" tukas Reza.

"Dan disini hati dia udah mati, akal sehat dia juga udah mati karena dendam yang dia pendam." lanjutnya.

"Bener sih tapi jangan gegabah dulu lah, Za. Gue tau lo peduli sama GOJA tapi lo juga harus tau keadaan." Amar memperingati.

Reza mengangguk setuju. Tapi ia masih menyorot tajam ke arah Fira. Senan menyadari hal itu. Ia tahu bahwa Fira tak nyaman akan tatapan Reza.

"Kenapa sembunyi?" tanya Senan pada Fira.

"Malu, Nan. Mereka ngeliatin aku." jawab Fira.

"Emang lo gak pernah diliatin laki-laki sebelumnya?" interogasi Senan.

Fira menggeleng. "Pernah.Tapi mereka tua-tua udah beruban semua kebanyakan. Kalo GOJA kan seumuran lah."

Senan terkekeh kecil dan menarik tangan Fira agar keluar dari persembunyiannya.

"Oke, jelasin semua informasi yang lo punya tentang Bandi." pinta Senan.

Fira mengangguk cepat lalu bergeser ke arah papan tulis putih untuk menjelaskan dan menuliskan semua informasi yang ia ketahui agar tidak terjadi misunderstanding di sini.

"Jadi disini aku dapet dua informasi dan dua opsi. Opsi pertama, Bandi terbang dari Italia jam 9 pagi waktu sana. Maskapai penerbangan yang Bandi pakai itu maskapai Sky High Airlines, dengan nomor penerbangan SKH-889."

"Kita juga udah dapet informasi itu. Tim Wolf kita bisa dapet informasi itu tanpa bantuan lo." hardik Sahrul salah seorang anggota Tim Wolf.

Fira diam saja dan tak mengindahkan ocehan Sahrul. Ia terus menuliskan beberapa informasi yang ia punya.

"Dari grup anak buah papa tiri aku, Bandi sengaja beli 2 tiket buat jaga-jaga. Tiket kedua, Bandi pakai maskapai yang sama cuma beda jam terbang, dengan nomor penerbangan SKH-979. Opsi kedua ini Bandi dan anak buahnya bakal take off jam 9 malem."

SENANDIKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang