Berawal dari Basket (Ten)

9.6K 107 2
                                    


Mohon untuk pembaca yang bijak ya hehehe. Ini khusus. ++++
Jadi mohon bijak dalam membaca🙏

Don't REPORT! if you don't like it please leave this stall ⚠️

Halooooo pembaca baru...untuk pembaca lama silahkan di baca ulang, kalian pasti kangen kan




☘️☘️☘️

"LIHAT YANG MAIN BASKET YUK"

Teriak salah satu temanku -Karina. Dengan napas tersengal-sengal Karina berteriak sambil berlari ke dalam kelas ku. Dia menarik lengan Giselle hingga Giselle hampir tersungkur ke bawah.

"Buset sadar lo Karina! Nyebut wey..gue lagi asik main among us malah di ganggu!" Giselle memaki Karina kesal.

"Masih aja lo main game itu, game tukang fitnah temen sendiri jangan di mainin nanti elo ketularan lagi" sahut Karina.

"Ya ngga lah bego! Berisik ah gue mau lanjut awas lo ganggu gue" Giselle lanjut bermain game di ponselnya.

"Ck gaasik lo!! Nah, Adel ikut gue yuk"

Karina menghampiri ku yang sedang memerhatikan keributan mereka berdua, dengan tampang senyum cantiknya Karina menopang dagunya di meja ku.

"Ikut kemana?"

"Liat yang main basket. Yuk please yuk seru tahu ada Kakak cogan disana" Ujar Karina histeris.

"Elo mau liat tanding basket apa mau caper Anjir! Gatel banget lo" sahut Giselle yang masih asik dengan gamenya.

"Diem goblok, gue gak lagi ngomong sama elo ya. Fokus aja sono sama game tukang fitnah itu" Giselle diam tidak menyahut lagi ucapan Karina, syukurlah telingaku rasanya terus mendengung mendengar teriakkan serta kata kata kasar yang keluar dari mulut mereka.

"Em rame banget ya?"

"Ya iyalah Adel..namanya tanding basket pasti rame kalo elo mau yang sepi di kuburan sana" ujar Karina.

"Eeeh sorry bercanda hihi, yaudah yok" Karina terus menarik lenganku, dengan terpaksa aku mengikuti kemauannya. Toh suntuk juga jika berdiam terus didalam kelas di jam kosong.

"Yuu"

***

Setelah sampai lapangan basket disekolah ini sangatlah ramai, pertandingan basket antar per-kelas di adakan setiap akhir bulan. Memang seru kelihatannya, setelah dicoba ternyata susah. Butuh latihan keras agar menjadi pemain basket seperti mereka.

"Tuh kan gilaaa seru banget del"

Karina terus berbicara sambil berteriak-teriak hingga ludahnya berbusa, apa ia tidak capek? Nasib punya teman seperti nya harus extra sabar dan pengertian.

Sampai netra mataku jatuh pada sosok laki-laki berkulit putih dan tingginya sekitar 178. Rambut hitam legamnya yang berponi terlihat basah dan begitu mencolok, hidungnya yang mancung serta senyumannya yang indah membuat aku tak hentinya menatap laki-laki itu.

Ah, ku lihat sekitar ternyata bukan aku saja yang memerhatikan laki-laki itu. Aku tahu betul siapa laki-laki itu? Ya, dia Kak Ten pemain basket yang cukup jago di sekolah ini. Bahkan ia sering menjadi pelatih untuk pemain baru.

Kakak tingkat ku sangat profesional ketika bermain, entah kenapa aku sangat menyukainya ketika bermain basket. Dia terlihat lebih gentle dan manly.

"Heh liatin Kak Ten ya lo" Karina tiba-tiba menyenggol bahuku yang ke gep tengah memandangi Ten.

Aku menggeleng cepat,"Ngga lah ngaco" Bohongku pada Karina.

Karina mencibir menanggapi jawaban Adel, sudah ketahuan malah gak ngaku.

K-POP NC NCT 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang