Extra Part 3 (Honeymoon)

16K 949 50
                                    

Kakakku, Kamil memberikan kado pernikahan berupa paket wisata bulan madu ke pulau Bali.

Untuk menghibur suamiku yang seharian kemarin manyun akibat tragedi tamu bulanan, aku menyetujui untuk liburan ke kota dewata tersebut. Meski bayangan akan merebaknya virus Covid-19 masih menjadi wacana utama di lini masa berbagai media.

"Yang penting kita jaga diri dan mematuhi protokol kesehatan," kata Aqly yang kembali bersemangat setelah ku perlihatkan dua tiket pesawat tujuan Bali padanya.

Keesokan harinya kami berangkat ke Bali setelah melakukan tes Swab PCR atau Polymerase Chin Reaction dan dinyatakan negatif virus Covid.

Tak banyak tempat yang kami kunjungi. Karena beberapa tempat wisata masih belum dibuka untuk umum. Hari pertama lebih banyak kami habiskan untuk menikmati fasilitas hotel. Kami mendapatkan paket honeymoon di The Trans Resort Bali yang terletak di kawasan Seminyak. Letaknya sangat strategis karena dapat dijangkau dengan berbagai macam kendaraan.

Hotel ini menyediakan kamar yang sangat luas dan nyaman. Berbagai macam fasilitas mewah dan modern pun bisa dinikmati dengan mudah. Seperti restoran, kafe, juga pusat kebugaran dan tempat spa. Dan yang membuatku takjub di sini juga tersedia fasilitas kolam renang yang membuat pengunjung seperti sedang berada di pantai karena kolam renang tersebut dilengkapi dengan pasir putih dan air terjun mini.

Yang lebih menarik lagi, bangunan di tiap kamar villa di The Trans Resort Bali memiliki atap jerami. Struktur bangunannya pun seperti rumah-rumah masyarakat Bali.
Ingatkan aku sungkem pada Kamil pulang nanti. Karena dia menyewakan kami kamar Celebrity Suite, yang menyediakan fasilitas berupa kolam renang privat. Dari tempat tidur bisa membuka pintu kaca dan langsung menceburkan diri untuk berenang.

Sayangnya aku hanya bisa menceburkan kaki, karena lagi menstruasi. Tapi itu sudah cukup membuatku senang. Karena bisa leluasa melihat pemandangan yang lebih menyegarkan mata. Aqly yang berenang topless. Aduhai mataku menolak untuk berkedip.

Keesokan harinya Aqly mengajakku ke Pantai Seminyak. Pantainya sangat indah dengan kontur pesisir pantainya yang landai dan memiliki pasir putih yang lembut. Sangat nyaman berjalan di atasnya tanpa memakai alas kaki.

Aku tentu saja tak melewatkan kesempatan untuk menunggang kuda yang ditawarkan oleh Aqly. Kami bisa menikmati pemandangan pantai dari atas hewan bersurai panjang tersebut.
Setelah puas berselfie ria berdua dengan berbagai pose ala anak-anak alay berlatar pasir putih dan laut biru, kami menghabiskan sore dengan hanya duduk di atas pasir berdua sambil berpegangan tangan menyaksikan matahari jingga tenggelam di ufuk barat. Benar-benar lukisan alam yang memikat. Mengundang bibir untuk bertasbih memuji keindahan ciptaan Allah.

Dan Aqly tak keberatan saat aku merebahkan kepalaku di bahunya. Waahh bahunya sandarable banget. Aku suka.

Hari terakhir kami menyempatkan berkunjung ke Purpa Fine Art Gallery. Meski tak paham tentang lukisan, aku memasang tampang sok paham saja saat Aqly menjelaskan tentang beberapa lukisan yang dia tahu. Aku mana pernah mengerti tentang lukisan apalagi lukisan dengan tema kontemporer. Memahaminya lebih sulit ketimbang menghafal indikasi dan kontraindikasi obat.

Malamnya kami makan di Ginger Moon. Tempat ini memiliki gaya yang sejuk dan santai. Pintu-pintu yang dicat cantik membingkai pintu masuk di mana pohon palem besar menyapa saat kami tiba. Juga lampu langit-langit besar yang menerangi ruangan. Kami memilih tempat duduk di lantai atas dalam ruang bergaya galeri yang juga memamerkan karya-karya seniman lokal.

Jangan salahkan aku yang cepat baper saat Aqly ternyata mempersiapkan candle light dinner yang amat romantis. Duduk berdua berhadap-hadapan, tatap-tatapan, senyum-senyuman, sambil mendengarkan musik klasik. Juga sebuket mawar merah yang diam-diam juga dia persiapkan entah kapan. Aku deg-degan, harap-harap cemas, jangan-jangan sebentar lagi akan ada seorang pelayan yang mendorong troli makanan berisi kue tart cantik yang ternyata setelah ku potong akan ada sebingkai cincin berlian di dalamnya. Ku tunggu hingga kami selesai makan ternyata tak ada. Aku di PHP oleh khayalanku sendiri. Ah, drama sekali.

SHA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang