Seharian ini Alvaro tidak melihat Rasi maupun gadis bernama Mora kemarin. Dia dari tadi di kelas hanya ditemani Aiden, Noel dan Athan dengan beberapa materi membosankan yang terus diulang. Mereka bertiga terlihat jauh lebih diam dari biasanya. Alvaro sebenarnya menyadari sesuatu. Dia ingin menanyakannya, tapi mulut memilih diam dari pada pikirannya semakin pusing dan runyam.
"Rasi beneran ijin ke kalian kalo ada acara?"
Ketiga lainnya saling melirik, kemudian mengangguk.
"Iya, katanya penting"
Alvaro menghela napasnya. Ada yang ingin dia tanyakan ke Rasi, karena kemarin dia yang ada saat Mora menjelaskan sesuatu. Tetapi laki-laki itu malah tidak masuk.
"Lo mau nanya apaan?"
Alvaro menoleh ke Athan, laki-laki itu mengangkat satu alisnya.
"Lo kok tau gua pengen nanya"
Athan menghela napas. Dia memperhatikan sekelilingnya, sebelum menarik tubuhnya mendekati tempat duduk Alvaro.
"Lo udah tau Rasi siapa kan?"
Alvaro terdiam. Dia agak ragu ingin mengangguk, karena warna mata Athan terlihat berbeda dari biasanya.
"Emosi tahan"
Noel menarik mundur Athan saat melihat perubahan warna iris mata laki-laki itu. Athan segera menarik napasnya. Mengusap wajahnya kemudian menutup mata.
"Tahan, tahan"
Aiden ikut menenangkan Athan. Noel kemudian yang beralih melihat Alvaro yang sepertinya membutuhkan penjelasan.
"Kayaknya semua pertanyaan lo bisa kita jawab nanti, tempat ini gak aman. Athan juga belum bisa kontrol emosinya. Nanti aja pas balik, sekalian nunggu Rasi"
Alvaro hanya mengangguk. Dia menghela napas sekali lagi. Memilih melihat ke halaman sekolah yang sepi. Pikirannya semakin rumit sekarang. Matanya tak sengaja melihat seseorang di balik pohon di bawah. Mora, gadis itu tersenyum sekilas ke arah Alvaro sebelum menghilang dibalik pohon. Alvaro mengerjapkan matanya sekilas. Sepertinya perkataan gadis itu kemarin benar adanya, walaupun dia masih sulit menerimanya.
Alvaro berjalan menuntun sepedanya melewati kompleks rumahnya. Entah dia tiba-tiba tidak mood untuk mengayuh sepedanya. Dia berjalan pelan menyusuri jalan, membiarkan angin sore mengangkat anak rambutnya.
"Galau?"
Alvaro tersentak saat tiba-tiba Mora berada di sebelahnya.
"Gua belum percaya sama lo ya! Jangan muncul sembarang kayak hantu!"
Mora tertawa, "Maaf. Gua perhatiin lo dari jauh kayak lagi patah hati. Kenapa nih?"
Alvaro menggeleng. Memilih melanjutkan perjalanannya menuntut sepedanya ke arah rumah.
"Gua ga maksa juga kan lo percaya keberadaan mereka? Apa lagi lo udah di bumi sejak usia setahun, gimana mau percaya coba. Susah juga kan lo udah dari kecil hidup sama manusia"
Alvaro mengangguk tipis. Mora tersenyum saat melihat aura laki-laki itu sedikit menghangat dari pada tadi.
"Mau nanya apa lagi? Tentang Arion? Ah! Maksudnya Rasi?"
Alvaro menoleh. Mora langsung mengangkat bahunya.
"Gua gatau kalo dia hari ini ijin ga sekolah. Bukan gua yang nyuruh dia bolos, engga loh!"
"Kirain lo ajak ke suatu tempat gitu?"
Mora menggeleng, "Gua bahkan baru balik ke sini pas tadi siang"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIREN | Soobin ✓
FanfictionAlvaro yang berulang kali bermimpi buruk tentang makhluk laut mitologi menyerupai duyung, yaitu siren. Dan kedatangan tiba-tiba seseorang yang mengaku sebagai putri dewa Poseidon yang bertugas memberitahu identitas aslinya untuk menghentikan ramalan...