Matahari mulai condong ke arah barat. Para siswa mulai berhamburan keluar sekolah. Alvaro berjalan keluar bersamaan dengan Athan dan Rasi karena dua lainnya menghilang begitu saja. Baru saja sampai parkiran, mereka langsung disambut oleh kehadiran gadis itu. Athan langsung menarik Rasi pergi, meninggalkan keduanya sendiri.
"Ngapain?"
Cece tersenyum, "Mau bareng pulangnya boleh?"
Alvaro mengangkat satu alisnya, "Gua pake sepeda yang gada kursi belakangnya. Kalo mau sih ayo jalan pulang bareng"
Belum sempat menjawab, Alvaro sudah terlebih dahulu berjalan meninggalkannya. Gadis itu sedikit berdecak, sebelum memasang wajah manisnya lagi dan membuntuti Alvaro keluar area sekolah.
"Aku baru tau kalo ternyata paman udah pergi. Turut berduka ya Al?"
Alvaro mengangguk, "Iya gapapa"
Alvaro memilih memperhatikan jalannya, dari pada topik pembicaraan yang terus dilontarkan gadis di sebelahnya. Tatapan Athan maupun Rasi saat tidak menyukai orang, tergambar jelas di pikirannya. Dia jadi kepikiran apa alasan mereka membenci Cece sampai segitunya.
"Udah sampe. Masuk sana"
Alvaro melihat Cece sedikit mengerucutkan bibirnya.
"Mau mampir rumah kamu boleh?"
Alvaro langsung teringat dengan Mora. Apa reaksi gadis itu jika bertemu Cece? Apa akan sama seperti yang lain?
Alvaro menghela napasnya tipis, hampir tak terdengar. Dia lalu mengangguk.
"Mandi dulu sana, bau"
"Ish gue masih wangi tau!"
Alvaro tertawa, "Udah sana mandi dulu, ntar langsung dateng aja"
Cece terlihat mengangkat tangannya ke kening dan melakukan hormat sebelum berlari masuk ke rumahnya. Senyum Alvaro perlahan meluntur. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Dia menarik napasnya panjang, sebelum melanjutkan jalannya ke rumah.
"Sore, Mora"
Mora yang sedang tiduran di sofa, langsung bangun saat Alvaro masuk ke rumah.
"Lah udah pulang? Biasanya jam lima baru sampe?"
Alvaro tersenyum, "Iya tadi gurunya ada rapat jadi pulangnya lebih awal. Dah mandi?"
"Ya udah dong! Lo mandi sana"
"Bau ya?"
Mora menggeleng, "Engga sih, tapi kan biar seger!"
Alvaro tertawa, "Iya iya. Oiya nanti ada temen lama ke sini. Kalo dia dateng pas gua masih di dalem, biarin aja masuk"
Mora mengangguk, "Iya udah sana mandi! Hush hush!!"
Alvaro lagi-lagi tertawa. Mengacak kecil rambut Mora, sebelum berjalan ke arah kamarnya dan pergi mandi.
Baru saja Mora ingin menutup matanya kembali, tiba-tiba suara ketukan pintu cukup keras membangunkan dirinya. Mora menghela napasnya. Melihat aura merah di balik pintu, mendadak membuat moodnya berubah. Dia sudah berancang-ancang merubah dirinya. Tetapi saat merasakan aura manusia biasa, dia memilih menahan dirinya.
Mora membuka pintu. Dia langsung tersedak karena mencium bau menyengat khas parfum dari seseorang yang tadi mengetuk pintu. Orang itu terkejut saat melihat Mora.
"Eh? Kok? Bener kan rumahnya Al? Masa udah pindah?"
Mora mengerjapkan matanya. Jadi ini teman lama yang dimaksud Alvaro tadi...
KAMU SEDANG MEMBACA
SIREN | Soobin ✓
FanfictionAlvaro yang berulang kali bermimpi buruk tentang makhluk laut mitologi menyerupai duyung, yaitu siren. Dan kedatangan tiba-tiba seseorang yang mengaku sebagai putri dewa Poseidon yang bertugas memberitahu identitas aslinya untuk menghentikan ramalan...