- 38

103 20 0
                                    

"AAAA!!"

"Lo bodoh apa gimana sih bukannya menghindar malah diem!!"

Alvaro membuka matanya, melihat gadis berambut ungu menatapnya datar. Bahkan dia masih bisa melihat busurnya masih mengarah ke atas, tempat roh tadi terbang ke arahnya.

"M-mora?"

Mora menghela napas. Kemudian menunjuk ke roh hitam yang terbakar di tanah dengan panah milik Mora yang masih tertancap di tubuhnya.

"Jangan lengah. Mereka ngincer makhluk dengan kekuatan yang cukup kuat" Ucap Mora kemudian kembali mengarahkan panahnya ke beberapa roh hitam yang kembali datang ke arah mereka.

"Lo fokus siram pohon-pohon yang masih terbakar, biar gua yang halangin mereka"

Mora langsung menghilang tanpa menunggu persetujuan Alvaro. Alvaro hanya menghela napas. Lebih menuruti perkataan gadis itu tadi, sebelum kondisi makin parah.



Beberapa demigod dan keturunan asli turun membantu, karena roh-roh hitam ini tidak ada habisnya dan terlihat semakin banyak. Pohon-pohon yang terbakar di hutan sudah mulai berkurang. Alvaro mulai mendekati Mora dan membantu gadis itu dengan menyemprotkan air ke roh yang melintas di atas mereka sampai mereka terjatuh.

"Ini kenapa makin banyak? Lo tau ulah siapa?"

Mora mendengus, "Anak kesayangan Zeus"

Alvaro menoleh. Dia melebarkan matanya tak percaya.

"Maksud lo Lorcan?! Yang bener aja!"

Mora menatap tajam Alvaro, sambil mengangkat satu alisnya.

"Emang gua keliatan bercanda, Savero Samudera?"

Lorcan tak menemukan tatapan main-main di sana, hanya tatapan membara penuh amarah. Keduanya saling bertatapan seperkian detik, sebelum sebuah teriakan membuat keduanya melihat ke arah sumber suara.

"PUTRI ATHANASIA AWAS!!"

Mora langsung berteriak, memegang tangan kirinya yang tiba-tiba di serang oleh roh hitam. Busurnya bahkan sampai terjatuh saking kerasnya serangan. Gadis itu langsung terjatuh ke tanah.

Alvaro terkejut. Dia langsung memegang tubuh Mora.

"Mora?! Gapapa?!"

Mora mengangguk tipis sambil mengangguk.

"Gua gapapa. Lo lanjut fokus lagi sebelum mereka juga nyerang lo"

"Lo gapapa? Keadaan lo–"

"Gua gapapa!! Udah sana!!"

Alvaro tersentak. Dia hanya mengangguk dan mulai berjalan mundur. Berusaha semaksimal mungkin menyerang roh-roh hitam itu sambil melindungi gadis yang terluka itu.

"Akh! Sialan kenapa kudu tangan yang megang busur sih!" Ringis Mora sambil berusaha mengangkat busurnya kembali.

"Jangan dipaksa!!" Teriak Alvaro dari kejauhan.

Mora terkekeh, "Urus aja diri lo. Gini doang mah kecil"

Ucapan Mora benar-benar membuat Alvaro terdiam. Dia sekilas melihat gadis itu kembali memanah roh hitam dan tersenyum ke arahnya sebelum menghilang. Alvaro tidak habis pikir. Bagaimana bisa dia memaksakan diri sampai begitu?








Kebakaran semakin banyak bukannya berkurang. Roh-roh hitam masih belum juga terlihat semakin berkurang. Bahkan air sungai mulai menyusut. Alvaro mengusap kasar wajahnya. Ini benar-benar bencana.

"Airnya habis?" Tanya Mora"

"Masih ada dikit. Tapi pasti ga cukup"

Mora mengigit bibir bawahnya, sambil memegang tangan kirinya.

SIREN | Soobin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang