Alvaro termenung di tepi pantai dengan memainkan air di tangannya. Dia tadi sempat bertemu dengan Lorcan, tetapi laki-laki itu menyuruhnya untuk tinggal di sini dan Lorcan akan menjemput Mora di istana. Rasi juga langsung meninggalkannya tadi karena ada tugas.
"Gabut banget"
Alvaro menyipratkan air yang ada di tangan. Tetapi dia terkejut saat tiba-tiba air tersebut membentuk gumpalan dan melayang di tangannya. Alvaro yang kaget, langsung melempar air itu sampai pecah bertabrakan dengan pohon.
Napas Alvaro terdengar lebih cepat. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena saking kagetnya. Tetapi rasa penasarannya lebih besar. Alvaro kembali mengambil air dan air itu kembali menjadi gumpalan. Alvaro tersenyum. Dia mencoba menggerakkan air dan berhasil.
Tiba-tiba suara tepuk tangan, menghancurkan air yang dikendalikan Alvaro. Alvaro menoleh, melihat seorang gadis tersenyum lebar lalu berjalan ke arahnya.
"Lihat siapa yang menemukan kekuatan baru"
"Mora?"
Mora tersenyum, kemudian duduk di sebelah Alvaro.
"Keren tau! Coba lagi gua mau liat"
"Mau?"
Mora mengangguk. Alvaro tersenyum kemudian mulai menggerakkan air lagi. Air dengan mudah menurut dan berbentuk sesuai perintah Alvaro.
"Wah! Udah jago gitu?"
Alvaro tersenyum, "Gatau juga"
"Memang yaa pemilik kekuatan air yang asli jadi udah jago"
"Apa sih? Engga!"
Mora tertawa karena melihat Alvaro yang malu-malu. Alvaro sendiri sampai mengusap wajahnya, menutupi semburat merah di pipinya. Tangan satu Alvaro sampai menutup mata Mora agar tidak melihat reaksinya yang malu-malu. Sampai mereka tidak sadar ada yang memperhatikan dari jauh, sambil menggenggam tangannya kuat dan bersumpah akan memisahkan kedua orang itu.
Lorcan sekarang berada di perpustakaan Olympus. Matanya sibuk meneliti setiap kata di buku ramalan takdir. Kepalanya berdenyut karena terus memaksa memahami isi ramalan itu. Sebenarnya sebelum ramalan terakhir, ada beberapa ramalan yang belum terjadi. Tapi Lorcan sedikit terkejut saat melihat ramalan tepat sebelum ramalan terakhir. Tentang peperangan antar saudara dengan kekuatan yang sama. Kenapa pikirannya langsung tertuju ke kedua anak Poseidon?
Lorcan menghela napas. Melihat langit yang sudah menunjukkan rona keoranyean. Sampai sesore ini dan dia hanya bermain-main dengan pecahan acak teori takdir. Dia bahkan belum melakukan tugasnya yang lain. Dia harus segera keluar dari sana, sebelum dewa Zeus sadar dan mengeluarkannya dirinya dari sana.
Lorcan berjalan pelan di Olympus. Rasanya cukup sepi karena kebanyakan demigod sedang bertugas. Dia hanya menyelesaikan sedikit tugasnya tadi, dan sekarang berniat mencari keberadaan adiknya dan juga pangeran Siren itu. Tetapi dari tadi berkeliling, tidak juga menemukan keberadaan kedua orang itu.
Lorcan menyipitkan matanya saat berada di tepi danau sebelah rumah demigod Poseidon. Melihat dua orang yang tidak asing baginya, tengah berhadapan di sana. Lorcan memilih diam di tempat, memerhatikan dua orang itu yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.
Lorcan terkejut saat tiba-tiba air danau bergerak ke atas dan mulai terlempar ke arah tubuh satu laki-laki di sana. Sekali hempasan air, tubuh laki-laki itu sampai terseret dan bertabrakan dengan pohon. Satu laki-laki lainnya hanya memandani laki-laki itu dan tersenyum senang.
"Brian!!"
Lorcan menatap tajam laki-laki yang kini melihat ke arahnya. Sedangkan laki-laki lain sedang memegang perutnya karena serangan tadi sambil melihat lemah Lorcan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIREN | Soobin ✓
FanfictionAlvaro yang berulang kali bermimpi buruk tentang makhluk laut mitologi menyerupai duyung, yaitu siren. Dan kedatangan tiba-tiba seseorang yang mengaku sebagai putri dewa Poseidon yang bertugas memberitahu identitas aslinya untuk menghentikan ramalan...