- 15

152 23 0
                                    

Hari ini Alvaro secara mendadak mendapatkan pengawalan ketat. Ya siapa kalo bukan dari oknum Rasi dan Noel. Athan dan Aiden di belakang sampai geleng-geleng melihat kelakuan mereka. Walaupun sudah tau rencana mereka, tapi ga gini juga...

"Sekarang lo duduk. Pasti abis ini lima menitan lah si mak lampir dateng" Tutur Rasi sambil memaksa Alvaro duduk di kursinya.

"Skenario Athan kece sih, gua udah nyium auranya samar. Untung di kelas cuma ada kita berlima" Balas Noel.

Alvaro hanya menatap keempatnya bingung. Ini ada apa sih?

Benar saja, belum sampai lima menit, Alvaro melihat Cece masuk ke dalam kelasnya. Cece tersenyum, kemudian mengambil alih kursi yang awalnya diduduki Rasi dan menyuruh Rasi pindah. Alvaro mengangkat satu alisnya. Memang ada yang aneh sama gadis ini.

"Liat! Ga sopan banget sama kakel main usir-usir aja" Dengus Rasi kemudian pindah ke sebelah Aiden.

"Aku ngga ngusir kok, kan minta baik-baik"

"Baik mata lo"

Alvaro menopang dagunya. Melihat beberapa temannya memberi tatapan sinis ke Cece. Cece juga kenapa semakin mendekatinya dari kemarin.

"Pas aku pulang kemarin tiba-tiba ujan tau! Kaget akhirnya langsung lari ke rumah"

Alvaro yang mendengar itu langsung menoleh ke Rasi. Laki-laki itu sekarang tengah mengatakan sesuatu melalui gerakan bibirnya.

"Mampus"

Rasi langsung menepuk punggung Athan yang barusan men-translate bahasa mulutnya. Alvaro tertawa saat keduanya saling pukul, sedangkan Cece di sebelahnya sudah memasang wajah masam karena diabaikan lagi.

"Ih kok gada yang dengerin aku?!"

"Males. Suara lo bikin kuping sakit"

Noel menjawab santai sambil memakan makanan ringan. Cece mengerucutkan bibirnya, dan mulai menarik-narik tangan Alvaro, mengadu. Alvaro hanya diam. Melirik ke dua orang yang tadi ribut, sekarang sudah mengode akan melakukan sesuatu.

Tiba-tiba Alvaro merasakan tarikan Cece, menghilang. Dia menoleh ke orang di sebelahnya yang tampak linglung. Alvaro menoleh ke Athan yang tengah menatap gadis itu, sebelum perkataan Cece benar-benar membuatnya terdiam.

"Gue suka Alvaro dari dulu. Tapi gue lebih pengen punya banyak temen, jadi gue korbanin cinta gue ke Al. Gue manfaatin Alvaro buat dapetin temen dan pujian. Sekarang gue balik lagi, dengan cinta gue. Gue pengen dapetin dia lagi, tapi cewek di rumah itu kemarin bikin gue marah. Gue bakal dapetin Alvaro lagi dengan segala cara, termasuk singkirin siapapun yang dekat dengannya dan halangin jalan–"

BRAKK

Keempat laki-laki itu terkejut saat Alvaro menggebrak meja.

"Al? Kenapa?"

Athan berdecak, "Sialan gue kaget jadi keputus"

"Jadi ini alesan lo deketin gua lagi? Pantes tatapan lo ke Mora gitu"

Cece terdiam. Dia menatap Alvaro bingung.

"M-maksud kamu apa?"

"Masih mau ngelak?! Lo deketin gua cuma pengen dapet temen sama pujian! Sadar itu obsesi bukan suka!!"

Cece terdiam. Dia tidak tau habis berkata apa sampai Alvaro mendadak mengetahui semuanya. Alvaro mendengus, sebelum keluar dari kelas.

"Al!!"

Cece mengejar Alvaro sampai keluar kelas. Saat tangan Alvaro hampir Cece gapai, Alvaro dengan cepat menariknya.

"Gatau diri! Memang dari awal gua curiga sama lo, ternyata.. gua ga nyangka"

SIREN | Soobin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang