[28] Pemilik Baru si Bandana Hitam

1.5K 72 4
                                    

HALO GUYS -!!
KHUSUS CHAPTER KALI INI SIAPKAN MENTAL YA
AKAN ADA SEDIKIT KEUWUAN

SEMOGA KALIAN BAPER

DAN KALAU ITU TERJADI
SILAHKAN TEROR AKU
GAPAPA AKU IKHLAS 😌

VOTE && COMMENT -!!

HAPPY READING

☁☁☁

"Harap kepada semua siswa-siswi SMA Merdeka untuk segera menuju lapangan utama karena upacara bendera akan segera dilaksanakan."

Pengumuman yang berasal dari ruangan guru terdengar di seluruh penjuru SMA Merdeka. Bahkan sampai gerbang, suara itu terdengar menyambut. Semua siswa membuang dengkusnya. Diantara mereka ada yang sibuk mencari akal untuk melarikan diri dari simulasi pertimbangan seluruh amal manusia di Padang Mahsyar.

Sebagiannya lagi bergegas menuju lapangan sesuai perintah. Membentuk barisan sesuai kelasnya masing-masing dengan aturan Paskibra, yang tinggi di depan.

Well, itu tidak berlaku pada Arga, si cucu pemilik sekolah. Dia berdiri di barisan paling belakang supaya teduh, bisa ngobrol, dan main HP. Oh, ya, satu lagi. Modus ingin dekat Luna.

Jika dulu setiap kali upacara, lelaki itu akan bermalas-malasan karena harus baris di samping Lunaisa. Argantara yang menempati kelas 11 IPA 9 harus bersanding dengan kelas 11 IPS 1.

TUUUUTTTTTTT

"Argh bising!" decak semua peserta upacara ketika pengurus TU menyiapkan mikrofon.

"Cek 1 2 3 cekcok yuk cekcok." yah, malah berjanda. Eh, bercanda maksudnya.

Tapi tentu saja jiwa-jiwa humoris akan tertawa mendengar itu. Sama seperti Luna yang terkikik kecil. Mengundang perhatian Arga yang sibuk melamun lalu tanpa sadar mengukir senyuman.

"Kiyowo," gumamnya. Oh, ayolah. Dia sudah tidak tahan untuk merasa cemas kalau-kalau Joshua kembali bangkit dan bersiap rebutan Luna dengannya. Apakah El nya itu akan berlabuh pada si wajah gemas atau justru akan menerima bandananya? Ah, entahlah. Tikung di sepertiga malam kayaknya bakal oke.

Luna yang menyadari ada tatapan dari sampingnya pun memiringkan badan. "Ada apa Arga?"

"Huh? A–anu ... upacaranya udah mau mulai. Jangan ngelamun terus ntar kesambet hantu cewek di taman belakang lho."

Lunaisa paling anti dengar kata-kata hantu, angker, dan sejenisnya. Ia akan mudah panik karena takut. "Huh? E–emangnya ... hantunya ikut upacara juga ...?" lirihnya. 

Arga memandang gadis itu gemas. PINGIN NYIUM!! jeritnya dalam hati. Arga mengusap wajah Luna dan membuatnya menghadap ke depan lagi. Dengan begitu dia bisa senyam-senyum sendiri.

Aduh Ya Allah jantung Arga berdebar-debar, kini lelaki itu malah salah tingkah. Dia sibuk meremas dada kirinya seperti orang yang terkena serangan jantung.

"Upacara bendera Senin pagi akan segera dimulai. Masing-masing pimpinan pasukan menyiapkan pasukannya." narator membaca naskah pertanda penyiksaan dimulai.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang