[38] Nginap

1.1K 65 8
                                    

YA ALLAH GAIS SORRY BGT AKU NGEGANTUNGIN KALIAN LAMA BGT 😭

JUJURLY UNTUK CHAPTER INI AKU BINGUNG NYUSUN KATA KATANYA 🥲

JADI KALO ADA TYPO ATAU KESAN YG GIMANAAA GITU TOLONG TANDAI YAA

THANK YOU SARANGEK GAIS 😚💋

☁️☁️☁️

Argantara menundukkan kepalanya di hadapan Lunaisa beserta kedua orang tuanya. Cerita pahit itu sudah tersampaikan ke telinga mereka. Responsnya ... baik Luna maupun Lusi dan Lavi, mereka bertiga tampak kebingungan. Kikuk. Saling melempar kode lewat tatapan mata atau bahasa tubuh.

Luna yang duduk di samping Arga akhirnya mendekat lantas mengelus lengan lelaki itu. "Aku yakin itu gak sepenuhnya kesalahan kamu, Arga. Aku percaya sama kamu," ucap Luna membuat Lusi mengerti akan keinginan anak gadisnya.

"Arga," panggil Lusi. Arga menyahutnya pelan. "Kamu bisa tinggal di sini sampai semuanya membaik. Jangan canggung, ya. Anggap aja di rumah sendiri, 'kan, nanti kamu bakal jadi mantunya Tante, hehe ...."

"Lusi!" tegur Lavi. Tahu maksud istrinya untuk menghibur Arga tapi situasi ini terlalu serius untuk diajak bercanda. "Ekhem. Arga. Oom, Tante, sama Luna bakal bantu menyelesaikan masalah kamu."

"Iya benar. Jangan terlalu dipikirin, ya, Arga. Nanti kamu sakit," timpal Luna. Tangannya mengelus kepala Arga yang masih menunduk.

"Makasih," ucap Arga pelan. Luna mengangguk sebagai jawaban.

"Umm ... sayang, kamu antar Arga ke kamar yang sebelah kamarmu, ya? Cuma kamar itu yang kosong, tapi kamarnya bersih kok soalnya Tante sering ngerbersihinnya. Kamu bisa pakai kamar itu untuk istirahat." Lusi tersenyum hangat, Luna dan Arga mengangguk.

"Ayo Arga aku antar kamu ke kamarnya. Ada di atas," ajak Luna. Gadis itu mengambilalih tas punya Arga lalu menggendongnya menaiki tangga. "Ayo Arga!!"

"Tante, Oom, makasih ya udah mau menerima saya di sini. Maaf karena udah ngerepotin kalian."

Saat itu Lusi dan Lavi saling melempar tatapan sambil terkekeh halus. "Jangan sungkan, Arga. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk saling membantu. Kamu mandi dulu, ya, habis ini kita makan malam. Tante udah masak makanan enak."

Argantara mengulas senyuman untuk membalas perkataan Lusi. Selanjutnya lelaki itu pasrah tatkala Luna menarik tangannya untuk segera menaiki tangga. Gadis itu sangat bersemangat ingin menunjukkan Arga di mana kamarnya berada.

Di depan sebuah pintu kayu bercat putih, Luna meraih kenopnya. "Tada!! Ini dia kamarnya, Arga. Sebelahan sama kamar aku jadi kalau kamu butuh sesuatu langsung ke sebelah aja, oke? Umm ... sebenarnya kamar ini sering dipakai Kakak kalau lagi datang ke sini, tapi aku juga kadang tidur di sini kok. Pokoknya ini tempat yang aman buat nyembunyiin permen aku!" cerocos Luna, Arga lagi-lagi tersenyum. Tangannya mengelus kepala Luna.

"El," panggil Arga, suaranya parau. Lunaisa menoleh lantas memasang mimik tanda tanya. "Makasih, ya, udah mau nerima aku. Aku tau itu gak mudah buat kamu ... haha ... iyalah orang aku tuh pembu—"

"Ssttt ... Arga jangan ngomong kayak gitu!" Luna menempelkan jari telunjuknya pada permukaan bibir lelaki itu. "Aku percaya sama kamu. Arga nya aku 'kan orang baik. Aku yakin ada kesalahpahaman di sana," lanjutnya dengan senyuman yang merekah indah membuat lawan bicaranya merasa tenang.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang