[09] Kue Cokelat

2.4K 140 4
                                    

VOTE & COMMENT YA TEMAN-TEMAN

HAPPY READING

☁☁☁

Lampu kuning, dua motor sport itu bersiap untuk melaju sekencang-kencangnya dan memenangkan permainan. Deru knalpot terdengar mengaum. Ban yang bergesekan dengan jalanan raya menimbulkan asap putih yang mengepul.

"Pegangan!" titah Joshua untuk kesekian kalinya. Lunaisa mengerutkan alis tidak mengerti, dari tadi ia sudah mencengkeram erat jaket kulit milik Joshua. Apa masih kurang?

And here's the game.

3 ... 2 ... 1 ...!!

BRUM

"KYAAAA!!" Luna menjerit ketakutan. Ia refleks memeluk Joshua. Si empunya mengembangkan senyuman di balik helm full face yang menutupi wajahnya. Sementara Arga, sang rival pada balapan dadakan ini mendengkus geram. Lelaki itu semakin gatal ingin menghabisi keduanya.

Argantara menyalip kendaraan Joshua. Sesaat ia memimpin pertarungan. Namun Joshua kembali menyusulnya. Perbedaan jarak tidak begitu signifikan mendekati gerbang sekolah dalam radius puluhan meter. Arga menambah kecepatan kuda besinya. Begitu pula dengan Joshua.

TIN ... TIN ... TIN ....

"ANJIR! HAMPIR AJA GUE KETABRAK!"

"WOYLA TANGGUNG JAWAB JANTUNG GUE COPOT!!"

"HOY!! OTAK GUE NIH PINDAH KE DENGKUL!"

"DENGAR YA BAMSAT GUE GAK MAU MATI SEBELUM DIPERAWANI SAMA HERO FIENNES STEFI!!"

Beberapa orang yang hendak memasuki area sekolah mengumpat tajam pada Arga dan Joshua yang asyik kebut-kebutan. Hampir saja ada banyak nyawa yang melayang di awal hari ini. Semua terjadi akibat kecerobohan dua sejoli itu.

Argantara yang sampai terlebih dahulu aka dia yang menang melepas helmnya. Seperti biasa lelaki itu bercermin lalu merapikan rambut serta bandananya. Ini menyebalkan! Paripurna Arga memaksa para gadis untuk menahan jerit.

Dari arah belakang datang motor lainnya yang berhenti tepat di samping motor kesayangan Arga. Si empunya melakukan hal yang sama seperti Arga tadi. Namun lelaki itu malah terkikik saat merasakan pelukan serta seseorang yang bergumam ketakutan.

"Allahuma bariklana fima rozaktana wakina aza bannar, aamiin." Luna sampai tidak menyadari kalau dia salah membaca doa. Gadis itu menggigil layaknya para penderita paranoia yang kambuh.

Dan Argantara yang menyaksikannya pun memilih untuk pergi saja. Dari tadi sepanjang perjalanan Luna tak henti-hentinya memeluk Joshua. Dua-duanya menjengkelkan karena dua-duanya tukang modus!

Cewek gatel, gerutu Arga membatin. Bibirnya mencebik, langkah kakinya dihentakkan, hatinya terbakar setengahnya. Anehnya ini terjadi tanpa sebab.

"Sebenarnya aku gak mau kasih tau, tapi kita udah sampai Luna," ujar Joshua sambil terkekeh. Detik itu juga Luna membuka matanya dan seketika terkesiap.

"Omamak! Alhamdulillah aku masih hidup. Huh ... kirain tadi udah di akhirat. Huh hah ... rasanya jantung aku terbang, Josh. Gak kuat takut, gak mau kayak gitu lagi. Pokoknya nanti pas pulang kalau mau kebut-kebutan lagi aku gak mau ikut!!" beo Luna dengan rasa paniknya yang diambang batas. Joshua tertawa kecil, menurutnya gadis ini menggemaskan. Dan mulai menjadi candu baginya.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang