VOTE + COMMENT YA !!
FOLLOW JUGA AKUN AUTHOR SUPAYA TAU PENGUMUMANSELAMAT MEMBACA ♡
☁☁☁
Setelah pengumuman itu menyebar dari mulut ke mulut, mendadak semua orang menyapa Luna ke manapun gadis itu melangkah. Luna merasa risih, kesekian kalinya dia berdecak sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara orang yang berjalan di sampingnya malah terbahak-bahak.
"Ish jangan ketawa Arga! Aku risih tau."
"Mereka caper, ya?" tanya Arga dan Luna mengangguk. "Pantasan kamu cemburu?" Luna mengangguk lagi. Sepersekian detik kemudian Luna baru ngeuh.
"Eh, nggak-nggak. Bukan gitu maksudnya. Anu lho ... umm ... maksud aku tuh—"
"Iya wajar kalau kamu cemburu orang yang nyapa aku semuanya cewek cantik," selah Arga usil. Luna memukul pelan lengan lelaki itu.
"Mereka nyapa aku bukan kamu. Gak usah GR deh."
"Haha ... bukan GR, El. Mereka emang nyapa kamu tapi coba kamu lihat matanya ngelirik siapa? Ngelirik aku, El. Iyalah orang Arga gantengnya selangit." Luna mendelik malas mendengar Arga yang kepedean. Gadis itu berjalan meninggalkan Arga. Sementara Arga malah semakin ketawa ngakak.
"Sore nanti kita main basket, yuk?" ajak Arga setelah berhasil menstabilkan dirinya. Melihat Luna yang mengangguk sambil tersenyum membuat Arga senang bukan main. Laki-laki itu akan terus mencari cara supaya bisa modus berduaan bersama Luna si pujaan hati.
─ ༊₊˚•.﹆─
Luna berdecak sebal. Sudah satu jam ia menunggu Arga di lapangan ini. Dia sudah melakukan peregangan mandiri, mendengarkan lagu, sampai musikalisasi puisi saking gabutnya. Saat mengantarnya pulang, Arga berjanji bertemu di lapangan pukul tiga sore. Tapi sampai sekarang lelaki itu belum memperlihatkan batang hidungnya.
Dengan tergesa-gesa, setelah memarkirkan motornya, Argantara berlari menghampiri gadis yang sedang terduduk sebal di bawah ring basket. Seragam basket warna hijau dengan dalaman kaos polos hitam, rambut dikuncir asal-asalan ke atas, kabel earphone, serta bola basket di sampingnya. Arga tersenyum.
"El!" seru Arga seraya terus menghampirinya. Yang dipanggil mencebikkan bibirnya kesal. Mendongakkan kepala menatap Arga dengan tajam.
"Ngaret satu jam!!" pekik Luna. Arga menggaruk tengkuknya sambil menunduk melihat wajah gadis itu.
"Sorry El. Tadi Bunda minta tolong beliin minyak goreng dulu ke supermarket. Mau aku tolak tapi Bunda ngancem bakalan potong uang jajan aku bulan ini. Aku gak mau dong nanti aku gak bisa traktir kamu makan, El," tutur Arga. Luna mendengus lalu tiba-tiba mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Arga [SELESAI]
Teen Fiction[ COMEDY ROMANCE ] Apa benar poin plusnya Arga itu hanya soal tampangnya yang sempurna? Tampan, putih, dan tinggi? Tidak ada yang lain? Misalnya rajin, suka menolong, pintar, disiplin, dan gemar menabung? Hmm ... JANGAN HARAP!! Dia Argantara Mahen...