[43] Joshua?!!

844 54 6
                                    

HAPPY READING

☁️☁️☁️

Satu pekan telah berlalu. Si user95 masih juga belum terungkap. Ali—kakaknya Luna—terlalu sibuk untuk mengurusi hal itu. Pekerjaan yang menumpuk menjadi alasan satu-satunya.

Namun, Arga, Joshua, dan Kenzo tidak juga menyerah. Ketiganya terus berusaha mengusut tuntas hingga ke akarnya. Terlebih Arga. Kekasihnya diperlakukan dengan buruk oleh orang lain dan tidak mungkin Arga akan diam saja seperti orang bodoh. Apalagi sekarang si user95 itu semakin gencar merundung Luna di instagram nya.

Ketiga lelaki itu ke luar dari ruangan ganti. Rencananya sore ini mereka mau mendinginkan suasana dulu. Bertiga itu akan bermain basket di lapangan sekolah. Ya, itung-itung healing.

Arga berjalan memasuki lapangan. Matanya melirik ke arah koridor di mana seorang gadis tengah duduk di sana sendirian. Melihat ke arahnya sambil tersenyum lebar. Arga pun tak mau kalah. Ia memberikan Luna sebuah finger love.

"Mau makan bucin, mau tidur bucin, mau basket pun bucin dulu. Hadeuh mas mas dunia serasa milik berdua, ya," sindir Joshua yang sudah jengah melihat kedua sejoli itu.

"Dunia milik Mansur, Josh. Kita sebagai Maemunah diam aja," timpal Kenzo, Joshua mengangguk, Arga berdecak.

"Ck. Lupa kalau ada si jomblo di dunia gue yang indah ini."

"Ngeselin banget ah asu." kedua lelaki itu mengumpat lantas mengambil bola basket di tepi lapangan. Mereka mulai memantulkan si oranye ke tanah sambil sesekali berusaha melakukan shooting.

Argantara merebut bola dalam genggaman tangan Joshua tepat sebelum lelaki itu mencetak angka. Bolanya direbut tentu saja Joshua tidak terima. Ia mengejar Arga yang sedang bersiap mencetak gol.

WUSH

"Ya!" Arga berseru penuh kemenangan. Lelaki itu membalikkan badannya menghadap Luna yang mulai mengeluarkan sorak-sorak suaranya.

"KAMU KEREN ARGA!! SEMANGAT!!" Lunaisa mengepalkan kedua tangannya menyemangati sang kekasih. Wajahnya amat berseri begitu melihat senyuman Arga yang merekah di tengah sana.

"Semangat ayang! Harusnya gitu dong," cibir seseorang, Luna memberengut. "Gitu aja marah. Utututu ... jangan marah dong nanti aku bilangin ke Mama Lusi lho."

"Bilangin aja sana. Umm ... kamu kenapa belum pulang?"

"Kenapa kenapa. Dari tadi 'kan gue piket di kelas, baru kelar ini. Makanya lo tuh jangan sibuk pacaran sama Arga mulu jadinya lupa dunia." Rihanna Sarah itu merotasikan bola matanya ke atas sementara Lunaisa hanya menampilkan deretan gigi putihnya. "Nyengir, ya, hmm?!" gemas Sarah pada Luna. Sejak saat itu, keduanya menjadi teman baik. Luna memaafkan semua kesalahan Sarah dan Sarah berjanji tidak akan mengulangnya kembali.

"Hmm ... gue duluan, ya, Lun. Udah dijemput sama pacar, mau hangout. NGAHAHAHAHA ...."

"Yaudah sana, selamat ber-hangout ria!!" seru Luna ceria. Sarah mengangguk singkat lantas melenggang menyusuri koridor yang nyaris sepi ini. Nyaris? Ya, tentu saja karena beberapa anak basket tampak menggerutu saat Argantara Mahendra melarang mereka melaksanakan kegiatan ekskul sore ini. Alasannya karena Arga ingin menggunakan lapangan utama secara pribadi bersama teman-temannya. Yang merasa bukan sahabatnya Arga, gak boleh gabung.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang