HAPPY READING ♡
☁️☁️☁️
"Kita temenan aja, ya." bukan pertanyaan, tapi pernyataan. Luna tidak meminta persetujuan dari Joshua. Menyakitkan bagi Joshua. Baru kali ini dia ditolak saat menyatakan cinta.
Masih dengan senyumannya, Joshua mengangguk kecil. "Iya."
Setelahnya suasana terasa canggung bagi Luna. Padahal kalau yang ia lihat dari Joshua sih santai-santai saja. Lelaki itu bahkan mempersilahkan Luna menyantap makanannya saat pramusaji mendatangi meja mereka. Ada sedikit kekecewaan di wajah tampan itu. Tapi tidak begitu mendominasi. Mungkinkah Joshua tadi hanya bercanda?
Tidak nyaman terus-menerus terjebak dalam situasi canggung dengan berbagai spekulasi dalam kepalanya, Luna melirik jam tangannya lalu meminta Joshua mengantarnya pulang. "Oh iya waktu aku udah habis ya buat pinjam kamu nya. Umm ... itu makanannya masih ada mau dibungkus gak?"
"Boleh deh siapa tau nanti malam aku pingin ngemil lagi, hehe," jawab Luna dibalas anggukan mengerti oleh lawannya. Joshua kembali memanggil pelayan dan memintanya untuk membungkus makanan Luna. Tidak memakan banyak waktu, Joshua menerima bungkusan makanan itu.
"Ayo Luna," ajak Joshua seraya memberikan bungkusan makanan itu pada si empunya. Mereka kembali berjalan menuju lobi dan memasuki mobil Joshua. Di dalam sana suasananya sunyi dan Luna tidak suka hal itu.
"Kamu marah ya Jojo?" tanya Luna pelan. Joshua berdeham pelan, dia melirik Luna yang sedang menundukkan kepalanya.
"Marah kenapa?" tanya balik Joshua yang tidak mengerti. Gadis itu memainkan jarinya. Dia ragu membahas ini lagi, tapi ....
"Karena aku nolak kamu."
"Oh hahahaha nggak lah ngapain sensi amat aku kalau kayak gitu."
"Bohong?!" todong Luna dan Joshua menghela napasnya pelan.
"Gini ya, Lun. Jujur aku memang sedih plus kecewa karena kamu nolak aku. Tapi ya gimana itu udah jadi keputusan kamu. Aku gak mungkin lah maksa kamu buat terima aku, ke sananya juga gak akan benar jadi percuma. Umm ... lagian aku anggap kalau masalah kayak gini tuh gak beda jauh sama kompetisi, ada menang ada kalah, ada yang diterima ada yang ditolak," tutur Joshua. "Well, setidaknya kita masih temenan. Aku harap sih kamu gak usah canggung lagi, tegang banget dari tadi mukanya hahaha ...."
Luna mencebik mendengar kalimat terakhir Joshua. "Itu ... aku takut bikin kamu tersinggung. Takutnya aku terlalu kasar tadi sama kamu."
Joshua tersenyum tipis. Ia membalikkan badannya menghadap Luna karena kebetulan mereka sudah sampai di depan rumah gadis itu. Tanpa diduga, Joshua menepuk-nepuk puncak kepala Luna. "Kamu tuh perempuan baik. Harus dapat laki-laki yang baik juga," ucap Joshua lembut. Lunaisa menatap teduh lawannya.
"Hehe ... udah sana pulang, pangerannya udah nungguin tuh," kata Joshua seraya menunjuk seseorang menggunakan dagunya. Luna refleks mengikuti arah pandang Joshua dan betapa terkejutnya ia melihat sosok itu lagi dengan wajahnya yang gak nyelow.
"Arga?!" pekik Luna. Buru-buru ia menuruni mobil Joshua lalu menghampiri Argantara Mahendra.
"Bagus ya bagus. Siapa yang ngerawat siapa juga yang ngajak jalan. Gak tau diri emang!" ketus Arga. Luna gelagapan, entah kenapa dia tidak mau Arga salah paham padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Arga [SELESAI]
Teen Fiction[ COMEDY ROMANCE ] Apa benar poin plusnya Arga itu hanya soal tampangnya yang sempurna? Tampan, putih, dan tinggi? Tidak ada yang lain? Misalnya rajin, suka menolong, pintar, disiplin, dan gemar menabung? Hmm ... JANGAN HARAP!! Dia Argantara Mahen...