[22] Pengakuan Arga

1.7K 81 3
                                    

ADA YANG DIAKUI TAPI BUKAN PACAR

MAU CEMBURU TAPI SADAR GAK PUNYA HAK

EAKK

HAPPY READING GAIS

☁☁☁

Saat bel istirahat berbunyi semua siswa SMA Merdeka berbondong-bondong menuju kantin. Begitu pula dengan Kenzo yang mengajak Jessy, Jessy yang mengajak Arga, tapi Arga malah menyuruh mereka untuk duluan.

"Oke deh di meja biasa, ya, Ga," ucap Jessy diangguki Arga. Laki-laki itu setengah berlari menuju gedung IPS. Tapi sebelumnya dia sudah mengirimkan pesan pada Joshua agar langsung ke kantin. Hal ini dilakukannya supaya Joshua tidak bertemu Luna dulu.

Di depan kelas 11 IPS 1, Arga terdiam melihat ke satu gadis yang sedang menelungkupkan kepala di atas mejanya. Kedua kaki gadis itu dimaju-mundurkan. Sudut bibir Arga tertarik ke atas. Tanpa ragu ia melangkahkan kaki memasuki ruangan kelas itu.

"Hai, El!" Arga menyapa Luna sambil menyengir. Yang disapa mendongakkan kepala lantas tersenyum. "Ayo ke kantin."

"Emangnya gapapa?"

Pertanyaan bodoh Luna terasa nyelekit bagi Arga. Semua orang juga mengingatnya, Argantara Mahendra yang paling membenci kehadiran Lunaisa El Kezriye di dunia ini. Hanya karena masa lalu kelam orang tuanya Arga jadi bertindak kasar sesuka hatinya.

"Siapa yang bakal nyakitin kamu? Gak akan ada yang berani. 'Kan, kamu punya aku," balas Arga. Sebenarnya ia tertohok dengan ucapannya sendiri. Dia manusia yang paling tidak tahu malu, setelah menyakiti kini malah pura-pura amnesia. "Elah kelamaan mikir! Ayo." Arga menarik tangan kiri Luna lalu menggandengnya menuju kantin.

Setelah kepergian Arga dan Luna semua siswa kelas 11 IPS 1 membicarakan keduanya. Semuanya semakin terasa aneh ketika Argantara si pentolan dengan bandana hitamnya itu makin dekat dengan Luna. Tidak ada lagi Arga yang kasar. Tidak ada lagi kasus perundungan pada Lunaisa El Kezriye setiap harinya. Aneh, bukan?

Terngiang-ngiang pertanyaan Luna serta raut polosnya, Arga jadi tidak enak hati. Selama ini Luna pasti ketakutan. Tentu bukan hal yang mudah saat harus hidup disertai perasaan diintimidasi setiap harinya. Terlebih lagi Luna tidak bersalah.

Saat sampai di kantin, Arga menghentikan langkahnya tepat di tengah-tengah ruangan. Ia melihat ke samping di mana gadis itu sedang menatapnya sambil mengedip-ngedipkan mata gemas.

Arga menarik napas panjang lalu menarik kursi lalu menaikinya. "WOI!! DENGAR SINI GUE MAU NGASIH PENGUMUMAN!!!" teriak Arga mengundang rasa penasaran dari orang-orang. "MULAI SEKARANG JANGAN ADA LAGI YANG BERANI GANGGU LUNA. DIA SAHABAT GUE. KALAU LO SEMUA MASIH NEKAT GANGGU DIA, BERARTI LO DALAM BAHAYA KARENA BAKAL LANGSUNG BERHADAPAN SAMA GUE, ARGANTARA MAHENDRA!!!"

Kaget? Pasti.

Mengerikan? Iya jelas orang Arga yang berbicara.

Tidak percaya? Wajar karena tiba-tiba ada hal seperti ini di dunia ini.

"PADA DENGAR KAGAK LO PADA?!!"

"Iya, dengar."

"Good." Arga kembali menuruni kursi itu lalu menatap Luna yang tengah menundukkan kepala. Luna benar-benar malu campur takut. Bukankah dengan begini orang-orang akan semakin membencinya?

"No one can hurt you. Remember this, you have me. I always be with you, El," ucap Arga seraya mengelus belakang kepala Luna. "Ayo jalan, kita makan dulu. Ntar keburu bel." dan Luna menurut saja.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang