11. SATYA

4.1K 379 19
                                    

Sena mengangkat satu alisnya saat mendengar OSIS yang mengumumkan harus ada perwakilan minimal dua orang untuk mengikuti acara untuk bulan depan, lebih tepatnya mengikuti lomba. Para anggota OSIS hanya menunggu kelas Velite untuk menunjukkan siapa yang akan menjadi perwakilan nanti.

Sena mengerutkan keningnya, menunjuk dirinya sendiri saat para murid menoleh padanya. "What?"gumam Sena.

"Kenapa harus gue?"tanya Sena, ia sedang malas untuk mengikuti acara apapun. Tapi sialnya mereka malah menunjuk dirinya untuk menjadi perwakilan.

"Karna satu orang sudah ditunjuk, kita membutuhkan minimal satu orang lagi. Bisa dibantu lagi?"tanya salah satu anggota OSIS itu.

"Satyaaa!!!"

Semua murid meneriaki nama Satya, sedangkan yang memiliki nama tersebut sontak menoleh. "Gue?"tunjuknya pada diri sendiri.

"Kenapa harus gue?"tanya Satya heran.

"Tuh kan cocokk."ucap murid serempak, mereka tersenyum geli. Satya mengerutkan keningnya, ia menanyakan pada teman sebangkunya. Azkara Malendra, atau yang biasa disebut dengan Azka.

"Kok pada ngomong gitu?"tanya Satya pada Azka.

Sedangkan Azka memutar bola matanya malas, temannya terlalu telmi untuk seperti ini. Tapi ia heran mengapa Satya selalu mendapati juara dikelas. Itu menyebalkan, meski dirinya mendapati juara juga sih.

"Sena tadi bilang gitu, sama kayak lo. Jadinya pada bilang cocok."ujar Azka memberitahu.

"Makannya jangan ngebug mulu setan."ucap Reyhan, teman yang duduk didepan mereka. Reyhan Zayidan.

Satya mengangkat bahunya acuh tak peduli. Pandangannya fokus ke depan mendengarkan salah satu OSIS yang sedang menjelaskan.

"Pulang sekolah, kalian berdua bisa ke ruangan OSIS dulu untuk memastikan apa yang akan kalian ikuti diacara nanti."ucap sang OSIS memberitahu.

Sena mengangkat tangannya, hal itu membuat dirinya menjadi perhatian kelas. "Ya Sena ada yang mau ditanyakan?"tanya salah satu diantara mereka, tentu mereka sudah hafal dengan wajah Sena. Sena adalah langganan ruang BK, maka tak heran banyak yang mengenalnya.

"Gue sama Satya mau ikut lomba musik aja, catet dari sekarang. Lomba musik, biar nanti pulang sekolah langsung pulang. Males banget deh harus ke ruang OSIS ewww."ujar Sena, ia menoleh ke arah lawan. Dimana Satya menatap dirinya juga.

"Musik aja ya? Iya gak? Oke, sip udah itu catet."ujar Sena.

Semua orang melongo melihat kelakuan Sena, mau heran t-tapi dia Sena. Karna tak mau berdebat dan membuang-buang waktu, OSIS yang menjabat sebagai sekretaris itu mencatat disebuah buku. "Karna kelas Velite sudah kami catat nama untuk perwakilan acara lomba nanti, masih ada sisa lama untuk kalian tentuin lagu apa yang akan dibawakan nanti. Karna waktu sudah mau habis, kami mengucapkan terimakasih atas partisipasinya dari kelas Velite. Assalamu'alaikum wr.wb."

"Waalaikumsalam wr.wb."

Setelah melihat kepergian anggota OSIS, Sena menghampiri meja Satya. "Sattt."panggil Sena.

Satya menoleh ketika merasa dipanggil, ia memberikan senyuman tipis untuk Sena. Tentunya dibalas senyuman juga oleh Sena. Banyak yang menjodohkan mereka untuk berpacaran, namun sepertinya Sena tak tertarik. Berbeda dengan Satya, yang menyembunyikan perasaannya untuk Sena.

Tak apa, lebih baik ia mencintai dalam diam jika harus memaksa seseorang untuk membalas cintanya. Apalagi menerima cintanya hanya kasihan, itu sangat menyakitkan. Lebih baik menolak secara jelas darimana menerima secara kasihan.

"Emm, satu bulan ke depan kalo kita pake buat latihan gimana? Lumayan kan biar bisa tampil bagus diacara nanti."ucap Sena, ia duduk di bangku depan, tepat disebelah Reyhan. Karna teman sebangku Reyhan sedang keluar tak apa kan ia duduk sebentar?

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang