38. SERANGAN

2.1K 231 10
                                    

Sena turun dari panggung ketika ia menyelesaikan nyanyiannya, sedari tadi matanya mengikuti kemana Azriel pergi. Bahkan lelaki itu terlihat seperti terburu-buru, ditambah dengan raut wajah yang berbeda.

"Sen mau kemana?"

Sena menoleh, melihat Satya yang menahan tangannya. "Gue ada urusan."jawab Sena.

"Penting?"

Sena mengerutkan keningnya. "Enggak sih, kenapa emangnya?"tanya balik Sena, menatap wajah Satya yang kini menatapnya juga.

"Jangan dulu pergi, bentar lagi ada pengumuman juara."ujar Satya, Sena yang mendengarnya sontak mengerjapkan matanya.

"Y-ya udah duduk."ujar Sena, didalam.

Satya melirik Sena secara diam-diam, bisa dilihat jika wajah perempuan itu terlihat gelisah. "Lo kenapa kaya gelisah gitu?"tanya Satya.

Sena menoleh ke samping, dimana Satya yang duduk disampingnya. "Gapapa."jawab Sena.

Satya mengangguk tanda paham, tanpa lama ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sedangkan ditempat Azriel, lelaki itu terus berlari mengejar orang yang berhasil kabur tadi. Setelah mengecek pesan yang dikirim oleh Tegar, tanpa lama Azriel mengikuti kemana orang itu pergi melalui arahan.

Dibelakang sana, ada keempat temannya yang ikut berlari menyusul dirinya. Langkah lebar Azriel terhenti saat ia berada ditengah-tengah hutan, banyak pohon pinus tinggi yang berjajar rapih.

Kabut putih membuat penglihatan Azriel tak jelas, ia berputar untuk mencari orang itu. Mendengar suara aneh, sontak Azriel menoleh ke belakang.

Disana, terlihat ada dua orang yang berdiri dibaluti baju serba hitam. Azriel mengernyit, kakinya perlahan menghampiri kedua orang itu.

Mereka berhadapan dengan jarak satu meter, Azriel menatap orang itu dengan tatapan tajam. Rahang yang mengeras dan tangan yang mengepal dibawah sana.

"Siapa kalian?"tanya Azriel to the point.

Kedua orang itu menunduk, lalu mengangkat dagunya. Lagi lagi Azriel mengernyitkan dahinya ketika melihat dua orang itu memakai topeng.

Keempat temannya kini telah berada disampingnya, mereka sama halnya dengan Azriel yang bingung.

Kelima lelaki itu sontak memundurkan langkahnya ketika satu orang dari mereka maju.

"Siaga satu."bisik Tegar pelan, matanya menatap fokus orang itu.

Orang itu bertepuk tangan dengan tertawa nyaring, hal itu membuat Azriel semakin penasaran.

"Kalian penasaran gue siapa?"tanya orang itu.

Azriel menggeram kesal, tanpa merasa takut ia menghampiri orang itu. Yang kini mereka saling berhadapan dengan jarak yang dekat.

"Mau lo apa sebenernya?"tanya Azriel, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana.

"Mau gue? Mau gue cuma satu, liat cewe lo menderita. Bukannya itu bagus?"tanyanya.

Azriel mendecih, ia tertawa sinis. "Bikin cewe gue menderita? Cewe gue gak selemah itu, asal lo tau."ujar Azriel.

Mendengar ucapan Azriel, sontak ia tertawa keras. "Gak selamah itu? Lo yakin? Coba liat ini."

Satu temannya menghampiri mereka, memberikan ponsel yang tertera satu video didalamnya.

"Liat ini."

Tanpa lama Azriel merampas ponsel tersebut, matanya fokus menonton video dilayar tersebut.

SHE IS MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang